💛 𝐓𝐢𝐠𝐚 𝐏𝐮𝐥𝐮𝐡

65 7 2
                                    

"Ah jinjja! Mengapa kepalaku pusing sekali?"

"Makanya, kalau kau tak pandai minum jangan sok-sokan gitu lah. Ini minum dulu airnya. Kau mandi, lalu makan sup pereda mabuk yang ada di atas meja ya. Sudahku panaskan, semalam teman gantengmu yang membelikannya. Berterima kasihlah kepadanya, oh iya jangan lupa juga beri aku traktiran nanti karena aku sudah menolongmu. Aku pulang dulu yaw, mau ada kelas. Gara-gara merawatmu aku bisa telat pula. Bye!"

Chaeyul langsung pergi meninggalkan Chanmi setelah berkata begitu. Tujuannya kali ini adalah pulang, jangan mengira selama ini Chaeyul bersantai-santai saja. Dia juga kuliah tau, cuma penulis aja yang gak mengekspos. Jadilah Chaeyul disini, di stasiun menunggu bis. Walaupun tidak terlalu jauh lokasi apartement nya tetap saja kan, Chaeyul itu lelah kalau berjalan kaki. Walaupun jalan pagi itu sehat.

Chaeyul sedang duduk sambil memainkan HP nya. Membuka grup untuk melihat info penting. Chaeyul melihat seorang namja yang  berada disebelahnya. Ah, itu namja semalam batinnya.

"Annyeong Jaehyun-ssi. Kita bertemu lagi ya," sapa Chaeyul hangat.

Namja yang dia panggil itu langsung menoleh. Sempat terkejut, tapi langsung berubah tersenyum. Padahal dia sudah memakai serba hitam agar tidak dikenal tapi ada aja seseorang yang mengenalnya. Untungnya itu Chaeyul, bukan paparazi ataupun sasaeng.

"Eh nde, annyeong. Eung...?"

Chaeyul tertawa kecil lalu mengulurkan tangannya. Tidak heran sih, orang ini pertemuannya yang kedua. Jadi, Chaeyul maklum kalau Jaehyun melupakan namanya.

"Jeon Chaeyul. Panggil saja Chaeyul. Oh iya, Jaehyun mau kemana?"

Jaehyun membalas uluran tangan tersebut, tanpa sadar tersenyum lagi lebih lebar dan itu membuat Chaeyul salah tingkah sendiri.

"Ada important business. Biasa, pria karir. Kau sendiri?"

"It-itu, aku mau pulang. Semalam kan habis menginap gara-gara mengurusi Chanmi. Ap-apa kau juga menunggu bus?"

Jaehyun membuka HP nya lalu menggeleng. Namja itu memperlihatkan layar HP nya kepada Chaeyul.

"Aniyo, aku menunggu chinguku. Nanti dia menjemput. Apa kau mau aku antar sampai ketempatmu? Sepertinya chingu-ku tak keberatan bila aku mengganti lokasi jemputnya."

Chaeyul menggeleng cepat. Berada di dekat orang tampan membuat pasokan oksigennya menipis. Tenang Chaeyul tenang, jangan salah tingkah. Cintamu hanya untuk J-Hope oppa seorang. Tarik napas buang, oke bagus. Sekarang berbicara dengan santai batinnya.

"Andwae. Itu tidak perlu, lagipula aku menaiki bus. Jadi, tak usah repot-repot. Hehe, tapi makasih atas tawarannya. Oh itu bisnya datang aku pergi dulu bye."

Chaeyul langsung bergegas masuk bis saat pintunya telah dibuka. Setelah menempelkan kartu kendaraan umum, Chaeyul memilih tempat duduk dan menghembuskan napas lega.

"Akhirnya bebas," gumamnya.

Tanpa sadar, Jaehyun  berada di kursi belakangnya. Jaehyun, namja itu sebenarnya waspada juga karena takut ada dispatch dan sekutunya. Cuma dia khawatir juga sama Chaeyul. Dia seorang yeoja, ini masih pagi takutnya ada penjahat kan. Walaupun teknologi sekarang sudah canggih, sangat mungkin untuk terjadi tindakan kriminal.

Chaeyul turun dari busnya. Jaehyun juga. Chaeyul berjalan dengan santai menikmati pagi, tapi dia tiba-tiba berhenti dan terkejut saat seseorang menabraknya dari belakang. Itu Jaehyun tentunya.

"Ya, Jaehyun-ssi. Kau mengikutiku?"

Jaehyun yang serasa terciduk menggaruk lehernya yang tidak gatal. Salah tingkah sendiri, jadi dia hanya tersenyum.

Magic Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang