Cea POV
"Cea... Mengapa mereka lama sekali?, masa mengobrol hampir 2 jam"sudah yang ke 100 kali hyla selalu menanyakan itu. Aku sampai lelah mendengarnya. Yah... Memang kami sudah menunggu ibu dan nasa hampir 2 jam. Entah apa yang diobrolkan ibuku dan nasa, aku pun juga lelah menunggu mereka. Tapi tidak lama kemudian akhirnya mereka datang.
"Maaf, membuat kalian menunggu lama"
bukan... Itu bukan suara nasa, melainkan ibu. Mana mungkin nasa akan mengucapkan itu, malah dia terlihat biasa biasa saja, dari wajahnya seperti tidak memiliki salah apapun.
"Ah... Iya bibi, tidak apa apa" aku memutar bola mata malas mendengar ucapan heli, padahal dia juga sama saja dengan hyla. Selalu mengoceh.
"ibu mengapa sangat lama?, apa yang kalian bicarakan?"
"Tidak ada hal penting yang kami bicarakan" aku menatap curiga ibu.
"ibu tidak berbohong kan?. Tidak mungkin jika kalian tidak membicarakan hal penting akan memakan waktu sangat lama" kulihat ibu menghela nafas.
"Kau memang selalu mengetahuinya"
"Yasudah ceritakan apa yang kalian lakukan didalam"
kulihat ibu menghela nafas, lalu mereka duduk di kursi yang masih kosong, setelah itu ibu menceritakan mengapa mereka lama didalam. dia menceritakan pada kami semuanya, kecuali masalah aku yang sang legenda dan juga anak dari raja demon.
"Apa... Jadi nasa bersaudara dengan cea" ibu dan nasa hanya menganggukkan kepala mengiyakan ucapannya."Berarti cea bukan dari klan biasa. Dia berasal dari kerajaan, dia juga puteri kerajaan" kulihat fara, hyla dan heli menatapku intens.
"Kenapa saat itu kau mengatakan jika kau berasal dari klan witch?" Aku menatap ibu meminta pertolongannya.
"Em... Mungkin karena bibi menikah dengan klan witch, jadi ya cea lebih memilih klan witch, ketimbang kerajaan angel. Alasannya mungkin karena cea tidak ingin dianggap puteri, dan diperlakukan istimewa" aku menganggukkan kepala pertanda menyetujui ucapan ibuku. Dan mereka hanya ber oh ria.
"Kalian ingin makan apa?, Khusus kalian gratis" mata mereka langsung berbinar mendengar hal itu.
"Wah... Benar bi?"
ibu menganggukkan kepala mengiyakan pertanyaan mereka. Lalu mereka memanggil pelayan dan memesan banyak sekali makanan. Dasar mereka...
Setelah puas kami makan. Kami berpamitan pada ibuku, karena kami akan kembali ke academy."Bibi. Terima kasih banyak ya untuk makanannya. Maaf jika kami merepotkan" ucap fara tak enak.
"Tidak masalah. Kalian tidak merepotkan. Oh ya apa kalian tidak ingin menginap dirumah bibi saja?"
"Em... Bagaimana ya bi, inginnya sih begitu. Tapi besok kami sudah masuk sekolah. Bagaimana saat libur saja, sebentar lagi sekolah akan diliburkan, karena academy akan mengadakan lomba seperti tahun tahun sebelumnya. Mereka mengundang murid dari academy lain" ucap heli.
"Yasudah, lain kali saja" mereka pun satu persatu memeluk ibuku sebagai tanda perpisahan. Saat aku berada dihadapan ibu, mataku sudah berkaca kaca. Tidak ingin berpisah dengannya.
"ibu... Aku tidak ingin kembali ke academy, aku ingin bersamamu saja"
"Sayang, jangan begitu, kau harus kembali ke academy. Lagi pula sebentar lagi kalian juga akan menginap dirumah kan""Tapi..." Belum selesai aku mengucapkan kalimat pada ibu, tanganku sudah ditarik oleh nasa.
"Sudah ayo. Ini sudah sangat sore. Jangan menangis seperti anak kecil, kau hanya tunggu satu minggu lagi, nanti kita semua akan menginap dirumah bibi rina, bukan cuman kau, tapi kita semua" akhirnya aku hanya pasrah, menunggu hari itu tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eyes Academy (SUDAH TERBIT)
FantasyEurycea wilderae. Gadis 16 tahun yang mengalami mimpi aneh di malam hari ulang tahunnya yang ke 17. Dan sebuah fakta pun terungkap. Dia yang bukan putri kandung ibunya, yang selama ini merawatnya. Dia yang bukan manusia biasa. Dia yang memiliki semu...