Seumur hidup Kinan mungkin ini pertama kalinya dia berada di dapur dengan niat untuk memasak bukan untuk mengutil makanan yang baru saja di masak oleh ibunda tercinta.
Kinan tampak ingin melarikan diri dari tempat itu sejak melihat betapa banyaknya bahan makanan yang ada di sana di tambah senyum manusia hitam manis yang melihatnya. Tak ada yang salah sebenarnya, tapi Kinan tak menyukai hal ini. Dapur dan dia sungguh bukan teman yang baik.
"Fi, ehm bisa nggak kita masaknya nggak usah pakai banyak bahan ini?" tanya Kinan.
Dia berpikir bahwa banyaknya bahan bisa membuat acara belajar masak dengan chef Luthfi ini akan memakan waktu yang panjang padahal dia baru saja mendapatkan drama terbaru dari Sandra.
"Nyokap lo yang beliin, tapi kalo misal lo nggak mau kita bisa simpen bahan ini di kulkas?" Mata Kinan bersinar ternyata hati Luthfi tak sehitam kulitnya.
"Serius?"
"Iya, jadi bahan mana yang mau kita pakai?" tanya Luthfi berpikir bahwa Kinan sudah menentukan ia akan membuat masakan apa.
"Bukan ini semua," kata Kinan sambil menunjuk banyaknya bahan-bahan segar di atas meja marmer.
"Terus?" Bingung tentu saja itu yang dirasakan Lutfi, bagaimana tidak? Jika bahan itu semuanya tak dipakai memang Kinan mau masak apa? Air? Buat apa? Buat mandi? Kan shower Kinan bisa untuk air panas.
"Kita nggak pakai itu tapi pakai—" Kinan menjauh dari Lutfi lalu mengambil sesuatu dari rak makanan.
"Samyang?" Luthfi kaget sedangkan dengan bangga Kinan mengangguk.
"Bener gampang, enak dan makan waktu sebentar. Pinter kan gue?"
Kinan membanggakan diri sampai tak sadar bahwa mamanya ada di belakang dengan tangan yang siap menjewernya.
"Aaaaah sakit." Kinan berbalik dan menjumpai mamanya yang menatapnya tajam.
"Mama sakit Ma aduh-aduh kuping Kinan bisa lepas ini Ma." Akhirnya mama kinan melepaskan tangannya dari telinga Kinan yang sudah memerah.
"Ngapain manggil Lutfi kalo kamu mau masak samyang aja." Kinan menggerutu dia juga tak ingin memanggil Luthfi yang minta tolong ke Luthfi kan mamanya bukan dia. Kenapa dia yang disalahkan? Kurang lebih seperti itu apa yang ada di hati sanubari Kinan.
"Tante aja yang tentuin menunya." Dalam hati Kinan berdoa agar mamanya tak meminta dia memasak rendang dan tentu saja tidak.
"Chicken cordon blue aja gimana Fi?"
"Iya Tante, lumayan mudah." Kinan menatap Lutfi saat lelaki itu mengatakan mudah, Kinan saja hanya menggunakan pisau untuk membelah apel bagaimana bisa ia menggunakan pisau untuk membelah daging ayam.
"Ya udah kalian bisa mulai." Kinan menatap mamanya yang masih di sana.
"Ngapain diem cepet dimulai!" Suruh mamanya.
"Mama jangan di sini ah ganggu aja," usir Kinan padahal niatnya adalah agar Lutfi yang mengerjakan sedangkan ia hanya mengamati sehingga mamanya harus pergi agar ia bisa leluasa melakukan rencana busuknya.
"Oke Mama pergi, tapi jangan lupa di sini ada CCTV." Kinan lupa bahwa dia sendiri yang minta dipasang CCTV di dapur dibandingkan di ruangan tengah agar ia bisa tahu siapa yang sering mengambil makanannya yang ternyata pelakunya ada Katon.
"Sial."
KAMU SEDANG MEMBACA
✅𝕃𝕠𝕧𝕖 𝔾𝕒𝕞𝕖
RomanceBerawal dari saling mengaku sebagai idola kampus, tujuh lelaki saling bertaruh untuk menjadikan wanita pertama yang melewati pintu dari lapangan indoor untuk membuktikan kepopuleran mereka. Namun, sayangnya gadis yang masuk ke lapangan indoor di ken...