⚍
Semua orang sudah kembali bersiap untuk pulang ke Jakarta. Meskipun buper kali ini menyisahkan kenangan menakutkan, acara itu tetap menyenangkan untuk semua peserta.
"Abi," panggil seseorang seraya menggenggam jemari mungil Abigail.
Abi menoleh ke samping dan menemukan Kenzo sedang menunduk sembari tersenyum padanya.
"Kenapa?" tanyanya lembut.
Abi mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian tersenyum kecil, "ada apa, Kak?" tanya Abi berusaha melepaskan genggaman Kenzo yang semakin erat.
"Kak, lepas---ssin," desus Abigail.
Tatapan Kenzo menajam pada mata Abigail, cowok itu mengangkat sebelah tangannya yang bebas kemudian mengusap pipi Abi lembut.
"Jangan pernah pergi lagi, Abi."
Sedetik kemudian, tubuh Abigail sudah berada dalam dekapan hangat Kenzo yang memeluknya erat.
"Please, Bi, kita berjuang bareng lagi, ya," bisik Kenzo mempererat pelukannya tanpa memperdulikan tatapan sekitar.
Tanpa mereka sadari, seseorang mengepalkan kedua tangannya memandang Kenzo dan Abigail yang berpelukan, ralat, Kenzo yang memeluk erat Abigail.
Saat di dalam mobil, Abi memilih menahan kantuknya saat berada di dalam bus, bukan tanpa alasan, di samping cewek itu ada Kenzo yang memandang lurus ke depan tanpa menghiraukan Abigail.
Nyebelin! Tadi siapa coba yang maksa gue buat duduk bareng? Terus sekarang? batin Abigail memandang Kenzo yang datar.
Diem-diem bae! lanjutnya dalam hati.
"Kalo ngantuk tidur aja," ucapan itu membuat Abigail sontak menoleh ke samping dan menemukan Kenzo memandangnya lembut.
"Maaf ya, aku udah cuekin kamu sedari tadi." Kenzo mengusap kening Abi lembut membuat cewek itu tak kuasa menahan kantuknya.
"Hoam..."
"Tuhkan, tidur ya, sayang," kata Kenzo lembut.
Karena tak kuat menahan kantuk itu, Abigail segera menjatuhkan kepalanya di bahu kanan Kenzo dan tak lupa lengan besar Kenzo yang memeluk perut cewek itu.
Bagaimanapun caranya, aku akan lindungin kamu, Abigail. Batin Kenzo.
Kamu tidak mengindahkan peringatan aku, Kenzo. Satu persatu orang yang kamu cintai akan lenyap, Kenzo.
⚍
Abi turun dari motor Kenzo perlahan, kemudian membuka helmetnya dan segera mengembalikannya pada Kenzo.
"Makasih, Kak." Abi tersenyum tipis.
Kenzo tersenyum, "entah apa keputusan kamu, tapi buat aku, kita masih kayak dulu, gak ada kata berakhir dalam hubungan kita, Abi."
Abigail tersenyum kemudian tangannya menyentuh pipi dingin Kenzo. "Me too, Kak."
Kenzo tersenyum kemudian ikut turun dan berdiri di hadapan Abigail sembari menggenggam kedua jemari mungil Abigail.
"Tahu apa yang lebih indah dari pelangi buat aku tunggu, Bi?" tanya Kenzo.
"Apa?" tanya Abi menatap netra hitam teduh milik Kenzo.
"Kamu."
Bibir Abigail tanpa sadar membentuk senyuman tipis yang cantik, tanpa kata Abi memeluk tubuh pribadi yang dirindukannya, Kenzo.
Tatapan Abi lurus ke depan membuat senyum manisnya luntur. Di sana, ada cowok dengan hoodie hitam serta masker yang menutupi wajah cowok itu membuat Abi mengeryit.
Siapa?
Kenzo mengurai pelukannya kemudian merapihkan rambut Abi yang sedikit berantakan.
"Jangan kemana-mana ya, aku gak siap harus berhenti sebelum ada permulaian," ucap Kenzo tulus kemudian mencium kening Abi lembut.
Abi memejamkan matanya saat benda kenyal itu mencium keningnya lama. "Kali ini aku gak bisa bohong, Kak, aku takut hal itu terjadi."
"No," bisik Kenzo tegas dan kembali memeluk Abi erat.
Itu tidak akan terjadi. Batin Kenzo tegas.
⚍
Tbc.
Heyho... bagaimana sama ceritanya? Udah ada yang greget sama KeBi sejauh ini?😂 semoga ada ya🙏💜
Te amo😙
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚂𝙴𝙽𝙸𝙾𝚁✔
Teen FictionTAHAP REVISI "𝙆𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙨𝙖𝙮𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙟𝙖𝙩𝙪𝙝 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙪, 𝙜𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖?" - 𝙎𝙚𝙣𝙞𝙤𝙧. ⚍ SEMUA QUOTES BERASAL DARI GOOGLE DAN PINTEREST. PICT: PINTEREST COVER : CANVA