Terlahir dari keluarga yang agamis dan pernah mengenyam pendidikan di pesantren saat ia masih kecil, membuat ian tumbuh menjadi lelaki yang taat beragama. Lihat saja wajahnya yang shining shimmering splendid karena selalu dibasahi dengan air wudlu yang tak kalah dengan skincare ala-ala Korea.
Namun, ada satu hal yang perlu digarisbawahi, bahwa Ian juga berteman dengan anak-anak yang tak bisa dikatakan nakal. Mereka hanya suka bermain dengan hati perempuan dan kadang-kadang melakukan hal gila, jadi jangan kaget jika anak pak ustadz ini sedikit terkontaminasi.
"Fahrian, bantuin Umi bawain ini ke mobil, Nak." Ian yang begitu mendengar uminya meminta bantuan langsung berjalan mendekat bukan apa-apa dia hanya tak ingin mendengar ocehan uminya tentang azab anak yang tak mendengarkan orang tua yang lamanya bisa sampai tiga sks.
"Iya Mi," katanya, lalu mengambil barang bawaan uminya dan menaruhnya di mobil.
"Ke mana Mi?"
"Jati Padang." Ian mengerutkan dahi, dia belum pernah ke tempat itu.
"Ian nggak tau tempatnya."
"Ya kan nanti Umi kasih tau. Terus nanti kamu jangan langsung pergi, nggak ada kuliah kan hari ini. Kamu nanti bantuin Umi." Seperti biasa jika umi sudah bersabda maka tak ada yang bisa dilakukan Ian selain menurutinya.
"Mi."
"Apa?"
"Dulu Abi sama Umi bisa nikah itu gimana?" tanya Ian sambil mengendarai mobil di tengah kemacetan Jakarta.
"Nggak gimana-gimana, kami ta'aruf." Ian menghela napas baru saja ia ingin menanyakan kiat-kiat menarik hati perempuan, tapi jawaban uminya membuatnya enggan bertanya, terlihat jelas uminya tak punya pengalaman.
"Kenapa? Kamu pengen nikah?"
"Umi, Ian masih kuliah."
"Umi juga waktu nikah masih kuliah." Ya untuk hal itu Ian juga tahu.
"Tapi, waktu itu Abi udah kerja." Uminya mengangguk membenarkan.
"Kenapa kamu tanya kayak gitu?"
"Gini Mi, temen-temen Ian lagi deketin cewek."
"Kamu nggak?" Ian menggeleng. Ya Allah, maafkan Ian yang sudah berbohong pada uminya.
"Terus?"
"Ceweknya galak Mi nggak suka dideketin cowok." Uminya mengangguk.
"Bagus itu, jadi cewek harus jual mahal jangan mau dirayu dikit langsung ngikut apalagi tuh temen kamu yang ganteng, yang suka ganti cewek kayak ganti menu makanan." Umi hampir saja memulai sesi gibah tentang Aksa.
"Tapi, dia cantik?" tanya uminya.
"Cantik Mi."
"Cantik mana sama Umi?" Ian diam, semua jawaban membuatnya serba salah, jujur akan membuat uminya kesal, bohong akan menambah dosanya.
"Cantik banget ya dia, sampai kamu bingung jawabnya," kata uminya sementara Ian hanya diam.
"Umi, cara deketin cewek galak itu gimana mi?" tanya Ian.
"Nggak gimana-gimana, galak itu cuma pertahanan diri, buat dia nyaman sama keberadaan kamu jangan terlalu memaksa," kata uminya.
"Lampu merah belok kiri."
"Iya Mi."
"Tapi, jangan suka sama cewek itu ya Kak, Umi udah nemuin calon yang pas buat kamu." Deg apakah ini tanda-tanda Ian akan dijodohkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
✅𝕃𝕠𝕧𝕖 𝔾𝕒𝕞𝕖
RomanceBerawal dari saling mengaku sebagai idola kampus, tujuh lelaki saling bertaruh untuk menjadikan wanita pertama yang melewati pintu dari lapangan indoor untuk membuktikan kepopuleran mereka. Namun, sayangnya gadis yang masuk ke lapangan indoor di ken...