3

6.4K 426 9
                                        

Xiumin memasang wajah datarnya. "Paman tidak tahu, nanti tanya saja pada Daddymu, ya?"

Akhirnya Jimin mengangguk setuju, membuat Xiumin merasa lega. Lagipula untuk apa Yoongi memasang aplikasi aneh di ponselnya jika Jimin selalu menggunakannya.
Seokjin datang ke kantor Yoongi, setelah melihat Jimin yang duduk tenang dengan Xiumin. Niatnya untuk bertemu Yoongi berhenti.

"Jimin?"

Jimin tersentak setelah mendongak untuk melihat Seokjin yang berjalan menghampirinya dan Xiumin, Jimin pikir Seokjin membawa Jungkook.
"Aku kira paman Namjoon bersama Taehyung," umpat Jimin seraya kembali fokus pada ponsel Xiumin.

"Kau tidak mengenali pamanmu ini dari kejauhan? Astaga, ada apa dengan matamu?"

"Ayolah, paman jangan bercanda."

"Dimana putramu?" tanya Xiumin sembari berdiri untuk berbicara dengan Seokjin, meninggalkan Jimin sebentar.

"Aku tidak membawanya, aku titipkan di rumah Namjoon."

Yoongi keluar dari ruangannya, memperhatikan Jimin yang tengah duduk sendirian bersama dua ponsel di tangannya. Sedangkan dua karyawannya asyik mengobrol, tidak peduli apa yang akan terjadi pada bayinya. "Jimin, ayo pulang. Ini sudah malam dan berhenti bermain ponselku."

Jimin berdiri setelah melihat sang daddy mengulurkan tangan padanya, dia berjalan menuju Xiumin dan memberikan ponselnya. "Ini paman, terimakasih untuk gamenya," ucapnya sembari pergi kembali ke samping Yoongi, "Daddy! Tadi aku mengirimkan game dari ponsel paman Xiumin pada ponselmu, tidak apa-apa 'kan?"

Yoongi mengangguk sembari menarik Jimin untuk tetap berada di belakangnya. "Hyung, aku dan Jimin pulang dulu. Xiumin aku pulang," ucap Yoongi yang langsung dibalas anggukan oleh Seokjin dan juga Xiumin.
.
.
.
Jimin tertidur di samping Yoongi, seperti biasa memberikan beban kepala kepada paha Yoongi. Meskipun sang daddy tengah menyetir, anak itu tidak sadar mau bagaimana lagi.
"Dia pasti kelelahan."

Drrttt

Drrttt

Yoongi meraih ponselnya dari tangan Jimin.

"Halo? Hoseok?"

'Ya. Min, cara membuat susu untuk anak berusia enam bulan bagaimana?'

"Bacalah di belakang kemasan susu pasti ada, sudahlah aku sibuk. Tanya saja pada suamimu, Namjoon."

Tutt

Seperti itulah cara Yoongi menjawab panggilan seseorang, dia selalu berkata sibuk padahal faktanya tidak seperti itu.
Jimin bergerak sedikit hanya untuk mengubah posisi dan itu membuat Yoongi merasa mengganggu bayinya. "Ughh, gameku~"

Yoongi meletakkan kembali ponselnya pada tangan Jimin, tidak lupa mengembalikan aplikasi game yang sebelumnya Jimin mainkan.

"Wah, Daddy. Ternyata aku tidak lupa menidurkan pouku."

Yoongi tersenyum sembari mengelus lembut rambut Jimin, kemudian kembali fokus menyetir.
Yoongi melihat sebuah kedai ramen yang masih terbuka, terlihat seorang kakek tua masih menjaganya di sana.

"Apakah kau mau makan ramen?"

"Dimana? Ah baiklah," jawab Jimin setelah melihat kedai di seberang kanan jalan.

Yoongi memarkirkan mobilnya, menarik Jimin untuk keluar. Anak itu masih saja fokus pada gamenya.

"Permisi, tuan, apakah kedaimu masih bisa menerima pelanggan?"

Kakek tua di depan Yoongi mengangguk, kemudian mempersiapkan dua mangkuk ramen untuk Yoongi dan Jimin. "Apakah kalian sangat lapar?"

"Tidak, kami hanya ingin jajan malam. Putraku memang selalu tidur larut jika tidak jajan dulu."

DGMAL: Yoonmin[END[18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang