4

5.8K 368 5
                                    

Yoongi menggosok punggung Jimin dengan lembut, ia tidak ingin melukai bayi mungilnya. Apalagi dengan keadaan telanjang seperti sekarang membuat Yoongi sulit untuk berbicara apapun termasuk bercerita seperti biasanya.
.
.
.
Ini sudah malam dan Jimin masih belum memejamkan matanya apalagi tertidur dengan pulas, ia hanya menatap Yoongi yang masih terduduk dengan laptopnya.
Padahal biasanya Jimin akan tertidur meskipun Yoongi masih mengerjakan pekerjaannya.
Yoongi bahkan sudah memperingatkan Jimin berkali-kali, tapi anak itu selalu membantah. Alasannya 'ingin menunggu dirinya hingga menyelesaikan pekerjaannya.

"Jimin, ayo tidur lebih dulu. Daddy masih banyak pekerjaan yang belum diselesaikan," ucap Yoongi dan Jimin hanya menyelimuti tubuhnya sembari mencoba tertidur.

"Daddy, aku masih takut pada tiga orang pria tadi."

"Dia tidak akan datang 'kan? Mana mungkin, tenanglah di sini ada Daddy."

Jimin mengangguk dan Yoongi memutuskan untuk berpindah tempat, duduk di samping Jimin sembari terus mengerjakan tugasnya.

"Daddy, aku ingin lolypop."

Yoongi menyimpan laptopnya, mencium pipi Jimin untuk memberikan rasa sayang pada bayinya itu. "Maafkan Daddy, tapi nanti gigimu rusak," jawab Yoongi sembari merebahkan tubuhnya, "sekarang tidurlah, biar Daddy bacakan cerita."
.
.
.
.

"Daddy, mau sarapan bersamaku tidak?"

"Ya, sebentar," sahut Yoongi yang masih memakai dasi di kamarnya.

Pagi ini Yoongi akan mengantarkan Jimin ke sekolahnya, bayinya akan belajar dengan tenang setelah dirinya juga pergi ke kantor.

"Namjoon-ah, kau tidak sibuk?"

'Tidak, kenapa?'

"Datang ke kantor, tinggalkan dulu anak-anakmu. Ada meeting dadakan."

'Baiklah, aku akan datang pukul sembilan.'

Yoongi mematikan sambungan telponnya, bahkan dia tidak bertanya kabar Namjoon terlebih dahulu. Berbicara langsung inti memang kebiasaan Yoongi.
Jimin kembali memperlihatkan wajah kesalnya, menatap Yoongi dengan sinis. Dia marah? Tentu saja.

"Jangan marah, nanti kau Daddy jemput."

"Selalu saja seperti itu, sudahlah aku mau berangkat sendiri!"

Jimin pergi tanpa sarapan, meninggalkan Yoongi yang masih berdiri dengan tatapan malasnya.
Jimin kesal, Yoongi bukannya mengejar malah tetap berdiam diri.

"Daddy menyebalkan, menyebalkan!"

---

"Itu adalah putera dari Min Yoongi, masih muda bukan?"

"Terlihat sangat-sangat muda, masih duduk di bangku sekolah menengah pertama?"

"Ya, dia polos. Sangat mudah untuk kita culik."

"Culik dia sekarang, kita ambil harta dari Min Yoongi. Hari ini kita akan mendapatkan banyak uang."

---

Jimin menoleh kebelakang, dia sudah melangkah sangat jauh dari rumah Yoongi. Jimin merasa ketakutan sekarang, biasanya Yoongi mengantarnya tapi sekarang tidak bahkan dia tidak mengejarnya.
Melihat sebuah mobil yang terus mengikutinya, Jimin mulai bergetar.

"Hallo, Nak."
Jimin tersentak, bahkan tubuhnya nyaris terjatuh.

"Hai."

"Kau Park Jimin 'kan? Anak tetanggaku?"

"Tetangga?"
tanya Jimin dengan wajah polos, seperti biasanya.

Dua orang pria yang berdiri di depan Jimin kini membuat anak itu takut, dia tidak bisa meminta tolong saat jalanan sunyi, rumah Namjoon juga masih jauh.
Oh, ya, masih ingat Taehyung? Anak yang duduk di atas kereta bayi? Dia berusia lima tahun? Sedangkan hyungnya sebaya dengan Jimin, sebab itulah Jimin melalui rumah Namjoon.

DGMAL: Yoonmin[END[18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang