13 ⚍ Salting.

2.1K 149 0
                                    

Abi segera berlari memasuki kawasan Ancol. Cewek itu sudah sering datang ke tempat ini, tetapi entahlah dia sangat senang saat Kenzo membawanya ke Ancol.

"Kak, gu---"

"Aku-kamu," sahut Kenzo cepat membuat Abi memutar bola matanya malas.

"Kak, aku mau ke Dufan ya," pinta Abi imut.

Wajah puppy eyes Abi tidak cocok dengan tampilan cewek itu yang tomboy.

"Ayo," balas Kenzo kemudian menarik lengan Abi sebelum kembali berlari.

Abi mendengkus kesal. Sudahlah, dirinya menyerah saat Kenzo kembali menggenggam jemari lengannya.

"Mau naik apa?" tanya Kenzo.

Abi yang merasa nyaman saat cowok itu menggenggam tangganya malah memepetkan tubuh mereka, membuat Abi bebas merangkul lengan berotot Kenzo.

"Mau naik kora-kora, bianglala, turangga, hys---"

"Turangga?" tanya Kenzo memadang wajah polos Abi.

Abi mengangguk. "Kenapa?"

"Kamu yakin naik itu?"

"Emang kenapa?" tanya Abi melepaskan rangkulannya di lengan Kenzo.

"Gak malu?" tanya Kenzo.

"Aku sering naik itu, Kak, buat apa malu?" tanya Abi men-skak Kenzo.

"Aku nyerah," putus Kenzo membuat Abi kembali merangkul cowok itu senang.

Aneh gak sih? Kak Kenzo ngomong aku-kamu? Biasanya nih cowok kaku. Gimana kalo gue jatuh cinta? Yang hanya cowok itu deketin gue sebatas gue mirip sama Angela? Batin Abi sembari memandang Kenzo dari samping seraya mendongak.

Abi mendudukan dirinya di pasir. Langit sudah mulai gelap, guntur juga mulai bersahutan, tapi cewek itu tidak berniat beranjak dari duduknya.

"Pulang ya?"

Abi mendongak memperhatikan Kenzo yang memandangnya. Abi menggeleng.

"Enggak."

"Ini udah mau hujan, kenapa enggak?" tanya Kenzo kemudian berjongkok di samping kanan Abi.

"Gue pengen disini aja, gue pengen nenangin pikiran gue sebelum besok datang."

Kenzo mengeryitkan keningnya tak mengerti. "Maksudnya?"

"Gak usah dipikirin." Abi memandang ombak yang saling berkejaran.

Terkadang, sendiri lebih membantu daripada bercerita pada orang lain, batin Abi tanpa menghiraukan Kenzo yang masih memandangnya.

"Kenapa Abi harus janji sama Kakak?" tanya Abi masih dalam pelukan Kakaknya.

"Kakak sedang menyelidiki soal kematian itu. Kakak harus bisa jeblosin dia ke penjara, Bi."

Abi memandang mata sang kakak, "bukannya dia kecelakaan, ya?"

Wulan dan Om Roland tersenyum. "Kata siapa itu?" tanya Om Roland membuat Abi menoleh.

"Bukannya kabarnya gitu ya, Kak?"

Pertanyaan itu Abi lontarkan untuk sang Kakak yang masih tersenyum. "Bohong itu."

"Bi!"

Sentakan itu membuat Abi menoleh cepat kemudian mengerjabkan matanya berkali-kali.

"Kenapa?"

"Gak kebalik? Harusnya aku yang nanya kamu, kamu kenapa ngelamun? Aku dari tadi udah manggil-manggil nama kamu."

"Mas---masa, sih?"

Kenzo berdiri kemudian mengulurkan tangan kanannya. "Ayok pulang."

"Gak mau, aku mau disini aja."

Kenzo terpaksa menarik lengan Abi agar berdiri, membuat topi yang Abi gunakan terjatuh.

"Jatuhkan," rengeknya membuat Kenzo memandangnya gemas.

Kenzo mengambil topi Abi kemudian memakainya. "Ayok jalan."

Abi terkekeh saat Kenzo menariknya ke arah parkiran motor.

"Kenapa?" tanya Kenzo saat melihat Abi terkekeh saja.

"Kamu ganteng deh, Kak."

Kenzo menghentikan langkahnya membuat Abi heran. "Kenapa?" tanya Abi membuat Kenzo berbalik memandang cewek di depannya.

"Kamu bilang apa?" tanya Kenzo.

Layaknya ada lampu di atas kepala Abi, cewek itu ingin bermain-main dengan Kenzo.

"Aku bilang, aku cinta sama kamu." Senyum lebar Abi hanya untuk meyakinkan Kenzo saja.

Kenzo terdiam beberapa saat, sebelum wajah cowok itu mendekat ke arah Abi membuat senyum Abi luntur.

Entahlah, Abi tidak bisa menggerakan kakinya sekedar untuk melangkah. Apalagi wajah Kenzo sudah sangat dekat dengan jarak wajahnya.

Ini gila! Kenapa kaki gue malah lemes?! Ahh! Batin Abi berteriak.

Abi memilih memejamkan matanya daripada menatap mata elang Kenzo. Selama beberapa menit Abi menutup mata, namun dia tak merasakan apapun di area bibirnya.

Tanpa sadar, Abi mengangkat tangan kanannya mengusap bibirnya yang sedikit lembab karena ludahnya sendiri.

"Kenapa dipegang?"

Pertanyaan itu membuat Abi sontak membuka mata dan membulatkan matanya.

"Kam---kamu... tadi---"

"Kamu pikir aku mau cium kamu, gitu?"

"Ah---eng... enggak! Siapa bilang?!"

Demi menghindari rasa malu pada Kenzo, Abi memilih berjalan lebih duku meninggalkan Kenzo.

"Abi!"

Abi menghentikan langkahnya saat Kenzo menyebut namanya.

"Apa?!" tanya Abi ngegas.

"Mau kemana?" tanya Kenzo membuat Abi heran.

"Mau ke parkiran lah," jawab Abi kembali melanjutkan langkahnya.

"Abi. Kamu salah jalan, kalo ke sana mau ke toilet."

Seketika Abi menghentikan langkahnya kemudian merutuki kebodohan dirinya karena salah tingkah pada seniornya itu.

Abi melangkah mundur tak ingin bersitatap dengan senior yang membuat pipinya merah.

Kenzo memandang Abi yang berjalan mundur, dia sengaja berdiri di belakang cewek itu hingga Abi menabraknya.

Tanpa kata, Kenzo membalikkan tubuh Abi dan mengecup kening cewek itu sedikit lama.

Tbc.

Hola??? Apa kabar?? Ada yang udah selesai sama PASnya belom?? Semangat ya buat yang belom, oh iya, semoga nilainya memuaskan ya, aamiin🙏

Te amo😙

𝚂𝙴𝙽𝙸𝙾𝚁✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang