Sesuai janjinya, Abi mendatangi Syarif saat waktu istirahat tiba. Kebetulan, dia bertemu ketua osis itu di kantin.
"Permisi, Kak," ucap Abi tanpa ragu.
Keempat cowok yang dijuluki most wanted sekaligus anak paling sultan itu menoleh bersamaan. Hingga, mata Abi bertemu dengan mata tajam nan teduh milik Kenzo.
"Eh, lo yang kemaren? Gimana? Udah ada pilihan?" tanya Syarif ramah.
Abigail tersenyum ramah, "udah, Kak. Aku ikut ekskul ini sesuai hobby aku juga, sih," jawab Abi sopan.
Syarif tersenyum, "ekskul apa aja? Kalo pramuka, itu wajib diikuti, ya," ucap Syarif.
Abi tersenyum dan mengangguk. "Saya tahu kok."
Abi membenarkan letak topi abunya, "saya mau ikut ekskul band, sama paskibra, Kak."
Syarif tersenyum, "wihh, bagus dong. Nih, kebetulan banget, Kenzo ini ketua di ekskul band, kamu nanti minta formulirnya langsung sama dia aja, ya." Syarif tersenyum.
"Okey, kalo paskibra?" tanya Abi.
"Ini namanya, Aldo Wicaksono. Dia ketua paskibra disini," jawab Syarif menunjuk pria yang sedari tadi memandangnya datar. Lebih datar dari Kenzo.
"Oh, okey." Abi jadi canggung sendiri memandang Aldo.
"Gak usah kaget gitu, dia ganteng kok, dia bukan setan," sahut Bimbim, sahabat terdekat Kenzo.
Sebenarnya Abi sangat ingin tertawa, tetapi melihat raut datar yang ditunjukkan Aldo, membuat cewek itu segan.
"Kalo gitu saya permisi, mari Kak."
⚍
"Dia cewek yang lo bilang itu, Zo?" tanya Aldo sepeninggalan Abi.
Syarif ikut menyahuti ucapan Kenzo, "maksudnya?" tanya Syarif.
Belum Kenzo menjawab, Surya lebih dulu datang dan membuat kerusuhan di meja mereka.
"Hello everybody!" sapanya girang.
"Girang banget lo, kenapa?" tanya Bimbim.
"Biasa, abis ngecengin anak baru," jawab Surya tanpa ragu.
"Diem!" bentakan Aldo membuat Surya dan Bimbim kicep.
Aldo kembali menjatuhkan pandangannya pada Kenzo yang tengah memandang Abi.
"Dia itu bukan cewek yang sama, Zo, gue harap lo bisa perlakuin dia beda dari dia."
Kenzo memandang Aldo datar, "buat apa? Gue gak sedeket itu, Do."
"Gak mungkin gak sedeket itu sampe lo bawa motornya," sahut Aldo masih datar.
Pandangan Aldo terfokus pada satu titik di depan sana, Aisha, sahabat Abigail.
"Awas!"
Teriakan Aldo membuat seisi kantin heboh, apalagi saat Aldo merengkuh tubuh mungil gadis itu.
Surya memandang kursi yang tadi di duduki Aldo, cowok itu terkejut melihat Aldo yang cekatan menghampiri siswi kelas X itu.
"Lo gak papa?" tanya Aldo tersirat rasa khawatir.
Aisha? Gadis itu tidak baik-baik saja. Baik jantungnya, maupun hatinya. Aisha begitu terkejut saat Aldo memeluknya erat, bahkan sekarang pun Aldo masih belum melepaskan pelukannya.
"Sha!"
Pekikan dari Dinda, membuat Aisha tersadar dan secepatnya melepaskan diri dari pelukan Aldo.
"Lo gak papa?" tanya Abi seraya meneliti wajah pucat Aisha.
"Sha! Lo gak papa?" tanya Tasya yang juga khawatir dengan wajah pucat gadis itu.
Belum sempat menjawab, Aisha sudah pingsan saja, untung Aldo sigap memeluk Aisha.
⚍
"Aisha kok bisa pingsan gitu?" tanya Dinda.
Kelas X IPS 2 bebas hambatan, kelasnya sedang kosong karena guru yang mengajar penyakit maagnya kambuh, membuat guru sejarah itu memilih pulang sebentar.
"Aisha emang suka pingsan, apalagi saat dia kaget, dia punya riwayat asma," jawab Abi lesu.
Ayu yang kini menemani Abi duduk di bangkunya mengusap punggung cewek itu. "Abi jangan sedih ya, kan masih ada kita."
Abi tersenyum pada ketiganya, "makasih."
"Kita itu sahabat, harus selalu ada dalam suka dan duka," ucap Dinda.
Tasya memandang Abigail yang tengah menunduk lesu, tangannya terulur mengusap rambut coklat cewek itu.
Satu kelemahan lo, Abigail. Sahabat, batin seseorang yang berencana jahat pada Abigail.
⚍
"Kak Aldo!"
Teriakan nyaring di koridor sepi yang hanya dihuni lima pria itu mampu menghentikan langkah kelimanya. Mereka pun berbalik dan menemukan gadis cantik berlari ke arah mereka.
"Aisha mana?" tanya Abi dengan nafas memburu.
"Dia udah pulang, ya?" tanya Abi lagi.
Aldo memandang Abi yang terlihat sangat khawatir. Tidak hanya Aldo, semuanya memandang Abi, termasuk cowok yang berdiri di tengah. Kenzo.
"Dia udah pulang."
Singkat, padat, jelas, namun membuat hati Abi berdebar.
"Kakak yang... anterin?" tanyanya lagi dengan suara melemah di akhir.
Anggukan Aldo sudah mewakili segala keresahan hatinya. Abi segera melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
Sepuluh menit lagi, apa gue bisa? Batinnya bertanya.
"Di rumahnya ada siapa?" tanya Abi membuat kelima cowok di hadapannya bingung.
"Kenapa lo kayak bingung gitu?" tanya Aldo.
"Khawatir," sahut Kenzo.
"Kamu gak tahu, Kak." Pandangan Abi beralih pada Kenzo. "Kunci motor aku mana, Kak?" tagih Abi menyodorkan tangan kanannya.
Setelah mendapatkan kuncinya, Abi segera berlari tanpa menghiraukan teriakan yang Abi yakini itu Syarif.
⚍
Tbc.
Note : Kira-kira Abi kenapa, ya? Kok sampe khawatir gitu Aisha pulang? Hmmm🤔, mari tebak-tebakan😂
Te amo😙
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚂𝙴𝙽𝙸𝙾𝚁✔
Teen FictionTAHAP REVISI "𝙆𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙨𝙖𝙮𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙟𝙖𝙩𝙪𝙝 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙪, 𝙜𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖?" - 𝙎𝙚𝙣𝙞𝙤𝙧. ⚍ SEMUA QUOTES BERASAL DARI GOOGLE DAN PINTEREST. PICT: PINTEREST COVER : CANVA