Ini berat, bagi Jinhwan
Dirinya tidak bodoh, pun dia paham betul tentang kebohongan suaminya. Masih ingat waktu jinhwan ke kantor dan suaminya tidak ada disana? Atau waktu Jinhwan menelpon sekertaris suaminya yang menanyakan keberadaan Junhoe, lalu apa jawabannya? Suaminya tidak ada di kantor.
Jinhwan tidak tuli, dia juga tidak bodoh, dia mengetahui... Hanya saja, Jinhwan belum tahu alasan suaminya membihonginya.
Lalu bagaimana Jinhwan sekarang?
Baginya, lebih baik pura-pura tidak tahu daripada harus kehilangan Junhoe.
Jadi, Jinhwan membiarkan Junhoe membohonginya terus menerus?
Tentu saja tidak.
~~~''~~~'~''
.
.
Hari semakin petang, Ayah dan Bunda berpamitan pulang kepada Jinhwan dan Junhoe. Selama berkunjung, Bunda tidak berhenti-henti mengatakan "Bunda ingin punya cucu", kalimat itu juga yang membuat Jinhwan sedikit meringis, "Bagaimana bisa Jinan memberikan bunda cucu? Bahkan suami Jinan enggan menyentuh" dalam hati Jinhwan bergejolak untuk mengatakan yang sejujurnya mengenai dirinya dan Junhoe.
Sampai saat ini, baik ayah dan bunda tidak tahu bahwa Junhoe tidak pernah menyentuh Jinhwan secara intim. Kenapa Jinhwan tidak memberitahukan orang tuannya?
Setelah mengantarkan Ayah dan Bunda sampai halaman Rumah, Junhwan kembali masuk ke dalam rumah mereka.
"Kenapa tak jujur saja?" Ucap Junhoe yang baru saja menutup pintu rumah mereka, Jinhwan terdiam di samping Junhoe.
Junhoe menatap lurus mata Jinhwan "Kenapa hmm? Kenapa tidak jujur saja?" Tanya nya lagi
Jinhwan mendongakkan wajahnya menatap pria yang lebih tinggi dihadapannya "Apa memang sudah tidak ada harapan?" Tutur pelan Jinhwan, dia mencoba menahan tangisnya.
Tentu jinhwan paham maksud suaminya, kenapa dirinya tidak jujur saja kepada orangtuanya kalau selama ini suaminya enggan bersetubuh dengannya? Tapi, Jinhwan tidak sejahat itu, dia sangat mencintai Junhoe, dia tidak ingin Junhoe dibenci orang tuanya, bukan hanya dibenci tapi ditendang dari rumah atau bahkan perusahaannya. Yang dipikirkan Jinhwan selama ini ialah Junhoe bukan tidak mau menyetubuhinya, hanya saja suaminya belum siap. Jinhwan tidak munafik, dirinya tahu pasti bahwa suaminya belum mencintainya. (Kalian pasti ngerti kalau kalian baca dari sudut pandang Jinhwan selama ini)
Junhoe mendekap tubuh Jinhwan "Miane sayang" ucapnya sambil mengelus punggung istrinya
"Kenapa minta maaf?" Jawab Jinhwan, tubuhnya masih dalam dekapan suaminya.
"Kamu bisa jujur ke ayah dan bunda kalau selama ini aku belum bisa bercinta dengan kamu" ujarnya, mereka berdua masih dalam keadaan berpelukan
"Tidak perlu sayang, aku akan menunggu sampai sayang mau" jawab Jinhwan
Jinhwan melepaskan pelukan Junhoe, lalu dia tersenyum kepada suaminya "Ayah dan Bunda juga akan menunggu sampai kapanpun. Mereka pasti akan menggendong cucu" jawabnya dengan senyum diwajahnya.
Junhoe melihat senyum jinhwan, senyum yang selalu terpancar setiap kali Junhoe menatapnya, senyuman itu yang menyambut Junhoe dikala dia kelelahan.
"Aku sangat ingin bercinta denganmu tapi maafkan aku, atau kita bisa mencoba lagi" Ucap Junhoe memohon.
Bukannya dulu Junhoe juga pernah berkata "coba lagi?" Tapi hasilnya? Jinhwan malah pergi ke rumah Yunhyeong karena Junhoe tidak bisa melakukan "itu" dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
~Kesalahan~
RandomJunhoe : "Aku membutuhkannya" Also Junhoe: "Tapi aku tidak mencintainya"