20. Antara pacar dan uang🤡

14 0 0
                                    

Uang, harta, jabatan, dunia semuanya akan kembali pada saatnya.

SM, 26 Februari 2020

Belum tangan Lala menyentuh ponselnya, Kiya sudah memohon.
"La, gue mohon jangan. Gue bakal lakuin apa aja, asal lo nggak pecat orangtua gue!" Ujarnya sambil menyatukan tangannya dengan muka memelas.

"Putusin Aldi!"

"What!" Ujar Kiya histeris. "Gila yah, lo mau rebut Aldi, gue nggak mau!"

Lala tersenyum sinis. "Okey, fine. Maaf yah, aku nggak tertarik sama dia. Dan siap-siap aja angkat kaki dari rumah mewah kamu!" Ancamnya, Lalu beranjak dari duduk.

Kiya menahan tangan Lala tapi Lala, menghempaskannya kasar. "Oke, gue putusin!"

"Sekarang di lapangan!" Ujarnya datar lalu pergi.

Setelah Lala pergi, Kiya memukul meja, ia kesal dengan tingkah Lala. "Kurang ajar tuh anak!"

"Lo yakin mau putusin Aldi?" Tanya Vivi memastikan tindakan yang akan Kiya lakukan.

"Yah, harus yakin lah, harta lebih penting dari pacar!" Cetus Vita. Terkadang sifat Vita ini lemot dan pencetus yang langsung tepat sasaran.

Vivi menyenggol Vita, agar ia tidak kembali bicara sembarangan dan salah cetus.

Tanpa menjawab lagi, Kiya pergi ke lapangan dan kebetulan hari ini kelas Aldi sedang olahraga.
"My beb!" Teriak Kiya sambil melambaikan tangannya.

Aldi yang sedang bermain bola, mendengar seseorang memanggilnya, ia menghampirinya. Perlu diketahui, saat ini Aldi sedang kasmarannya dengan Kiya. Setelah ketidak dekatannya dengan Lala lagi, ia mulai belajar mencintai Kiya. Tapi, terlambat.

"Kita putus!" Cetus Kiya seketika dengan suara yang bisa didengar teman Aldi yang ada di lapangan itu.

Mereka yang mendengar pun terkejut bahkan, ada yang tertawa di sana, walaupun tidak terlalu kuat dan ada yang mendokumentasikan kejadian itu. Aldi merasakan sedih, syok, heran menjadi satu.

Saat Kiya hendak pergi, tangannya langsung diraih Aldi.
"Kenapa, aku salah apa sama kamu?"

Ketidak relaan Kiya membuat hatinya teriris dengan kata-katanya sendiri. Padahal Kiya baru merasakan cinta yang tulus dari Aldi yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya, tapi harus kandas di sini, ia juga tidak mau kehilangan hartanya dan semua yang ia miliki saat ini.
Kiya menghempaskan tangannya, "Maaf!" Inilah kali pertama seorang Kiya meminta maaf. Kiya meninggalkan Aldi yang masih tercengang dengan keputusan Kiya.

Jay selaku teman dekat Aldi, menghampirinya. "Ikut gue!" Seru Jay sambil menarik tangan Aldi dengan maksud, sahabatnya tidak menjadi bahan perolokan atau bulian dari teman merek yang melihat kejadian tadi.

Jay membawa Aldi ke perpustakaan. Tempat itu menjadi tempat teraman menurut Jay saat ini. Mereka duduk dengan muka Aldi yang masam, Jay berusaha menenangkan temnnya itu.
"Lo tenangin dulu, terus lo minta penjelasan dari dia!" Sarannya.

Aldi meremas rambutnya lalu mengacaknya dan hampir memukul meja, tapi beruntung Jay menahannya. Entah kenapa, saat ini Aldi merasakan patah hati yang belum pernah ia rasakan. Ia akui Kiya telah mampu membuatnya merasakan cinta dan kehilangan yang luar biasa.

"Al!" Panggil Fahri yang baru masuk.

Jay menghampiri Fahri dan menahakannya masuk.
"Kenapa?" Tanya Fahri saat Jay menyuruhnya keluar dengan bahasa isyarat.

"Lebih baik jangan deketin Aldi dulu, jangan memperkeruh suasana. Hubungan lo sama Aldi 'kan lagi nggak baik!" Saran Jay.

"Iya gue tahu. Gue cuman mau mastikan kalau dia nggak galau, gue juga sahabatnya."

"Iya, tapi ini bukan waktunya, Ri!" Ucapannya penuh penekanan dan mendorong Fahri pelan agar pergi.

Jay kembali menghampiri Aldi setelah menangani Fahri. Jika saja sedang tidak d masalah, mungkin Jay akan berkata, 'punya dua sahabat kok nyusahin semua'

"Lho, mau kemana lo, Al?" Baru saja Jay duduk tapi Aldi sudah meninggalkannya.

"Ke kelas." Singkatnya.

Baru juga usir Fahri biar nggak ketemu Aldi, malah si Aldi nyusulin. Dasar keduanya plin-plan! Gerutu Jay.

Jaya mengejar Aldi ke kelas. Rapi ia justru menabrak Lala.
"Aduh, sorry La, sorry!" Ujarnya sambil berdiri.

"Makanya jalan pake mata!" Cetusnya tanpa melihat Jay dan langsung pergi setelah berdiri.

Sedangkan Jay dibuatnya terdiam sekaligus bingung dengan sikap Lala. Kesambet apaan tuh anak yah?

Tak peduli lagi, ia melanjutkan menuju kelasnya.

Lala masih kesal dengan status instagram-nya Saga.
"Woy, La! Ntar malem kita ke diskotik yah?" Ajak Leon diantara perkumpulan para laki-laki di depan taman sekolah.

Gelar perempuan nakal masih melekat pada diri Lala walaupun pada kenyataannya, poto itu hasil editan orang nakal.

Lala berbalik dan menghampiri Leon. "Berani bayar berapa kamu?" Jawaban tak disangka keluar dari mulutnya.

"Widiw," Ejek Leon dan tertawa bersama teman-temannya. "Sebutin aja berapa mau lo, 5 juta atau 10 juta?"

"Cuma segitu, mendingan nggak usah!"

"Eh,---" Ucapan Leon harus terpotong karena kedatangan Fahri.

"La, ikut gue!" Fahri membawa Lala menjauh dari kerumunan mereka.

Mereka duduk di kursi taman.
"La, kenapa lo suruh Kiya mutusin Aldi? Padahal lo tau 'kan Aldi lagi kasmarannya sama Kiya?"

Lala terkejut mendengar Fahri tahu hal itu. "E-h maksud Kak Fahri apa, Lala nggak tau. Lala aja baru tahu kalau Aldi putus sama Kiya." Lala berusaha tenang agar tidak terjadi kecurigaan Fahri padanya.

"Gue tau dari Vivi."

"Lala nggak sangka, Kakak percaya gitu aja sama mereka. Kita temenan lho Kak dan Kakak tau bagaimana sikap merek sama Lala. Mungkin mereka lagi ngerencanain se---" Ucapan Lala yang dramatis berhenti karena Fahri mendekap mulut Lala hingga ia berhenti bicara.

"Please forgive me! Dengan gampanganya gue langsung percaya sama mereka padahal, gue yakin lo nggak mungkin berbuat kayak gini!"

Maaf. Aku hanya ingin mendapatkan keadilan.

"Eh, Saga nelpon nih!" Ucap Fahri yang melihat layar ponselnya berdering dan menunjukkan nama Saga.

Setelah mengangkatnya muncullah wajah Saga di sana.
"Hai, Ga!" Sapa Fahri dan Lala yang langsung memunculkan wajahnya di layar ponsel Fahri.

"Kalian lagi berdua? kKebetulan dong, jadi gue nggak ribet ngasih taunya. Gue mau kasih tahu kalau acara di sini lancar, gue sukses menjalankan tugas gue dan 2 hari lagi gue bakal OTW Jerman dan doain gue biar lulus tes beasiswanya!" Jelasnya dengan sedikit sombong.

"Wow," Teriak Fahri dan Lala yang excited dengan kabar bahagia itu.

"Alhamdulillah woy, malah wow!" Tegur Saga mengingatkan.
"Btw, masalah kalian udah selesai, terus kata Fahri, Lala juga udah mulai dihargain dan nggak diganggu lagi sama mereka dan gue harap Lala nggak balas dendam, tetap menjadi Lala yang pertama gue tinggal sampai gue kembali tetap sama oke, La!" ucapnya membuat Lala tertegun dan memori sikapnya baru-baru ini terlintas.

"Dia nggak bakal berubah dia bukan Power Rangers." Mereka asik bercanda dan selama Fahri dan Saga mengobrol, Lala hanya terdiam dan terkadang tersenyum saat namanya tersangkut di dalam obrolan mereka.

Thank you
Teman yang baik adalah teman yang selaku mengingatkan dengan kesalahan🍃

Evolusi Waktu (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang