***
(M)
'Yoongi-ya! Jiminmu tidak akan hamil, Nak!'
Kalimat penghancur perasaan Yoongi di pagi buta seperti ini, Namjoon pelakunya. Memang, sejak dini ia tak pernah berfikir untuk menjadi pasangan 'gay' pikirannya terus menerus pada dendam yang telah lama terbalaskan.
Sekarang, otaknya dipenuhi bayang-bayang tubuh Jimin, desahan Jimin, bibir Jimin, bahkan lubang merah milik Jimin.
Intinya, Jimin, Jimin dan Jimin.
Embun saja masih basah, ranjang pun belum tertata rapi. Tetapi pria jangkung bernama Kim Namjoon itu sudah datang menghancurkan suasana, ditambah meminta makanan instan serta meminjam pakaian lalu pulang tanpa pamitan.
Di depan cermin kusam, Yoongi dengan santai menelengkan wajahnya ke kanan. Memuji diri kemudian kembali ke atas ranjang setelahnya, memeluk Jimin yang telanjang di samping tubuhnya.
Jimin menggeliat, sesuatu menegang di bawah sana. Pantatnya basah sebab jemari-jemari Yoongi mulai memainkannya, perlahan memijit bagian intimnya tanpa ragu.
Menghasilkan desahan Jimin di pagi hari, tak perduli seberapa lelah sang bayi, Yoongi kembali bermain lagi, lagi dan lagi.
Jimin menggeliat geli, tubuhnya berkeringat hebat. Tangannya tak henti menyiksa bantal, mencari-cari Yoongi yang tengah memainkannya.
Setelah menyelesaikan masalah dengan Bang dua minggu lalu, menandatangani pengakuan bahwa memang Bang-lah ketua pembunuhan berencana yang membunuh keluarga Min, hidup mereka kembali damai sebagai ayah dan anak juga sebagai pasangan kekasih.
Jimin diam, berhenti menggeliat dan mengubah posisi tidurnya. Yoongi terus memijit penis miliknya, sembari mempersiapkan lubang Jimin sebagai sasaran. Tak perlu basa-basi seperti mencium bibir, Yoongi hanya ingin memuaskan diri sejenak.
"Ah ... tempatku jadi basah karena sperma, daddy."
"Aku rasa inti dari semua ini bukanlah sekedar permen lolli, tapi kau harus mencobanya lebih dari tiga kali."
Rasanya Jimin ingin bergidik, menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut dan kembali tidur. Hampir saja Jimin melakukan itu, namun Yoongi sudah diatasnya saja. "Akh!"
"Mengangkang sayang," ujar Yoongi, senyumnya bengis menjelaskan dirinya pemilik semesta. Najis.
"Aku tahu-hh paman Namjoon menyiksamu dengan kalimat tidak beradabnya, ya?"
Yoongi berhenti, menghela nafas menatap Jimin. "Sayang sekali, dia meminta kita untuk mengadopsi bayi," jelasnya sembari terus bermain pelan.
Terpaksa untuk menghentikannya, Jimin menariknya dengan paksa. Membiarkan analnya tersiksa demi beristirahat semenit saja, berciuman panas lalu kembali fokus.
"Aku pernah menonton video, bagaimana seorang pasangan sesama jenis memainkan pihak bawahnya." Gila, Yoongi tak pernah mengira Jimin akan secepatnya paham kegunaan lubang anal bayinya, lebih pintar Jimin sebagai pihak bawah. Terbuka dan melakukan apa saja yang diinginkan Yoongi."Aku harap kau tak pernah menginginkan bayi baru, aku akan rindu seperti ini nanti. Akan sulit jika kita mempunyai bayi."
Ciuman panas, Jimin menggeliat membuang spermanya sia-sia mengenai perut Yoongi. Mendongak melihat jam berapa pagi ini, baru pukul delapan, Yoongi akan menyelesaikannya pukul sembilan.Jimin mendorong Yoongi, membuat kaget pria itu sebab tubuhnya hampir terjatuh ke lantai. "Sakit, tunggu sebentar dan aku akan kembali," jelas Jimin sembari berlalu ke kamar mandi.
Berantakan sekali Jimin pagi ini, merah-merah dimana-mana, dan lubangnya terasa sakit sekali. Jimin duduk di atas kloset, tanpa pakaian sembari memainkan penisnya sendiri.
Kemudian terpejam ketika spermanya kembali keluar membasahi tangan, ia menghela nafas, berfikir. "Bagaimana caranya supaya tidak cepat orgasme!?"
tanyanya frustasi.
![](https://img.wattpad.com/cover/204256226-288-k212172.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DGMAL: Yoonmin[END[18+]
Fanfic[AKAN DI REVISI][my first work; kalo jelek monmaap ini ditulis pas lagi masa-masanya gua norak.] Daddy Give Me A Loly(DGMAL) Yoonmin 18+ [ END ] No Children-No watcher under 18 Kehidupan Min Yoongi single sekaligus ayah muda dengan satu bayinya, Par...