14. Mas Aji🍃

14 1 2
                                    

Jadilah seperti kerang, walaupun terlihat buruk tetapi menyimpan sejuta keelokan dan jangan jadi seperti mangga busuk, yang hanya terlihat elok luarnya.

SM, 5 Februari 2020

Pagi ini Lala berangkat lebih awal ke butik karena sebelumnya Maya menelpon agar ia berangkat lebih awal dan kerumahnya dulu.

Hari ini lebih baik dari kemarin, sudah ada senyuman yang menghiasi pipinya.
"Lala, Tante mau ngomong penting sama kamu!" Ujar Maya setelah Lala sampai dan duduk di terasnya.

"Tante tau kamu berhenti sekolah karena apa. Atas kebaikan kamu, Tante mau nyekolahin kamu sampai jadi orang sukses. Apa kamu mau?"

Tentu ingin sekali Lala menjawab mau, tapi ia sadar diri. "Dengan Tante memperkerjakan Lala itu aja udah cukup, Tan."

"Ayo dong, sekalian kamu tinggal di sini, temenin Tante. Suami Tante masih lama pulangnya dan Tante sangat ingin mempunyai anak perempuan sepertimu. Tante harap kamu nggak menolaknya!" Maya sangat berharap Lala mengatakan iya.

Lala sendiri masih diam dan berpikir. Jika ia menyetujuinya, ia bisa sekolah kembali. "Nggak usah Tante itu berlebihan," Lagi-lagi ia menolaknya.

"Nggak ada yang berlebihan dalam kebaikan itu, La. Tante hanya mau remaja seperti kamu ini tidak menyia-nyiakan masa mudamu dan Tante mau kamu itu berpendidikan."

"Tapi apa nggak papa Tante sekolahin Lala?"

"Tentu tidak apa-apa. Mulai besok Tante akan ke sekolah kamu agar kamu bisa sekolah lagi di sana." Tanpa disuruh Lala langsung memeluk Maya. Ia menangis dipelukannya, merasakan kehangatan yang telah lama tidak ia rasakan.

"Makasih Tan, Lala tidak akan pernah melupakan kebaikan Tante." Ucapnya masih dipelukan Maya.

Sehabis berpelukan mereka berangkat ke butik untuk kembali bekerja. Lala semakin giat bekerja, ia sangat semangat.

Saat jam istirahat, Lala bercerita pada Pipit tentang masalahnya dengan sahabtnya.
"Kalau aku jadi kamu, udah aku maki-maki mereka. Semua orang itu menindas kita saat kita tidak punya, mereka melakukan sesuatu seenaknya. Dulu aku sempat berpikir bahwa, uang adalah segalanya." Ujar Pipit mengomel.

Apa Lala pantas berbuat jahat sama mereka? Tapi, bagaimana pun juga mereka pernah menjadi sahabat Lala. Ia bimbang dengan pikirannya, semuanya kacau.

Dreet

Lala membuka ponselnya, ternyata nama Saga yang kenbali muncul.

Saga

Jika nanti lo sudah sadar dengan sikap mereka lihatlah kebelakang ada gue yang selalu siap menguatkan lo dan menjadi tempat keluh kesah lo. Gue pamit La, jaga diri lo yah! Saat gue pulang, bakal gue bawain hadiah buat lo.🙋‍♂️ jangan lupa titip salam buat Sekar. Bilangin tunggu gue sukses entar di taa'ruf.

Lala hampir baper dibuatnya pada kalimat pertama, tapi ia langsung jatuhkan sekuat mungkin dengan kalimat akhirnya. Andai Saga tahu Lala suka sama Saga! Dan jika kalimat itu untuknya ia pasti akan menunggu karena Lal mencintainya. Semoga kamu bisa menggapai cita-citamu.

"Cie, pesan dari siapa tuh?" Tanya Pipit yang sedari tadi melihat ponsel sadar tanpa ia sadari.

"Bukan siapa-siapa."

Evolusi Waktu (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang