6. Terpautnya Satu Hati🍃

18 2 0
                                    

Digelap malam, aku bercerita padanya tentang semua yang aku alami. Walaupun malam akan segera menggulung tetapi rasa ini terus membara, membakar jiwa.

SM, 11 November 2019

***
Kiya dan teman-temannya berkumpul di rumah Vita, kecuali Lala.
"Lo kenapa sama Aldi?" Tanya Vivi.

"Masa iya gue disuruh minta maaf sama Lala!" Ujarnya tak terima.

Di balik obrolan mereka, ada Saga yang menguping di balik tangga yang menghubungkan ke lantai dua.
"Minta maaf?"

"Jadi gini, gue yang udah fitnah Lala dengan memasukkan laptop Anggi ke tasnya," Ujarnya membuat Vivi dan Vita tercengang. "Abisnya sih, dia cari perhatian terus sama my bebep 'kan gue jeaoules."

"Jahat lo, Ya. Dan lo tau 'kan anak ini embernya gimana?" Tanyanya mengarah pada Vita yang ditakuti akan mengadu pada Lala.

Kiya menepuk jidatnya saat menyadarinya.
"Ta, lo jangan ngadu sama Lala, yah apa yang kita omong tadi!" Rayu Kiya.

Vita terlihat berpikir sejenak dan mengangguk. Kiya bernafas lega melihatnya.

"Ngomong apa, Ta?" Tanya Vivi memastikan.

"Yah, kagak tau lah." Ceplosnya yang membuat Kiya Vivi menepuk jidat mereka.

Ini yang dinamakan sahabat? Menusuk dari belakang. Ucap Saga dalam hatinya sambil tersenyum sinis.

Saga menuruni tangga hendak keluar dari rumah. Ia berjalan santai seakan tak menganggap siapapun di sana, sambil terus menatap layar ponselnya.

Lala

La, gue mau ketemu lo! Gue otw rumah lo.

Hah! Ngapain?

Bawel, gue mau kasih tunjuk puisi gue.

Setelah itu, ia mematikan ponselnya.

"Siapa tuh, Ta? Ganteng juga." Tanya Vivi tapi, matanya melihat ke arah pintu.

"Sepupu gue,"

***

Hari minggu ini, Lala tidak bekerja ia izin dengan Vivi untuk menyelesaikan jahitannya di rumah. Baju yang ia jahit adalah milik tetangganya untuk menghadiri wisuda anaknya bisa dibilang baju couple sekeluarga lah. Ia sangat tidak enak dengan tetangganya karena sebenarnya bahan yang dikasih sudah hampir dua minggu di rumahnya, tapi belum juga ia selesaikan dan hari ini ia akan menyelesaikan. Dalam menjahit menurutnya tidak terlalu sulit hanya bagian membuat polanya saja, yang harus teliti dalam menghitungnya dan tentunya juga, harus pintar matematika.

Suara ponselnya membuat ia berhenti dan membuka pesan dari Saga yang tertera namanya.

Saga

La, gue mau ketemu lo! Gue otw rumah lo.

Ekspresi Lala terkejut saat membaca pesan dari Saga. Baru ia mengetik balasannya.

Hah! Ngapain?


Bawel, gue mau kasih tunjuk puisi gue.

Evolusi Waktu (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang