💛 𝐄𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐁𝐞𝐥𝐚𝐬

100 10 2
                                    

Dua hari setelah mengantar kepergian Hoseok, Chanmi hanya rebahan di kamarnya. Tidak berniat kemanapun. Seharusnya liburan kali ini menjelajah Busan, tapi semenjak Soobin yang tiba-tiba tak pernah muncul membuat liburan Chanmi sepi. Padahal Soobin sudah berjanji akan menemaninya sampai akhir liburan.

"Cih dasar pembohong!" kesalnya. Chanmi saat ini sedang uring-uringan di kasur empuknya. Menatap jam yang terus bergerak.

Chanmi itu tipe yang sangat tidak suka berlama-lama dirumah jika tidak ada pekerjaan. Anaknya cacingan, jadi kalau diam dikit jadinya kek orang depresi.

"Chanmi!!!" panggil neneknya. Seketika yeoja itu langsung sigap berlari menuju neneknya.

"Halmeoni, ada apa? Apa yang harus Chanmi lakukan?!"

Yeoja yang sudah beruban itu tertawa kecil memperhatikan cucunya. "Lihat lah berapa berapi-apinya kau. Bahkan halmeoni ikut terbakar karenamu." Chanmi tersipu malu, namun tak menghilangkan senyuman diwajahnya.

Nenek memberikan sebuah daftar, daftar belanjaan. Chanmi langsung mengambilnya. Daftar ini tidak seperti daftar yang ada difilm-film yang panjangnya bermeter-meter. Daftar ini hanya secarik kertas yang besarnya seperti sticky notes.

"Tolong kau belikan semua yang ada didaftar itu! Belikan di market seberang gang saja, supaya lebih dekat. Pakai sepeda halmeoni, jangan lupa juga pakai mantel. Ramalan cuaca bilang malam ini akan turun salju pertama. Jadi, halmeoni tentu tak ingin cucuku ini sakit."

Chanmi mengangguk lalu kembali ke kamar untuk mengambil mantel tebalnya. Chanmi pamit kepada neneknya dan mulai menjalankan sepedanya itu. Bersepeda malam hari di Busan memang hal yang tepat. Karena angin begitu sejuk.

Sesampainya di market tersebut, Chanmi langsung memarkirkan sepedanya dengan rapi. Yeoja itu mengambil keranjang belanja dan mulai mencari satu-satu yang ada di daftar tersebut.

Kertas kecil belum tentu barang yang dibawa sedikit. Chanmi kesulitan membawa dua kantong belanjaan yang lumayan berat. Chanmi sempat berhenti sebentar sebelum lanjut jalan menuju sepedanya.

"Seo Chanmi!"

Mendadak Chanmi berhenti dari jalannya saat mendengar namanya dipanggil oleh seseorang yang sangat Chanmi kenal. Seseorang itu mendekat lalu membalikkan tubuh Chanmi untuk berhadapan dengannya.

Chanmi tak kaget lagi saat melihat orang yang berada di depannya ini. Malah dia ingin melanjutkan langkahnya, tapi lengannya ditahan oleh orang menyebalkan ini.

Seo menyebalkan Changbin. Namja itu yang sedang menahan lengannya ini. Chanmi menghela napas lalu kembali menatap namja itu.

"Ada apa, Seo Changbin?" tanya Chanmi to the point. "Aku ingin berbicara denganmu, Mi-yaa!"

Chanmi ingin menutup mulut namja itu sekarang juga, dia benci di panggil dengan sebutan itu. "Sekarang kau sudah berbicara dengan ku kan? Aku pergi dulu, halmeoni pasti sudah menungguku dirumah." Ingin pergi lagi, tetapi tetap saja sama. Tangannya masih ditahan.

"Ikut denganku, jebal!"

Chanmi akhirnya luluh saat mendengar suara serak Changbin. Keduanya menuju ke suatu cafe yang tak jauh dari tempat mereka berada.

"Baik, sekarang apa yang mau kau bicarakan Changbin?" tanya Chanmi yang bosan dengan basa-basi Changbin yang menyuruhnya untuk memesan. Ya walaupun dia akhirnya juga memesan. Rezeki gak boleh ditolak cuy.

Changbin menarik napas panjang sebelum akhirnya menatap Chanmi dalam dan berterus terang. "Maafkan aku Chanmi-ya. Aku tau aku keterlaluan padamu waktu itu. Saat itu aku terlalu cemburu kau selalu bersama dengan Felix. Apalagi saat aku tau Felix suka padamu."

Magic Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang