⚍
Beberapa jam sebelumnya...
Abi dan ketiga temannya berjalan keluar kelas, Ayu tidak ada, cewek itu pulang lebih awal karena sedang tidak enak badan, katanya.
"Emh... gue mau ke toilet dulu," ucap Tasya memecah keheningan keempatnya.
"Mau gue anter?" tawar Abi melepas topi abunya.
Tasya tersenyum sembari mengusap lembut bahu Abi, "gak usah, tunggu di depan aja."
Ketiganya mengangguk kemudian mengikuti saran Tasya, menunggu di depan. Karena merasa hal yang sama dengan Tasya, Abi juga ikut pamit untuk pergi ke toilet dulu.
"Gue ke toilet juga, ya, pen pipis," ujar Abi kemudian ngacir.
Di toilet, ada beberapa bilik yang tersedia, ada sekitar empat bilik di dalam toilet cewek. Abi segera memasuki bilik sebelah Tasya, mungkin.
Samar-samar, Abi mendengar percakapan seseorang dari bilik samping kanannya. Itu bilik tempat Tasya.
"Kamu yakin Abi gak tahu soal ini, kan?"
Suara perempuan di seberang sana membuat Abi semakin menempelkan telinga kanannya di bilik kanan.
"Tasya yakin kalo Abi belum tahu soal ini."
"Kamu terus pantau Abi, kalau sampai Abi tahu tentang kita dan kematian Angela... gawat, Sya."
Abi yang menguping percakapan itu mengeryitkan dahinya heran, Angela? Siapa? Apa kekasih Kenzo dulu? batin Abigail.
"Hiks... Tasya tahu."
"Jangan sampai Abi tahu kalo kamu ada dalam pembunuhan itu, Sya."
Abi membulatkan mata dan mulut tak percaya, Abi segera pergi dari toilet itu dan berniat menuju rumah sakit tempat Wulan di rawat tanpa menghiraukan Aisha dan Dinda yang penasaran.
⚍
"Udah, Bi, mungkin kamu salah paham karena belum denger penjelasan Tasya," ucap Wulan menenangkan Abi.
"Enggak! Abi yakin Tasya juka ikut dalam pembunuhan itu, Kak!" elak Abi kemudian berdiri membelakangi Wulan.
Wulan berdiri di belakang Abi kemudian mengusap bahu adiknya itu, "kamu minta penjelasan dari dia dulu," ucap Wulan membuat Abi sedikit tenang.
Abi menghirup nafas panjang kemudian memandang Wulan, "bakal Abi tanyain dulu," ujarnya tersenyum.
"Kak," panggil Abi dengan raut serius.
Wulan berdehem sembari terus memperhatikan raut serius Abigail.
"Angela... dia siapa?" tanya Abi membuat Wulan menegang.
Wulan menghembuskan nafas lelahnya, mungkin saat ini adalah saat terbaik untuk jujur pada adiknya.
"Angela... dia adik dari temen Kakak di kampus. Intinya... dia meninggal karena dibunuh, bukan murni kecelakaan."
Abi masih belum puas dengan jawaban Wulan. "Kak, aku punya senior, dia dulu punya pacar namanya Angela. Bahkan... ada orang yang bilang sama aku kalo aku mirip Angela. Kok bisa?"
Pertanyaan itu membuat Wulan memandang Abi dengan kerutan di dahinya. "Nama senior kamu siapa?" tanya Wulan.
"Kenzo. Kenzo Bertoldi Adam lebih tepatnya," jawab Abi membuat Wulan menegang.
"Ken---Kenzo?" tanya Wulan.
Abi mengangguk ragu, "emang kenapa?" tanya Abi penuh kehati-hatian.
Wulan menghembuskan nafas lelahnya kemudian memandang Abi serius. "Masalah kamu mirip sama Angela, itu benar, tapi jika hanya dilihat sekilas. Abi, Kakak mau tanya serius, kamu tidak ada hubungan apapun kan dengan Kenzo selain junior senior?"
Pertanyaan itu membuat Abi bungkam seribu bahasa. Tetapi mau disembunyikan bagaimanapun, suatu saat status keduanya pasti akan diketahui sang Kakak.
"Dia... pacar Abi, Kak."
⚍
Tbc.
Te amo😙
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚂𝙴𝙽𝙸𝙾𝚁✔
Teen FictionTAHAP REVISI "𝙆𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙨𝙖𝙮𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙟𝙖𝙩𝙪𝙝 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙪, 𝙜𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖?" - 𝙎𝙚𝙣𝙞𝙤𝙧. ⚍ SEMUA QUOTES BERASAL DARI GOOGLE DAN PINTEREST. PICT: PINTEREST COVER : CANVA