14.

2.5K 168 5
                                    

Keep strong guys💜:"
.
.
.

"Ngomong-ngomong hyung mau apa? Tumben malam-malam ke sini?" tanya Yoongi setelah memandikan Jimin dan memberikan pakaian untuk bayi kesayangannya itu.

Seokjin menatap Yoongi malas. "Xiumin meminta upahnya malam ini," jawabnya

Yoongi membuang nafas malas, kemudian meraih amplop berisi uang berwarna coklat dari laci. "Ini, untuk Xiumin dan ini untukmu," ucapnya seraya melemparkan benda itu ke samping Seokjin.

Seokjin tertawa kecil. "Wah, terimakasih, ini sungguh banyak."

Namjoon datang bersama Hoseok, masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum memasuki rumah bosnya. Yoongi tidak pernah memarahi siapapun diantara mereka, tidak ada keberanian untuknya memarahi orang yang lebih tua darinya.

"Lantaran aku lebih tua, kau tidak memarahiku begitu!?"
ucap Namjoon sedikit sinis, "kau tidak bisa seperti itu ... jika putramu tidak sopan bagaimana!?"

"Justru aku nanti yang tidak sopan, masa memarahi yang lebih tua."
Yoongi mendengus kesal, memang dia sedikit malas hari ini. Ngomong-ngomong dia memang yang termuda di antara para daddy.

Namjoon membuang nafas, kemudian duduk santai di samping Seokjin bersama Hoseok yang memilih duduk di atas permadani mewah milik Yoongi.
"Ini berapa harganya?"

"Tidak terlalu mahal, hanya isi dompetmu tidak akan pernah cukup saja," kelakar Yoongi yang membuat Namjoon tertawa setelah meneguk jus yang disiapkan untuk Seokjin.

Di sisi lain, Jimin merenungkan kembali Yoongi yang hampir memukulnya setelah memecahkan vas bunga. Pikirannya kemana saja, takut akan diusir dari rumah bahkan ketakutan jika Yoongi tidak memberinya makan selama beberapa hari.
Kesalahannya memang tidak terlalu besar, tetapi Jimin sendiri tahu bahwa Yoongi tidak sebaik yang dia kira. Maksudnya, Yoongi mungkin akan marah besar atas benda kesayangannya itu yang hancur karena dirinya.

Mendengar suara tawa yang begitu menggema di kamar Jimin dari ruang tamu, membuat dirinya semakin merasa bersalah. Sepertinya takut jika Yoongi tidak akan tidur menemaninya malam ini.

"Halo, Jonghan-ah kenapa kau tidak ke sini!?"

'Panggil aku hyung, aku lebih tua darimu.'

"Hyung, aku punya ponsel baru seharga 1 juta won."

'Ck, berhentilah menyombongkan diri wahai Jiminnie.'

Jimin menghembuskan nafas malas, mematikan sambungan telponnya karena memang Jonghan begitu menyebalkan untuk anak polos seperti Jimin. "Akh, ponsel baru dari daddy kenapa tidak ada gamenya!?"

Yoongi masih bergurau bersama teman-temannya hingga Xiumin datang untuk menemui Seokjin, mengantarkan Jungkook yang sudah tertidur pulas di pangkuannya. Membuat Namjoon dan Hoseok ingat pada anak-anak mereka sampai semuanya memilih pulang bersama.

Xiumin membungkuk pada Yoongi. "Yoongi Sunbae, gomawo."

Yoongi memperhatikan Xiumin yang beberapa kali membungkuk padanya, membuat Yoongi benar-benar muak. "Sudah, pulang saja sana! Aku lelah, semua orang di rumahku harus tidur."

"Siap bos."
.
.
Ceklek

Yoongi membuka pintu kamar, terlihat Jimin yang bersembunyi dengan wajah memerah di balik tirai jendela.
Yoongi membuang nafas, menutup pintu kemudian menghampiri Jimin.

"Kau kenapa?"

"Daddy marah padaku, maaf," ujar Jimin dengan suara yang sedikit bergetar dan Yoongi tahu bahwa Jimin tengah ketakutan sekarang.

Yoongi dengan lembut memeluk Jimin, menariknya hingga masuk kedalam jaket yang ia kenakan. Jimin hanya bersembunyi di sana, meminta kasih sayang lebih dengan cara memanjakan diri.
Beban tubuh Jimin semakin berat, membuat Yoongi semakin sulit menjaga keseimbangan apalagi dengan kakinya yang masih terasa nyeri.

"Jiminnie, sayang ...,"
panggil Yoongi beberapa kali, namun mengetahui bahwa ponsel Jimin telah jatuh ke permadani berwarna ungu di dekat kakinya. "Ughh~"

"Bibi Kim!" panggil Yoongi sembari mencoba menahan tubuh Jimin yang mulai tak tertahan.
Pembantu paruh baya kesayangan Jimin datang dan membantu Yoongi menidurkan bayi kecilnya, ngomong-ngomong dia juga yang menyelamatkan Jimin dari pukulan Yoongi beberapa jam yang lalu.
"Terimakasih, Bi. Maaf sudah mengganggu tidurmu," ujar Yoongi sembari mengelus kening Jimin, "astaga, Jimin demam!"

Bibi Kim atau pembantu Yoongi langsung pergi ke dapur untuk membawa kain pembebat beserta air dingin, Yoongi begitu khawatir. Ia langsung menutupi tubuh Jimin dengan selimut miliknya, tebal dan bagus untuk orang yang tengah sakit.
"Kau pasti kelelahan," kata Yoongi sembari membasahi wajah Jimin dengan kain pembebat.

Jimin menarik lengan Yoongi dan memeluknya dengan kuat, Yoongi hanya sedikit menggeleng kemudian menyuruh pembantunya untuk pergi beristirahat.

Jimin menarik lengan Yoongi dan memeluknya dengan kuat, Yoongi hanya sedikit menggeleng kemudian menyuruh pembantunya untuk pergi beristirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
Pagi ini, pandangan pertama yang Jimin lihat adalah Yoongi. Seorang daddy yang benar-benar menyayanginya dengan setulus hati, rela tidur larut hanya untuk menjaganya.

Jimin bangkit setelah menyelimuti tubuh sang daddy, semalam Yoongi membuka jaketnya hanya karena Jimin yang terus menariknya.

"Bibi Kim," panggil Jimin sembari menghampiri bibi Kim.

"Wah, sudah sehat?"

"Iya, bibi tolong buatkan sarapan pagi ini. Daddy mungkin akan pergi ke kantor sebentar lagi, dia masih tertidur sih."

Namjoon datang sembari membawa Jonghan, dia datang hanya untuk menitipkan Jonghan di rumah Yoongi. Sekaligus untuk menemani Jimin -katanya
Sayangnya Hoseok pergi untuk memeriksakan keadaan Taehyung yang semalam muntah-muntah tidak jelas saat Hoseok dan Namjoon sendiri pulang dari rumah Yoongi, sepertinya Taehyung keracunan makanan'.

"Dimana daddy?" tanya Namjoon pada Jimin seraya membetulkan dasinya yang tidak sempat Hoseok sentuh sebelumnya.

"Di kamar sedang tidur, semalam dia menjagaku karena aku demam. Mau pergi ke kantor, ya, paman?"

Namjoon mengangguk kemudian pergi ke kamar Jimin setelah menyuruh Jonghan duduk di samping anak itu.
"Kau masih demam?"

"Sedikit."

Yoongi menatap Namjoon yang tiba-tiba berada di sampingnya tepat saat ia membuka mata. "Kau apakan aku!?"

"Aku tidak separah itu, Min Yoongi! Cepatlah bersiap dan pergi ke kantor bersamaku!" tegas Namjoon kemudian pergi meninggalkan Yoongi yang masih mencoba mengumpulkan tenaga seraya tertawa tidak jelas.

"Jiminnie, diam di rumah bersama Jonghan. Jangan kemanapun," ucap Namjoon sembari pergi ke luar, dia sepertinya sudah sarapan dan memilih menunggu Yoongi di mobil. Dengan malas Yoongi menuruni satu persatu anak tangga, terpaksa memakai kemeja dan rompi meskipun belum mandi.

"Daddy tidak ...,"

"Nanti kalian jangan pergi kemanapun, ya, fasilitas sudah lengkap sesuai keinginan para anak-anak," sergah Yoongi sembari pergi meninggalkan Jimin yang masih sarapan bersama Jonghan.





Tbc-
Maaf guys sebelumnya, banyak tugas aku:(

DGMAL: Yoonmin[END[18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang