"Please, Kak, jangan," lirihnya memohon.
"Gak segampang itu, Sayang," jawab sang pria.
Seorang gadis dengan seragamnya terlihat acak-acakan, apalagi kemeja putihnya sudah tidak berbentuk, seluruh kancingnya hampir terlepas.
Bego! Kenapa gak dikunci?! Batinnya.
"Kak, aku mohon... jangan," mohonnya lagi dan lagi.
"Lo pikir gue bakalan sia-siain waktu ini? Enggak. Rumah ini sepi dan gue... bebas ngelakuin apapun sama lo!" tegasnya semakin membuat cewek di depannya bergetar ketakutan.
"Aisha!!"
Teriakan dari bawah membuat dua insan berbeda jenis itu terlonjak. Aisha, gadis itu bahagia saat Abi yang diharapkan membantunya datang. Berbeda dengan pria di depannya, pria itu terlihat mengeraskan rahangnya.
Brak.
Abi berhasil mendobrak pintu kamar Aisha, kekuatan cewek itu memang besar, tak bisa diragukan.
"Sha!" pekik Abi segera menghampiri Aisha kemudian memeluknya lalu memandang pria bejat didepannya.
"Kak Boy brengsek! Dia ini adik Kakak! Kakak gak seharus---"
"Diem!" bentak Boy membuat dua cewek di hadapannya terlonjak.
"Lo gak tahu apa-apa, Bi! Dia yang udah buat kasih sayang nyokap bokap gue ilang!" bentaknya, lagi.
"Kayaknya yang seharusnya masuk rumah sakit jiwa itu lo! Bukan kakak gue!" pekik Abi tertahan.
Posisi Abi yang tengah memeluk Aisha, memudahkan Aisha memandang Abi dari samping. Bisa Aisha lihat, mata Abi mulai membendung air.
"Brengsek!"
Umpatan dari arah belakang membuat ketiga insan itu menoleh. Aisha dan Abi terkejut saat melihat Aldo berada di rumah keluarga Andriansyah.
Benar perasaan Aldo, saat melihat Abi khawatir, Aldo ikut penasaran dan memilih menyusul Abi karena merasa ada hal yang tidak beres.
Tanpa aba-aba, Aldo dengan sekali tonjokkan membuat Boy tersungkur dan hidung cowok itu berdarah.
"Kak, jangan!" cegah Aisha memegang lengan Aldo.
"Dia udah ngelecehin lo!" pekiknya.
Aisha memandang mata abu-abu milik Aldo, "jangan, Kak. Dia Kakak aku," jawab Aisha tulus.
"Kakak lo bilang? Cowok brengsek kayak dia masih lo anggap Kakak?" tanya Aldo tak habis pikir sembari membalas memandang mata coklat cewek itu.
"Dia Kakak aku, Kak." Aisha memeluk Aldo erat.
Tangan Aldo terangkat mengelus punggung gadis itu. Mata Aldo terjatuh pada gadis cantik di belakang Aisha. Abi.
"Ini yang buat lo khawatir?" tanya Aldo datar.
Abi mengangguk.
Boy yang sedari tadi melihat drama dihadapannya hanya memutar bola mata malas, dia segera keluar dari kamar Aisha dengan memegangi hidungnya yang berdarah.
Sial! Tonjokan anak SMA seukuran dia bener-bener buat gue remuk, batinnya.
⚍
"Lo istirahat, ya," ucap Abi mengusap puncak kepala Aisha.
Aldo menghampiri Aisha yang berada di ranjangnya, "orang tua lo kemana?" tanya Aldo.
"Luar kota, mereka pulang malem ini," jawab Aisha menunduk.
"Kalo gitu gue pamit dulu," ucap Aldo sembari berjalan menuju pintu.
"Jaga diri baik-baik," ucapnya sebelum menutup pintu kamar Aisha.
"Kak!"
Baru setengah pintu yang ditutup, Aldo menghentikannya tanpa membuka pintu lagi.
"Makasih," ucap Aisha tulus.
Tanpa kata, Aldo melanjutkan menutup pintu kamar Aisha.
Apapun, Sha. Batin Aldo tanpa ada yang tahu.
"Ada hubungan apa lo sama Kak Aldo?" tanya Abi sepeninggalan Also membuat Aisha gelagapan.
"Eng---enggak ada," jawabnya gagap.
"Kok jawabnya gugup?"
"Enggak!"
"Lo berdua... pacaran ya?" goda Abi membuat wajah putih Aisha memerah.
"Tuhkan... muka lo merah, cie-ciee," goda Abi membuat Aisha menutup wajahnya dengan telapak tangan.
"Abi!! Gue malu, gue gak pacaran!!" elak Aisha menggemaskan membuat Abi tertawa.
⚍
Tbc.
Te amo😙
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚂𝙴𝙽𝙸𝙾𝚁✔
Teen FictionTAHAP REVISI "𝙆𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙨𝙖𝙮𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙟𝙖𝙩𝙪𝙝 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙪, 𝙜𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖?" - 𝙎𝙚𝙣𝙞𝙤𝙧. ⚍ SEMUA QUOTES BERASAL DARI GOOGLE DAN PINTEREST. PICT: PINTEREST COVER : CANVA