17. I'm Bad🤡

23 1 0
                                    

Karena orang jahat adalah orang yang pernah baik tetapi tidak dihargai.

SM, Februari 2020

Suasana yang semula riuh di kelas, menjadi tegang dengan kehadiran Vinot selaku guru BK.
Tatapan mata yang tajam mampu menelisik setiap orang di kelas. "Kiya, Vivi kalian benar-benar kelewatan, kenapa kalian mengarahkan bola basket ke Lala sampai kena kepalanya? Kalian bukan jam olahraga 'kan, kenapa main basket?" Suara lantang menggema mengisi ruangan kelas yang sunyi.

Sebenarnya yang salah hanya dua orang tapi semua kena imbasnya. Tak ada yang berani menjawab atau pun berkutik, "Kalau kalian berdua nggak mau jawab, satu kelas saya jemur di lapangan sampai jam pelajaran habis, mau?"

"Ya, Vi jawab dong!"

"Iya, kita nggak mau kena hukum!"

"Jawab aja!"

Beberapa murid lainnya yang tak mau dihukum menyudutkan Kiya dan Vivi. "Kami tidak sengaja, Pak." Vivi angkat bicara.

"Enak banget yah, bilang tidak sengaja. Kalau tadi kepalanya kebentur sesuatu, gimana? Bola basket itu berat!" Vinot kembali naik pitam dengan jawaban enteng dari Vivi.

Sebelum Vinot kembali marah, Lala masuk diantar Fahri yang memegangi Lala yang masih lemas. Fahri ikut duduk di samping Lala. "Kalian berdua saya skor!"

"Jangan Pak, mereka dihukum bersihin semua kelas selama tiga hari aja, Pak. Jadi, mereka tidak ketinggalan pelajaran!" Bukan Kiya atau pun Vivi dan lainnya yang bicara itu adalah Lala.

Semua pasang mata melihat ke arah Lala.
"Kami di skor aja Pak." Usul Kiya. Mana mungkin mereka mau membersihkan semua kelas dengan jumlah 21 kelas.

"Bapak setuju dengan Lala, hukumannya mulai hari ini sepulang sekolah!" Ujarnya lalu pergi.

Kalau tidak ada Fahri, mungkin saat ini Lala sudah kena semprot anak kelas terutama Vivi dan Kiya. Di sekolah ini yang namanya kakak kelas itu tak jarang selalu dihargai keberadaannya. "Latihan simulasi gue udah selesai jadi, sekarang kita bisa barengan lagi. Gimana kalau pulang sekolah kita makan, gue yang bayar?" Ujarnya dengan senyuman.

"E-e kayaknya kita nggak bisa barengan terus deh, Kak!" Jawabnya canggung.

"Kenapa?"

Karena aku takut, kamu mengetahui sifat baruku. Lala bergidik. "Sekarang Lala udah kerja dan tinggal bersama orangrua angkat Lala,"

"What! Siapa?"

Lala menceritakannya dari awal.

Fahri mengangguk setelah mendengar cerita Lala. Dan Fahri memakluminya.

"Pulang bareng gue?" Tawarnya.

"Boleh,"

Dan selang beberapa menit bel pulang berbunyi. Lala dan Fahri pulang melewati Kiya, Vivi dan Vita. "Liat Vi, dia sama kak Fahri tuh!" Ujar Kiya.

"Iya gue juga tau! Sekarang gue sadar kalau cinta itu nggak bisa dipaksa. Gue berenti suka sama kak Fahri!" Ujarnya pasti, lalu pergi.

Lala merasa aneh dengan sifat Fahri yang berubah padanya.

"Saga apa kabar yah, La?" Tanya Fahri. Nama yang akhir-akhir ini mengisi pikirannya, nama yang selalu membuatnya berdegub, nama yang membuatnya patah hati, nama yang membuatnya tersenyum mendengarnya. Yah, dia Saga, yang entah apa kabarnya saat ini.

Saga, apa kamu masih mengingatku atau sudah lupa? Kenapa tak ada kabar darimu?

"Hei, kok diem. Kenapa?" Tanya Fahri membuyarkan lamunannya.

Evolusi Waktu (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang