Sebuah keterpaksaan bagi Kinan untuk menemui Sean, berulang kali dia berkata pada hatinya untuk tetap tenang dan tak membuat masalah dan mendengarkan kata otaknya.
Namun, semuanya sulit dikontrol saat Sean duduk di sofa dengan balutan kemeja kerja warna biru lembut dan jangan lupakan wajah itu, wajah yang semakin lama semakin terlihat tampan tak heran jika dulu Kinan tak pernah bosan untuk melihatnya lagi dan lagi.
"Pulang kerja Kak?" tanya Kinan berusaha bersikap biasa saja.
"Iya," katanya.
"Kamu apa kabar?" tanya Sean.
"Aku baik, Kakak gimana?" Harus Kinan akui Sean bertambah kurus dan itu membuat ia bertanya-tanya apa Sean makan dengan benar.
"Masih sayang sama kamu."
Jawaban yang langsung menyerang benteng move on di hati Kinan, hanya dengan satu baris kalimat dari Sean, Kinan bisa kehilangan kata-kata. Ternyata Sean masih sesakti dulu karena hanya di depan Sean, Kinan lupa cara bersikap kasar.
"We are over, Kak. Tolong jangan buat semuanya sulit," kata Kinan memperjelas batas hubungan mereka.
"Aku nggak pernah ngeiyain Kinan. Kamu tiba-tiba bilang kita selesai tanpa persetujuan aku. Kamu block aku. Kamu menghindar dari aku. Semua orang yang deket sama kamu selalu nyembunyiin kamu dari aku. It's killing me Kinan. Kita nggak pernah berantem kita nggak pernah ada masalah lalu tiba-tiba ini semua terjadi. Please tell me what actually happen? Aku punya hak buat tau."
Kinan tahu dia membuat keputusan itu sendiri dia tahu dia menyakiti Sean juga, tapi jika ia mendengar satu kata tidak dari Sean saat itu, ia yakin ia akan berubah pikiran jadi satu-satunya cara untuk melindungi diri adalah menghindar.
"Aku hargain semua keputusan kamu asal kamu kasih tahu aku alasannya. Aku selalu nebak-nebak hubungan kita yang tak ada masalah tiba-tiba harus berakhir seperti ini."
"Karina."
"Huh?"
"Karina, ini semua karena dia."
"Maksud kamu?" tanya Sean.
"Aku cemburu sama hubungan Kakak dan Karina."
"Ya Tuhan Kinan kami hanya temenan, dia sahabat aku dari kecil kami udah kayak saudara."
"Kakak mungkin mikir aku egois karena nggak bisa ngertiin hubungan Kakak sama Karina, tapi wanita mana di dunia ini yang mau di jadiin nomor dua bahkan jadi nomor satu pun aku nggak mau Kak. Aku cuma mau cuma ada aku wanita di hati Kakak. Kakak selalu pergi tiba-tiba di kencan kita hanya karena Karina nelpon Kakak. Kalo Kakak emang hargain perasaan aku, Kakak harusnya nggak pergi waktu itu."
"Jadi itu semua karena itu?"
"Mungkin bagi Kakak itu masalah sepele, tapi bagi aku nggak Kak, aku nggak mau terus-terus suka sama orang yang nggak pernah jadiin aku prioritas. Oke Kakak emang bilang Kakak sayang sama aku, tapi apa Kakak bisa buktiin rasa sayang Kakak dengan cara ninggalin Karina buat aku?"
Sean terdiam, dia dan Karina adalah sahabat sejak kecil, dan hanya ia yang Karina punya saat ini.
"Kinan, Karina cuma—"
"Aku tau dia cuma punya Kakak, dia nggak punya siapa-siapa lagi, aku nyoba ngerti Kak, tapi sampai kapan?"
Sean tak bisa menjawab semuanya, dia juga tak tahu sampai kapan ia dan Karina akan berhubungan seperti ini.
"Kakak nggak bisa jawab kan?" Kinan menghela napas.
"Sekarang Kakak udah tau alasannya, aku nggak mau sakit dan cara aku ngelindungin diri aku adalah dengan mengakhiri hubungan kita. Aku harap Kakak ngerti dan terima keputusan aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
✅𝕃𝕠𝕧𝕖 𝔾𝕒𝕞𝕖
RomanceBerawal dari saling mengaku sebagai idola kampus, tujuh lelaki saling bertaruh untuk menjadikan wanita pertama yang melewati pintu dari lapangan indoor untuk membuktikan kepopuleran mereka. Namun, sayangnya gadis yang masuk ke lapangan indoor di ken...