29. Anna uhibbuka fillah🍃

15 1 0
                                    

Mencintai, bukan soal suka atau hasrat. Hanya saja tentang rasa yang muncul sendirinya.

***

Saga

Hari ini nggak usah jemput.

Siapa juga yang mau jemput lo😝 ❤

Lala menyesal mengabari Saga tentang itu, karena dia justru menganggap main-main saja. Tiba-tiba pak supir mengerem mendadak.
"Astaga!" Buru-buru Lala keluar karena mendapati seorang nenek-nenek yang berdiri di depan mobil dalam keadaan syok. Lalu nenek itu mengambil jualannya yang tidak jatuh.

"Ya ampun Nenek nggak papa?"  Tanya Lala sembari memegang pundak nenek itu dan membawanya ke pinggir.

"Kita ke rumah sakit ya Nek?"

"Enggak usah Neng, Nenek nggak papa."

"Ini buat ganti rugi jualan Nenek yang jatuh!" Lala merogoh saku roknya dan memberikan dua lembar uang merah.

"Enggak usah Neng, namanya juga musibah."

"Enggak papa. Jadi gini aja aku beli semua dagangan Nenek, sisa uangnya buat Nenek." Nenek itu membungkus semua makanan yang ia jual ke dalam satu kantong asoy.

"Tapi ini terlalu banyak Neng." Protes Nenek itu saat menerima uang.

"Nggak papa ini sebagai tanggung jawab aku. Sekali lagi maaf Nek." Ujarnya lalu masuk ke dalam mobil. Di mobil ia memakan makanan tadi, tapi ponselnya mengganggu kenikmatan makanannya.

Kak Fahri

La

La

Lala

Sekar kecelakaan

Mendapat kabar itu hatinya rasa sakit, apa mungkin ia masih menganggap sekar sahabatnya? "Pak kita ke rumah sakit sekarang!"

"Maaf Non tapi saya disuruh mengantar Non sampai ke sekolah!" Tolak pak Supir.

Lala tidak bisa apa-apa jika sudah menyangkut Maya.

Di sekolah ia harus menunggu jarum jam berputar sampai ia tidak konsentrasi dengan pelajaran yang guru jelaskan.

Ia merasa jarum jam sedang tidak berjalan, sempat terlintas di pikirannya untuk bolos, tapi tidak mungkin.

Lala hanya memilih duduk saat jam istirahat.
"Eh, orang jahat, pengkhianat, sok suci, nakal,---"

"Bisa diem nggak?" Bentak Lala pada Leon yang langsung berdiri dan menggeprak meja.

"Kalau enggak, mau apa?" Tanyanya sembari mendekatkan dirinya dengan Lala.

"Mau gue bikin babak belur lo." Ujar Fahri dari belakang Leon.

Tentu itu membuat Leon takut karena posisi Fahri seniornya. Ia memilih keluar.

"Aku nggak butuh bantuan Kakak!" Ujarnya lalu duduk kembali. Entah apa kesalahan Fahri sehingga mendapat sikap seperti itu dari Lala.

"Bilang terima kasih aja cukup." Tak kalah dari Lala, Fahri pun demikian sikapnya. Ia pergi mungkin masa berlaku sabarnya telah berkurang.

Kembali lagi pandangan dan pikirannya kosong. Lala tak habis pikir kenapa bisa Sekar kecelakaan?

Evolusi Waktu (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang