9. Cinta Gorila?

2.4K 364 33
                                    

Sebagai calon dokter, Elang sangatlah sibuk. Ia bahkan tak memiliki waktu hanya untuk memikirkan bagaimana mendapatkan hati Kinan, dia terlalu sibuk mempelajari anatomi tubuh manusia dan praktikum hingga rasanya dia butuh tidur yang nyaman.

Itu kenapa hari ini, hari sabtu jam lima sore Elang masih belum bangun dari tidurnya sejak jumat malam. Bahkan mamanya hampir memanggil ambulan takut jika anaknya itu tak bisa bangun lagi. Beruntung Elang masih sempat melarang ibunya walaupun dengan mata terpejam dan beberapa detik kemudian dia kembali ke pulau kapuk.

Namun, sepertinya keinginan Elang untuk tidur hingga hari minggu besok terganggu dengan adanya telpon dari temannya, Sony yang tak lain adalah teman sebangkunya yang dulu suka sekali mengambil pensil Elang.

"Halo, ada apa? Gue sibuk," katanya dengan suara yang parau karena baru bangun tidur.

"Nggak usah sok sibuk! Nyokap lo bilang lo lagi tidur, gue bahkan suruh ganggu lo, takutnya lo gak bisa bangun lagi."

"Mulutnya ya Tuhan." Kini Elang benar-benar terduduk di kasur walaupun matanya setengah terpejam.

"Udahlah nggak usah bawa-bawa Tuhan, sholat aja lo masih bolong-bolong."

"Ya ampun kaca woi kaca. Udah ah ada nelpon ganggu tidur suci gue lo. Gak tau apa? Di mimpi gue bentar lagi gue nemuin bola ke tujuh dragon ball biar gue bisa langsung jadi dokter gak usah kuliah, koas ambil spesialis ah pening gue."

"Gimana gue mau ngomong lo ngerocos aja kayak petasan lempar."

"Ya udah ngomong aja bangke!" Elang benar-benar kesal karena Sony terlalu banyak bicara.

"Ya udah gue langsung nih."

"IYA CEPETAN!"

"Lo dateng reuni ntar malem kan?" tanya Sony padahal harusnya ia tahu bahwa Elang tak pernah datang ke acara reuni yang sering diadakan tiap tahun atau mungkin tiap bulan, Elang sendiri tak tahu karena dia tak pernah datang.

"Ngapain lo tanya kalo lo tau jawabannya bego. Ganggu aja lo."

"Lo serius nggak ikut padahal Ayu dateng lho," kata Sony membuat Elang ingin memukul Sony sayang jaraknya jauh. Bayangkan saja, Elang tak pernah tahu nama-nama perempuan di kelasnya oke dulu dia tahu, tapi itu sudah beberapa windu terlampaui.

"Ayu siapa anjir? Gak kenal gue." Masih dengan emosi yang kental.

"Masa nggak kenal sih lo? perasaan lo nyariin dia terus deh," kata Sony, tapi Elang masih kurang paham dengan maksud Sony.

"Gue nyari Embul bukan Ayu! Tolong ya gue lagi males adu bacot sama lo. Gue mau pacaran," katanya kembali membaringkan diri ke kasur karena kekasihnya itu sudah memanggil untuk menidurinya.

"Anjir gue juga nggak mau adu bacot ya sama lo. Tapi, lo serius udah punya pacar? Udah move on lo dari Ayu."

"Embul! Sony, Embul," koreksi Elang.

"Ya udah Embul deh Embul. Tapi, serius gue tanya, lo udah punya pacar beneran? Manusia? Perempuan? Kalo iya berarti nggak usah ke sini si Ayu biar sama si Tony aja," katanya dan Elang mulai penasaran, siapa sebenernya si Ayu ini? Apa Ayu Ting Ting atau ayuk goyang duyung?

"Elah! Lo tau gue pacarannya sama kasur. Tapi, kenapa sih dari tadi lo nyebut Ayu Ayu mulu. Siapa dia?"

"Astaghfirullah lo bilang suka sama Embul, lo bilang nggak mau pacaran sampai ketemu si Embul, tapi lo sendiri nggak tau nama si Embul," sindir Sony yang kali ini benar-benar menohok Elang sang calon dokter.

"Emang lo tau? Lo juga gak tau kan? Gak usah sok iye deh," katanya.

"Gue udah tau dong."

"Kok lo nggak ngasih tau gue sih?" Emosi kembali terkumpul bahkan kini ia melupakan sang kekasih alias kasur saking kesalnya pada teman sebangkunya yang pernah cepirit saat kelas 1.

✅𝕃𝕠𝕧𝕖 𝔾𝕒𝕞𝕖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang