20 ⚍ Camping.

1.8K 115 1
                                    

"Jatuh hati dan patah hati sama saja, menyakitkan."

-Senior-

Lebih menyakitkan mana, jatuh hati atau patah hati. Tetapi, sepertinya keduanya memang menyakitkan, benarkan?

Seperti Abigail. Dia juga mengalami keduanya, jatuh cinta dan sakit hati. Cewek dengan icon topi itu terus saja menatap sendu luar jendela dari kamarnya. Dia enggan untuk beranjak meski sekedar makan.

"Abi, ayo keluar, makan dulu," ucap Bunda tak putus asa.

Abi menghela nafas lelahnya kemudian menghapus air mata yang entah sejak kapan kembali turun.

"Bentar Bun, Abi belum laper," jawabnya tanpa membuka pintu.

"Abi, setidanya kamu ngemil atau apa gitu, jangan ngurung diri terus, dong sayang," kata Bunda yang terdengar putus asa.

Abi menunduk dan merasakan jika bahunya berguncang. Apa yang harus gue lakuin? Pikirnya.

"Sayang," panggil Ayah lembut namun tegas.

Abi mendongak masih dengan air mata yang menghiasi wajahnya, "nanti, Yah," jawab Abi.

Tanpa menunggu pintu kamar Abi dibuka, Ayahnya segera membuka pintu kamar Abi dengan kunci serep.

"Nangis?"

Pertanyaan itu membuat Abi terlonjak dan segera menghapus air matanya. Abi segera berdiri kemudian berbalik setelah membersihkan air pipinya yang basah.

"Ayah, Bunda," ucap Abi memandang keduanya.

"Sayang kamu nangis?" tanya Bunda menghampiri Abi.

"I'm fine, Bun." Abi mengelak baik-baik saja.

"Abi," panggil Ayah menghampiri Abi kemudian mengusap lembut puncak kepala Abi.

"Kalo ada masalah, besar ataupun kecil, selesaikan dengan cepat, jangan menundanya atau... masalah itu akan bertambah dan bertambah. Kamu pasti mengerti ucapan Ayah, kan?" tanya Ayah.

Abi mengangguk dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Inilah Ayahnya, Abi sangat menyukai wejangan-wejangan lembut yang Ayahnya berikan. Lebih terasa saja.

Satu minggu berlalu...

Dua minggu berlalu...

Satu bulan berlalu...

Sudah lebih dari satu bulan setelah kandasnya hubungan Kenzo dan Abi tidak ada masalah apapun yang terjadi. Tetapi, satu kejadian pagi ini di sekolah membuat satu sekolah geger.

Pagi ini, hari rabu di SMA Rajawali akan diadakan camping di luar sekolah. Biasanya selalu diadakan di sekolah, tetapi entah angin apa sang Kepsek mengijinkan untuk berkemah di luar.

Oh iya, selama satu bulan lebih ini Abi benar-benar lost contact dengan Kenzo. Saat ada ekskul band, yang akan melatihnya pasti orang lain meskipun Kenzo ada di sana. Saat pramuka, Kenzo lebih memilih bermusyawarah dengan anggota lain dibanding berdiri lama di lapangan.

Tetapi, saat paskibra, Abi menjadi mengenal Aldo, bahkan cowok itu tak segan memberikan perhatiannya pada Abigail.

"Lo haus?" tanya Aldo saat melihat Abi mengibaskan tangannya di depan wajah yang sudah memerah.

"Eh?" Abi mengerjabkan matanya saat mendengar suara datar Aldo.

"Nih, gue sengaja beli minum ini. Buat lo." Setelah itu, Aldo memilih meninggalkan Abigail seorang diri.

Abi berjalan menyusuri koridor yany sudah ramai, saat memasuki kelasnya, satu kejadian itu benar-benar membuatnya melongo.

Di dalam, ada Kenzo dan Aisha sedang berduaan. Mereka seperti membicarakan satu kepentingan yang terlihat serius.

Jadi ini yang buat satu SMA geger? Apa bener karena Aisha yakni sahabat gue pacaran sama mantan gue sendiri? Batin Abi.

"Abi," panggil Aisha tanpa canggung.

Kenzo segera berjalan mendekat pada Abi dan Aisha, cowok itu berdiri di samping Aisha sebelum pergi dari kelas mereka.

"Jaga diri baik-baik nanti disana, ya," ucap Kenzo mengusap puncak kepala Aisha.

Hello?! Gue mantannya. MANTAN! Kenapa harus romantisan depan gue? Udah tahu gue itu... galmov, batin Abi sedih.

Daripada melihat pemandangan menyakitkan di hadapannya, Abi memilih menjauh dari Aisha dan Kenzo. Tidak hanya Abi, entah sejak kapan kelas mulai ramai dan menyaksikan keromantisan Kenzo dan Aisha.

Semua sudah siap di dalam bus masing-masing kelas. Bahkan, bus yang digunakan pun begitu banyak karena kelas yang banyak juga. Meski hanya kelas sepuluh, panitia osis dan pramuka saja, tetap saja murid yang mengikuti kemah itu tidak main-main banyaknya.

"Bi," panggilan dari samping kirinya serta tepukan di bahu kirinya membuat Abi menoleh.

"Apa?" tanyanya malas.

Jujur, karena seorang pria, persahabatan bertahun-tahun dengan Aisha mampu merenggang hanya karena cemburu.

"Lo... marah sama gue?" tanya Aisha.

Abi tidak menjawab pertanyaan Aisha, cewek itu malah menolehkan kepalanya ke samping kanan, memilih melihat luar jendela dibanding gadis disampingnya.

"Jangan marah sama gue, Bi," gumam Aisha yang masih terdengar oleh Abi.

Tasya? Tenang, Abi memilih menyimpannya sendiri, apalagi soal keikutsertaan cewek itu dalam pembunuhan Angela. Abi akan menanyainya nanti saja.

Bus mulai melaju dengan kecepatan sedang, mereka berada di Jakarta dan akan berkemah di Bogor, jarak yang tidak terlalu jauh tetapi mampu membuat lelah. Akhirnya, Abi memilih memejamkan mata selama perjalanan.

Abi, lo tunggu permainan yang sudah menunggu di sana, batin seseorang jahat.

Tbc.

Tahu kok ceritanya gak nyambung, jadi aku gak akan maksa kalian buat baca cerita ini terus, itu terserah kalian, kalo gak suka bisa ditinggalkan😊

Te amo😙

𝚂𝙴𝙽𝙸𝙾𝚁✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang