💛 𝐄𝐦𝐩𝐚𝐭

253 27 3
                                    

Seo Chanmi

Ternyata, begini rasanya liburan. Setelah sekian lama akhirnya aku bisa meliburkan diri.

Aku sudah sampai di Busan semenjak 10 menit lalu. Walaupun begitu, aku masih tidak bosan memandang stasiun yang ramai akan muda-mudi ini.

Aku tak berhenti berdecak kagum karena saat ini aku berhasil untuk liburan. Karena biasanya, aku tidak suka yang namanya pergi ke manapun saat liburan.

"Chanmi-yaa!" panggil seseorang. Aku mencari di mana orang yang memanggilku itu.

Seorang namja, yang aku rasa seumuran denganku. Mungkin lebih muda sedikit, entahlah. Namja itu mendekatiku, lalu menarik tas ku untuk dia bawa.

"Seo Chanmi?" tanyanya. Aku mengangguk dengan senang hati, lalu tersenyum.

"Naneun, Choi Soobin imnida. Senang berjumpa denganmu Chanmi-yaa."

Namja itu—Soobin—tersenyum dan dia sangat manis. Ya ampun, demi apapun dia memiliki dimple. Untuk namja seumur nya ia memiliki tinggi yang tak wajar.

Oke, cukup. Aku tak bisa mendeskripsikan Soobin lagi. Karena pendapat ku jauh berbeda dengan apa yang kalian pikirkan. Tapi, aku benar-benar menganggap dia sudah lebih dari kata sempurna.

 Tapi, aku benar-benar menganggap dia sudah lebih dari kata sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku lebih muda setahun dari mu. Apa aku harus memanggilmu noona?"

Aku menggeleng, "Chanmi saja." Tangan Soobin menarik pergelangan tanganku untuk mengikutinya.

Oraenmaniya~

◦•●◉✿ M 💛 S ✿◉●•◦

Soobin mengantar ku ke rumah halmeoni. Kami hanya menggunakan sepeda motor, tidak ada mobil. Katanya, supaya aku bisa merasakan udara Busan.

Soobin, membawa tas ku masuk ke dalam rumah halmeoni. Sebuah rumah yang tidak terlalu kecil. Bahkan rumah halmeoni sangat luas, dengan nuansa Korea kuno.

"Chanmi-yaa... Sudah datang kau rupanya. Bagaimana perjalan mu, lancar?"

Aku memeluk nenek, begitu pula dirinya balas memelukku. Sudah lama sekali, keadaan nenek masih tetap sama saat terakhir kali kulihat.

"Halmeoni sehat kan? Sudah lama sekali tidak kemari. Halmeoni tau? Aku merindukanmu! Bogosipda~"

Wanita berumur itu tertawa, bahkan tidak terlihat dari wajahnya bahwa nenek sudah berusia lanjut. Bisa dikatakan, nenek itu masih sangat muda.

"Sudah bertemu Soobin?"

Aku mengangguk, lalu nenek meminta Soobin untuk mendekat. Lalu menepuk pundaknya berkali-kali.

"Soobin ini adalah anak tetangga sebelah. Tapi halmeoni sudah menganggap dirinya seperti cucu sendiri. Katanya dia mengagumi-mu saat pertama kali kalian bertemu. Sebab itu dia menjemputmu di stasiun, dia yang meminta. Benar kan, Soobin?"

Tampak Soobin menunduk, menyembunyikan wajah merahnya. Tetapi dia tetap mengangguk. Ah lucunya.

Aku tertawa, hal itu membuat nya melihatku dan menunduk lagi. Wajahnya makin memerah.

"Kyeopta Soobin-ah!"

Aku memukul lengannya dan itu membuat tubuhnya terhuyung sedikit. Lalu halmeoni-pun ikut tertawa melihat tingkah lucu Soobin.

"Sudahlah, sebaiknya Chanmi istirahat saja dulu. Halmeoni akan memanggil untuk makan siang."

Aku mengangguk, lalu Soobin mengajakku menuju kamar yang sudah disediakan.

"Buat dirimu nyaman, Chanmi-yaa. Kalau butuh aku panggil saja."

Setelah kepergian Soobin, aku membereskan baju-baju ku meletakkannya dalam lemari. 3 jam perjalanan membuatku lelah, aku pun berbaring dan langsung memberi tahu eomma bahwa aku sudah sampai.

Aku merasa sangat mengantuk saat itu. Awalnya aku hanya memejamkan mata, tapi tak terasa aku terlelap juga.

◦•●◉✿ M 💛 S ✿◉●•◦


Choi Soobin

Bagaimana bisa, yeoja yang baru kutemui ini dapat membuat jantungku berolahraga? Sungguh, aku hanya mengagumi nya sesuai apa yang halmeoni bilang tadi.

Tapi berbicara langsung dengannya, membuat kekaguman itu terasa lebih. Aku harap, bisa membuat Chanmi noona senang berlibur di sini.

"Soobin! Kemari kau!"

Nenek memanggilku, aku langsung berlari mencarinya. Tanpa sadar, ujung jari ku terkena meja.

*gedebuk (anggap aja bunyinya)

"Aww! Ada apa halmeoni?" ucapku sambil meringis memegang ujung jari kakiku itu.

"Berhati-hatilah Soobin-ah. Kau kebiasaan sekali, oh iya. Halmeoni ingin dirimu mengajak Chanmi untuk liburan selama di Busan ini ya?!"

Aku mengangguk mantap. "Kau bisa mengandalkan ku halmeoni." Yeoja paruh baya itu tersenyum lebar, menepuk pundakku. Suatu kebiasaan, saat dirinya bangga kepadaku.

◦•●◉✿ M 💛 S ✿◉●•◦


Chanmi terbangun dari tidurnya. Selama dua jam kurang lebih dia tertidur. Yeoja itu mengambil handuknya dan bergegas mandi.

Sepuluh menit kemudian, dia turun menuju tempat halmeoni nya berada. Terlihatlah, halmeoni bersama dengan seorang yeoja paruh baya bersamanya.

"Ini sudah datang. Cucuku, ini eomma nya Soobin."

Aku membungkukkan badan dan mencium tangannya. "Sopan sekali dia, panggil saja eomma Chanmi-ya!" Wanita baik, pikirku.

"Sudah pukul berapa sekarang?" tanya Soobin tiba-tiba muncul. "Jam setengah lima. Bahkan ini lebih dari makan siang. Maafkan halmeoni, halmeoni akan memasakkan makanan kesukaan Chanmi. Chanmi mau dimasak apa?"

Aku menggeleng, tidak perduli saja dengan makanan. Aku tidak pernah memilih-milih makanan. Tapi untuk saat ini aku akan memilih karena sudah diminta oleh halmeoni dan eomma Soobin.

"Chanmi-yaa, kita jalan yuk nanti malam! Ada pasar malam di sana, ayo pergi bersama!"

Aku menerima tawaran Soobin dengan sepenuh hati. Karena aku kan lagi liburan, jadi harus bersenang-senang.

◦•●◉✿ T  B  C ✿◉●•◦

Halo 🙋.

Jangan lupa votement 🌟.

Enjoy storynya. Love You❤

See you👋


Magic Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang