"Duduklah, akan ku ceritakan semuanya" ucapku kepada sosok lelaki yang baru saja datang menghampiriku
Aku sangat hati-hati dalam berucap, bahkan mataku tidak berani menatapnya lansung. Tatapannya begitu dingin, aku setengah mati ketakutan, tapi harus bagaimana lagi? Masalah ini harus segela diselesaikan.
"Cepatlah! Waktuku tak banyak" sahutnya
Tanganku gemetar, aku tak tahu harus bagaimana? Bagaimana jika dia tidak terima? Bagaimana jika dia murka?
Dengan hati-hati aku mulai membuka mulutku, memaksa untuk berkata. tidak ada jalan. Ini satu-satunya pilihan.
"Kau masih mengingatku kan?" Bicaraku penuh ketakutan
"Ya" ucapnya
"Syukurlah. Kau tahu, selama 3 Minggu sejak kejadian itu, aku terus mencari keberadaanmu" tetap saja aku tak berani menatap matanya
"Hingga kau menimbulkan masalah" sahut lelaki dengan suara Husky nya
"Masalah? Aku hanya ingin menemuimu. Itu saja Junhoe" entahlah dapat keberanian darimana, aku bisa menyebut namanya
"Masalahnya, kau menemuimu di tempat kerjaku. Cih untung saja istriku tidak tahu" kali ini nadanya agak meninggi. Aku takut.
Istri?
Aku hanya diam sesaat dan Tidak terasa air mata dengan mudahnya menetes, membasahi pipiku, dengan cepat aku langsung menghapusnya.
Aku tegakkan kembali kepalaku, menatap penuh keberanian sosok yang sedang berada di depanku.
Dia memang sempurna dengan balutan Jas nya.
Junhoe: "Cepat katakan! Waktuku tak banyak! Maumu apa? Bukannya aku sudah menyuruhmu melupakan semuanya?"
Huft...
Ku tarik nafas panjang lalu ku hembuskan.
Hidupku ada ditangan dia. Ku kepalkan tanganku. Inilah saatnya.
"Kau ingat namaku kan?"
"Yun... Hyeong?" Jawab dia
Aku mengangguk
Lalu ku lanjutkan "sykurlah... Lalu apakau ingat juga perbuatan mu?"
"Menidurimu?" Tanyanya tanpa rasa bersalah
Aku mengangguk.
"Cepat katakan! Maumu apa! Uang? Pekerjaan? Katakan saja maumu apa. Asal bukan... Tanggung jawab. Kau tahu kan aku sudah punya istri? Jangan berharap lebih"
Ucapannya benar-benar menusuk jantungku. Bagaimana aku bisa tahu? Dia saja tidak memberitahu.
Rasanya aku ingin mati saja. Aku menangis.. dia hanya melihatku tanpa rasa bersalah. Badanku lemas...
Seharusnya aku tak perlu menemuinya, kalau akhirnya seperti ini.
Tapi aku tidak ada pilihan... Aku takut! Aku benar-benar sendiri.
"Ak..u... Hiks" aku tak bisa melanjutkan kata-kataku. Dia menatap aku semakin dalam.. aku bingung. Aku harus bagaimana?
"Hamil?"
Aku berhenti seketika.. mencerna ucapan yang baru saja aku dengar. Ku tatap matanya dengan wajah penuh air mata
"Bagai...mana kau tahu?" Ucapku
Dia tersenyum... Lalu mendekatkan wajahnya ke wajahku
Senyum itu.... Lagi-lagi aku terkicuh
"Yunhyeong...." Ucapnya lembut sambil menyusap rambutku
Hatiku dag dig dug ser~~
Aku tak berani menatapnya
"Tatap mata ku" pintanya
Aku menatap matanya. Sial! Tampan sekali..
"Kau masih SMA. Gugurkan saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
~Kesalahan~
RandomJunhoe : "Aku membutuhkannya" Also Junhoe: "Tapi aku tidak mencintainya"