19. Tobatnya Sang Buaya

1.9K 296 31
                                    

Kamis harusnya menjadi healing bagi Kinan yang menghabiskan semua kesialan di hari rabu kemarin. Ia pikir hari kamis dimana setelah selesai dengan jadwal kuliah pukul 10.00 tanpa ada tugas dia bisa kembali pulang menikmati pemandangan oppa-oppa tampan atau hanya sekedar tidur tanpa diganggu.

Namun, rencana yang tersusun rapi itu digagalkan dengan sangat sempurna oleh ayahanda, Prabu Wibowo yang dengan tegasnya meminta untuk menemani anak temannya untuk membeli buku bekas di salah satu tempat langganannya karena buku yang ia cari tak tersedia di toko buku.

"Pa, kenapa harus sama Kinan? Kinan mana ngerti hukum," protes Kinan yang hanya dianggap buih dilautan.

"Papa nggak nyuruh kamu nyari bukunya, Papa nyuruh kamu nemenin dia ke sana. Dia nggak familiar sama daerah itu Kinan."

Kinan memutar bola matanya kesal memangnya apa sulitnya mengandalkan Google Map dibanding mengganggu tidur siangnya.

"Pa ada namanya Google Map," Kata Kinan.

"Kinan, ayolah dia mana tau toko mana yang biasanya jadi langganan Papa."

"Ya Papa kasih tau dong." Kinan tak mau kalah.

"Masalahnya Papa sendiri lupa gimana bisa ngasih tau, kamu tau sendiri kan jalannya masuk-masuk. Udahlah nanti Papa kasih upah." Papanya mungkin mengira bahwa Kinan adalah mata duitan yang suka disogok dan nyatanya memang benar.

"Oke, cukup tambahin limit kartu Kinan."

"Kinan!"

"Kenapa Pa? "

"Kalo mama tau dia pasti ngomel sama Papa." Kinan tahu hal itu, tapi bagaimana lagi dia harus menggunakan kesempatan itu untuk meraih keuntungan.

"Mama nggak bakal tau kalo Papa nggak ngomong."

"Oke Papa tambahin limitnya."

"Oke senang berbisnis dengan anda Bapak Prabu."

"Tapi, saya tak senang berbisnis dengan anda." Kinan terkekeh dengan jawaban papanya.

"Ya udah, siap-siap mungkin Aksa sudah sampai di sana." Kinan melirik ke segala arah dan benar, dari arah gerbang ada sang buaya yang datang.

"Ya, dia udah di sini," kata Kinan.

"Ya udah baik-baik jangan bertengkar kayak kamu sama Katon. Kalo laper minta dia beliin makan jangan bikin masalah."

"Pa, Kinan nggak pernah bikin masalah."

"Oh ya? Mau Papa sebutin masalah kamu?"

"Nggak usah makasih. Ya udah Pa, Kinan nyamperin buaya dulu, sebelum ditarik domba-domba," kata Kinan saat menyadari bahwa kini di sekitar Aksa sudah ada banyak teman dan senior yang mengerubungi Aksa.

"Mana ada domba nyeret buaya. Tapi, ya udah Papa masih ada kerjaan. Take care ya sayang."

"Iya Pa bye." Kinan mematikan hpnya dan berjalan menuju ke arah Aksa.

"Sorry, tapi jumpa fansnya lain kali aja ya, buayanya mau pergi dulu," kata Kinan membelah kerumunan dan menarik Aksa keluar.

"Dih Mbaknya siapa sih? Sok ikut campur" Kinan menatap orang yang bicara itu sangat yakin bahwa gadis itu adalah juniornya.

"Gue pacarnya! Kenapa?" Kinan kelepasan, tapi nasi sudah menjadi bubur tinggal tambahin ayam, sambal sama kerupuk.

"Paling bentar lagi juga putus."

✅𝕃𝕠𝕧𝕖 𝔾𝕒𝕞𝕖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang