Epilog 4: i don't want let you get hurt

1.3K 178 23
                                    

Hembusan angin malam tak membuat Bara mengurungkan niatnya untuk mengamati sebuah kamar di lantai dua kediaman Prabu. Sore tadi dia melihat status WA dari sepupunya, Giselle tentang kepulangan Kinan ke Indonesia. Dia melihat wajah Kinan yang tampak semakin bule dengan rambut panjang blonde yang tampak sangat pas dengan kulit putihnya.

Itulah kenapa sekarang dia berada di kediaman keluarga Prabu, dari atas motornya ia bisa melihat siluet beberapa gadis yang tengah membereskan barang-barangnya atau mungkin melakukan hal lain dan tak perlu ditanya siapa nama gadis-gadis itu. Iya salah satu di antaranya adalah gadis yang selalu ia harapkan untuk kembali di hidupnya, tapi ia tak berani untuk kembali menemuinya.

Ia hanya akan menorehkan luka bagi Kinan jika ia  menemuinya lagi. Sudah cukup bagi Bara melukai Kinan sekali dia tak ingin melakukannya lagi.

"Welcome home Nan." Sebuah kalimat penyambutan yang tak akan pernah Kinan dengar, tapi tak apa, Bara tak mengharapkan balasan. Selama gadis itu baik-baik saja, dan masih bisa tertawa bahagia itu sudah cukup baginya.

"Woi maling!" panggil suara dari arah rumah Kinan dan Bara hanya tersenyum sekilas saat Katon mendekat ke arahnya.

"Nggak ada maling secakep gue," katanya dengan bangga.

"Samperin elah, udah bertahun-tahun gue liat lo kayak penguntit diem ngejogrok di depan rumah gue liatin kamar kosong. Creepy tau nggak sih lo," sindir Katon tapi Bara hanya tersenyum.

"Lain kali aja. Gue nggak mau bikin dia keinget masa-masa yang bikin dia luka."

"Sampai kapan sih lo kayak gini. Capek gue liatnya."

"Jangan liat makanya."

"Gimana gue nggak liat tuh si Giselle tiap hari nyuruh gue bawa balik si Kinan biar lo nggak ngabisin duit bolak-balik ke Brooklyn." Bara lagi-lagi hanya tersenyum, ia tahu bahwa Katon kini berada di pihaknya, tapi masalahnya adalah Bara tak ingin masuk kembali ke hidup Kinan. Dia hanya cukup menjadi pengamat.

"Senyum aja lo. Samperin sana! Lo pikir gampang apa gue bujuk tuh nenek sihir?"

"Makasih Ton, tapi gue nggak ada muka buat ketemu Kinan. Gue nggak pantes buat Kinan."

"Emang Kinan malaikat? Kagak bro dia banyak dosa nggak usah pake alasan pantes nggak pantes deh."

"Lo beneran saudara kembar Kinan gak sih?"

"Justru karena gue saudara kembar dia, makanya gue tau gimana dia. Dia udah baik-baik aja Chan. Justru dia bakal nggak baik-baik aja kalo lo kayak gini terus. Gerak dong."

"KATON, GISELLE MAU PULANG!!"

"Lo dipanggil tuh." Katon menoleh ke belakang dan melihat Kinan yang berkacak pinggang sepertinya nenek sihir ingin marah.

"Lo ju—" Baru saja Katon hendak mengajak Barchan masuk ke rumah, tapi suara motor Barchan menandakan lelaki itu pergi lagi.

"Dasar pengecut."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✅𝕃𝕠𝕧𝕖 𝔾𝕒𝕞𝕖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang