Flashback off---
Namhope gak jadi, kapan-kapan aja deh.
.
.
.Yoongi itu bos muda yang kaya, pintar dan bisa dipercaya. Dia juga daddy yang baik untuk bayinya, Park Jimin.
Pagi ini Yoongi telah menyiapkan sarapan untuk Jimin, kebetulan hari libur kantor jadi dia memutuskan untuk menyiapkan segalanya.
Ngomong-ngomong Jimin masih tertidur, perban di kepalanya kembali berwarna merah karena dia tidak menjaga posisi tidur."Apakah aku menyuruh Jonghan untuk ke sini? Menjaga Ji- ah tidaklah, lagipula keluarga Namjoon pasti sibuk."
"Daddy~"
Yoongi menoleh, menatap Jimin yang tengah berdiri di anak tangga paling bawah sembari meminta Yoongi melepas perbannya yang kembali kotor."Astaga, kau tidak menjaga posisi tidurmu!?"
"Mana aku tahu, aku kan tertidur."
Yoongi menepuk jidat sebelum melepas perban di kepala Jimin, dia benar-benar ingin tertawa di waktu yang tidak tepat."Sudah, hati-hati terjatuh."
Jimin mengangguk sembari berlari keluar, ingin menghentikan pedagang kopi yang selalu melintas di sekitaran kompleks mereka setiap pagi. Ngomong-ngomong Jimin membelinya untuk Yoongi, bukan untuk dirinya.Yoongi tengah mencuci piring, kemarin stock cucian piringnya menumpuk sebab dia tidak pulang untuk mencari Jimin. Tidak lupa, dia membuatkan Jimin segelas susu di pagi hari.
Jujur, empat tahun lebih bersama Jimin, Yoongi rasa anak itu masih saja seperti bayinya. Bahkan, tubuh kecil Jimin seperti tidak pernah berubah pada penglihatan Yoongi."Jimin? Oh iya ada," ucap Yoongi sembari mendongak pada jendela di depannya, terlihat Jimin masih berdiri di halaman samping rumahnya. Dia tidak keluar pagar, masih takut.
"Jimin!? Berapa uang yang kau bawa?"
"2000 won."
Yoongi mengangguk, tersenyum bangga pada Jimin yang bisa sedikit berhemat. Meskipun hanya mendapatkan satu makaroni blueberry dan satu cangkir kopi kecil, Yoongi senang sebab Jimin berhemat.
Hari ini, Yoongi akan mengajak Jimin berbelanja. Sedikit bahaya, tetapi Yoongi sudah memberi tahu Jimin bahwa bayinya harus tetap menggenggam ujung bajunya jika Yoongi melepaskan tangannya dari tangan Jimin.
"Jiminnie, pedagang kopinya ada tidak?"
Jimin terlihat menggeleng setelah menoleh ke arah kanan-kiri bergantian.
Drrttt
Drrttt
Yoongi meraih ponselnya setelah mengeringkan tangannya dengan lap yang berada di atas meja. "Halo!?"
'Tuan Min, kantor membutuhkanmu. Meeting secara dadakan.'
"Baiklah."
Yoongi kembali menyimpan ponsel sekaligus melepaskan celemek yang ia kenakan, menghampiri Jimin yang masih berdiri di halaman samping rumah. "Daddy harus pergi ke kantor, ada meeting dadakan. Ayo masuk rumah dan jangan kemanapun."Jimin mengangguk kemudian kembali ke dalam rumah, sebenarnya dia tidak mudah menyerah begitu saja. Hanya, dipikirannya Yoongi sangatlah bengis.
"Daddy, apakah akan berangkat bersama paman Namjoon?""Mungkin dia sudah sampai lebih dulu," ucap Yoongi sembari mengelus rambut Jimin kemudian pergi.
Jimin sendirian lagi sekarang, rumahnya sunyi. Hanya tukang kebun dan pembantu yang masih bertugas, bahkan pembantu kesayangan Jimin tengah mencuci piring yang tidak bisa Yoongi lanjutkan beberapa menit yang lalu.
.
.
🍁Namhope family🍁
.
Hoseok menyiapkan sarapan pagi ini, masih ingat dengan Seokjin yang menginap sebab dia berkata bahwa rumahnya berhantu? Tentu saja, ya.
Namjoon bahkan sudah menyuruh mantan kekasihnya itu pulang, Namun sia-sia saja. Seokjin tidak mau pulang bahkan menginjak lantai rumahnya pun masih tetap ragu-ragu.
![](https://img.wattpad.com/cover/204256226-288-k212172.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DGMAL: Yoonmin[END[18+]
Fanfiction[AKAN DI REVISI][my first work; kalo jelek monmaap ini ditulis pas lagi masa-masanya gua norak.] Daddy Give Me A Loly(DGMAL) Yoonmin 18+ [ END ] No Children-No watcher under 18 Kehidupan Min Yoongi single sekaligus ayah muda dengan satu bayinya, Par...