7:30 begitulah angka yang ditunjukkan di jam tangan dokter muda tersebut. Hanbin saat ini sedang berdiri di depan pintu apartemen Yunhyeong, bukannya mereka semalam sudah berjanji akan berangkat bersama ? Hanbin sudah siap mengantarkan Yunhyeong ke sekolahnya.
Lalu, kenapa Hanbin tidak memencet bell? Kenapa dia harus berdiri menunggu Yunhyeong? Tidak begitu lama kok, Hanbin berdiri di depan apartement Yunhyeong sejak 15 menit yang lalu, dengan tangan kirinya memegang sandwich yang sudah dibungkus rapi dengan kertas plastik.
Tulait~~~
Tepat Pukul 07:40 Yunhyeong membuka pintu apartemennya, alangkah kagetnya Yunhyeong, ternyata Dr.Hanbin sudah berdiri tegap di depan pintu.
"Astaga dokter, hampir saja Yun kena serangan jantung" ucapnya sambil mengelus dadanya karena kaget dengan keberadaan Hanbin.
"Selamat pagi Yunhyeongie" sambut Hanbin dengan menampilkan senyum terbaiknya.
"Selamat pagi dokter, apa dokter sudah menunggu dari tadi?" Tanya Yunhyeong sambil menatap Hanbin
"Ani... Baru saja saya mau memencet bel" jawab Hanbin enteng. Yunhyeong menghela nafas lega "Syukurlah dok, Yun bangunnya kesiangan tadi" jawab Yunhyeong.
"Apa tidurmu nyenyak?" Tanya kembali Hanbin. Hanbin khawatir, takut-takut Yunhyeong tidak bisa tidur karena suasana baru atau dia tidak nyaman dengan apartementnya.
"Begitulah dok.. kita omongin dijalan aja ya dok. Takut telat" sambil menunjukkan jam ditangannya. Hanbin mengangguk, mereka berdua akhirnya memasuki lift menuju lantai dasar.
Sesampainya di mobil Hanbin, Yunhyeong duduk disebelah hanbin. Sebelum Hanbin menyalakan mobilnya, dia menyodorkan sandwich yang sudah dokter muda itu siapkan daritadi pagi. Yunhyeong terdiam "Apa ini dok?" Tanyanya, dia ragu untuk mengambil bungkusan tersebut.
"Kamu belum makan kan? Itu untuk sarapanmu, bagus buat bayimu juga. Ingat ibu hamil tidak boleh telat makan" ucap Hanbin. Yunhyeong terharu, kebetulan Yunhyeong tidak sempat sarapan karena kesiangan.
Semalam Yunhyeong tidak bisa tidur, bahkan jam 2 pagi dia masih bergelut dengan benda pipihnya dengan harapan besar "Junhoe akan mengabarinya" , bodohnya hingga pagi menjelang tak ada satupun tanda-tanda kehidupan dari seorang Goo Junhoe
"Terima kasih dok" jawab Yunhyeong bersyukur, tak butuh waktu lama mobil Hanbin pun melaju meninggalkan apartement mereka. Perjalanan ke Konim High School tidak lah jauh, hanya 15 menit menggunakan kendaraan pribadi.
Selama perjalanan Hanbin tak berhenti tersenyum melihat Yunhyeong yang daritadi mekanan sandwich, tampak seperti anak bayi.
"Gimana enak?" Tanya Hanbin, Yunhyeong mengangguk "enak bgt dok. Dokter pasti pinter masak ya" jawabnya sambil mengunyah.
"Karena sudah biasa sendiri, jadi apa-apa harus bisa mandiri, termasuk masak" respon Hanbin.
"Dokter hebat, Yun sampe heran, semua dokter bisa lakuin. Apa yang tidak bisa hmmm, apa dokter bukan manusia? Apa dokter malaikat? Ani.. apa dokter dewa?" Yunhyeong suka menggoda Hanbin, baginya dokter ganteng yang sedang disampingnya memiliki selera humor yang sama, mengingat semalam mereka juga berbagi lawakan yang senada.
"Kalau saya malaikat, apa Yun percaya?" Tanya Hanbin kembali merespon ucapan Yunhyeong
"Percaya kok dok... Baik dari luar maupun dalam, dokter itu malaikat" jawabnya sambil tersenyum
"Menurut Yun, adakah manusia yang tidak menyukai malaikat?" Lirik Hanbin, Hanbin masih dalam keadaan menyetir, sesekali dia melirik Yunhyeong.
"Tidak ada, tidak ada yang tidak menyukai Dr.Hanbin" jawab Yunhyeong penuh keyakinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
~Kesalahan~
RandomJunhoe : "Aku membutuhkannya" Also Junhoe: "Tapi aku tidak mencintainya"