15 ⚍ Pacar.

2K 136 1
                                    

Mau bilang, maaf kalo ada typo ya, soalnya aku langsung publish pas selesai ngetik enggak aku baca dari awal😊

Jangan lupa vote dan comment😄

Happy reading!!

Abi masih menempelkan ponselnya di telinga kanan sembari terus memandang langit biru dari balkon kamarnya.

"Kamu paham, Abi?"

"Iya, Abi paham, Kak."

"Kakak harap kamu bisa menjalankan rencana kita dengan baik, Abi."

Abi mengangguk tanpa sepengetahuan Wulan, sang Kakak. Tanpa mereka sadari pula, ada seseorang di bawah sana yang mendengarkan percakapan kakak beradik itu.

"Gue akan gagalin rencana kalian, gue gak akan dengan mudah membiarkan kalian menguak tentang pembunuhan itu." Dia tersenyum sinis dan kembali memakai topi yang sempat dilepasnya.

"Gue gak akan biarin keluarga kalian hidup tenang, Wulan. Gue... Amanda. Udah balik dan siap balas dendam."

Cewek dengan rambut yang sengaja digerai untuk menutupi wajahnya itu segera pergi menjauh dari rumah Abi.

Abi membulatkan matanya saat di depan gerbang rumahnya sudah ada cowok bersandar pada body motornya. Menunggu Abi.

Abi secepat mungkin menghampiri sang cowok seraya memakai topinya. "Ngapain?"

"Jemput pacar."

Blush

Berbeda dengan Kenzo yang santai mengatakannya, Abi justru memerah di bagian pipinya hanya karena kata pacar yang keluar dari bibir Kenzo.

"Udah gak usah merah, ayok, keburu siang, sayang," ujar Kenzo sembari mengusap pipi merah Abi.

"Ih! Udah ah, gak usah goda-godain, Abi!" kesal Abi menepis lengan Kenzo.

Kenzo terkekeh, "yaudah ayo, keburu siang."

Abi segera naik di boncengan motor Kenzo kemudian memakai helm yang disodorkan Kenzo.

"Gak usah cemberut ah, cantiknya ilang loh," goda Kenzo belum puas.

"Belum puas godain akunya?" tanya Abi memegang pundak Kenzo.

"Belum, sampe kamu bilang, selamat pagi pacar. Gitu."

Abi menghela nafas, "jalan dulu," titah Abi layaknya kepada tukang ojek.

"Dih, apa susahnya sih bilang itu doang?" tanya Kenzo membuat Abi memutar bola mata malas.

"Selamat pagi," ucap Abi ogah-ogahan.

"Yang bener, dong," pinta Kenzo semakin membuat Abi kesal.

Abi memeluk pinggang Kenzo kemudian sedikit membenarkan helmnya yang merosot. Abi menyimpan dagunya di bahu kanan Kenzo.

"Selamat pagi, pacar," ucap Abi lembut. Ralat, pura-pura lembut.

"Selamat pagi," balas Kenzo puas.

Setibanya di sekolah, Abi segera turun dari motor Kenzo tanpa mengucapkan apapun. Cewek itu memilih menghampiri keempat sahabatnya.

"Pagiiii," sapa Abi ceria.

Keempat cewek di depan Abi hanya menunjukkan senyum tipis. Hingga Aisha membalas sapaan cewek itu.

"Pagi, Bi."

"Pagi, Abi," sahut Tasya.

"Pagi, Abi," balas Dinda dan Ayu bersamaan.

"Kenapa, sih?" tanya Abi penasaran.

Dinda mendekat pada Abi dan merangkul bahu cewek berdarah Italia itu kemudian berjalan menuju kelas, "lo... kenal Sadewa, kan?"

Pertanyaan itu membuat Abi mengeryit, "kenal. Bukannya kalian juga kenal, ya?" tanya Abi memandang wajah Dinda.

"Dia... nyeremin tahu," bisik Dinda.

Abi menoleh pada ketiga sahabatnya yang berjalan di belakang Dinda dan Abi, "emang kenapa?" tanya Abi pada Dinda.

"Dia... gebukin orang masa," jawab Dinda masih berbisik.

"Masa, sih?" tanya Abi tak percaya.

"Lo... gak percaya?" Tasya menyerobot Dinda dan Abi yang tengah berangkulan.

"Bi... Sadewa bener-bener monster. Dia mukulin orang ampe gak sadar, gimana kalo mati coba?"

"Hush! Jangan sembarangan kalo ngomong!" sahut Aisha yang ikut berjalan di samping Tasya.

"Iya, mungkin Sadewa ada masalah sama orang itu," sahut Ayu yang ikut berjalan di samping Dinda.

"Udahlah, gak usah ngebahas Sadewa lagi," ujar Abi meski benar pikirannya dipenuhi dengan Sadewa.

Kenapa?

Kenapa harus dipukulin?

Bukannya Sadewa itu baik, ya?

Tbc.

Te amo😙

𝚂𝙴𝙽𝙸𝙾𝚁✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang