12.

2.7K 187 1
                                    

Selamat pagi🍁☕
Ini pendek banget astaga:(
.
.
.

Namjoon membawa Yoongi ke rumah sakit untuk mengobati luka di kakinya setelah mengantarkan Seokjin dan Xiumin pulang ke apartemen.

"Malam ini kau harus rawat inap, Jimin akan datang membawa bajumu," ucap Namjoon sembari melemparkan minuman kaleng bersoda pada Yoongi, mendengar nama 'Jimin' terlihat senyum manis mengembang di wajah Yoongi.

"Baiklah, apakah ini masih di Daegu?"

"Tentu." Namjoon meneguk setengah isi dari minumannya, memperhatikan Yoongi yang terdiam di atas ranjang rumah sakit.

"Bersama siapa dia ke sini!?"

"Hoseok."

Yoongi mengangguk, menyimpan minuman kaleng pemberian Namjoon ke atas nakas. Saat seperti ini, mana mungkin Yoongi akan bersenang-senang. "Kau belum makan?"

"Belum, waktuku hanya untuk mencarimu sejak tadi pagi."

Yoongi menunduk, memperhatikan beberapa pedagang yang masih berjualan di luar rumah sakit. "Belilah makanan kemudian kembali ke sini, pakai uangmu dulu. Aku akan menyuruh Jimin untuk membawa uang."

Namjoon tertawa kecil, bangkit kemudian menghampiri Yoongi. "Tidak perlu, aku akan membelinya menggunakan uangku tanpa ganti rugi darimu. Oh iya, saat aku menghubungi Jimin terdengar suaranya begitu senang," ujar Namjoon sembari mengelus-elus bahu Yoongi.

Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi, Yoongi belum ingin menutup mata untuk beristirahat. Sepertinya dia masih merasakan sakit yang hebat di sekujur tubuhnya, Namjoon bahkan sudah beberapakali pergi ke luar untuk mencari makanan ringan sebagai cemilan menunggu Yoongi.
"Dia meminta perusahaan ayahku di Jepang, kau tahu!?" tanya Yoongi pada Namjoon yang seketika terdiam.

"Siapa?"

"Si-hyuk, pria yang menculiku dan bahkan ingin menyetubuhiku."

"Sayangnya aku tidak tahu perusahaan itu, entah siapa yang mengambil alih."
Namjoon merebahkan diri di sofa sembari memakan cemilannya, memperhatikan Seokjin dan Xiumin yang baru saja datang dengan baju baru mereka, sungguh Namjoon iri.

Yoongi masih menatap ke luar jendela, halaman rumah sakit begitu penuh dengan mobil pribadi. "Daegu sudah sakit sejak aku meninggalkannya," ucapnya.

Namjoon tak menggubris, ia lebih memilih tidur dini hari sebelum pagi menyambutnya dengan pekerjaan yang semakin berat. Seokjin dan Xiumin masih terfokus pada pekerjaan mereka, pekerjaan apalagi selain dari kantor Yoongi. "Min, proyek ini kapan harus selesai?" tanya Seokjin seraya memperlihatkan laptopnya pada Yoongi.

"Terserah kau sajalah."

Brakk

Jimin langsung memeluk Yoongi dengan penuh kehangatan, menangis di pelukan Yoongi hingga membuat 'sang ayah merasa bersalah. "Aku merindukan Daddy, jangan pergi," ucap Jimin menguatkan pelukannya.

Yoongi mengelus puncak kepala Jimin sembari menciumnya sayang, rindu mereka sama-sama menumpuk dalam hati. Seokjin juga tak kalah, dia menggendong Jungkook yang sebelumnya duduk di lantai dekat kaki Hoseok.
"Taetae mau main sama Kookie?"
tanya Hoseok kemudian memperhatikan Taehyung yang sudah tertidur pulas di pangkuannya, "ternyata tidur, maaf daddy tidak tahu."

Jonghan yang baru masuk kemudian merebahkan diri dekat Namjoon, dia berjalan lamban. Beruntung tidak tertinggal, Jonghan memang seperti itu saat rasa kantuknya sudah berkuasa.

Jimin masih memeluk Yoongi, hingga tertidur di sampingnya. Yoongi hanya mengelus tubuh putranya yang terlihat sedikit kurus, anak-anak memang begitu saat rindunya telah berat dan memuncak.
.
.
.
Pagi harinya, Yoongi tidak lagi merebahkan tubuhnya di ranjang. Ia lebih memutuskan untuk berjalan-jalan sendirian ke taman dekat rumah sakit.
Membiarkan orang-orang tersayangnya tidur, ia tidak tega jika harus membangunkan mereka. Dirinya merasa terlalu banyak merepotkan orang lain.
"Aku masih memikirkan perusahaan di Jepang milik ayah, siapa yang mengambil alih? Bukankah Min Woozin sudah tiada!?"
Yoongi berbicara sendiri kali ini, menatap layar ponselnya yang tengah memperlihatkan kontak 'sang kakak, Min Woozin. Terakhir aktif pada enam tahun yang lalu. "Ataukah? Woozin masih hidup!?"

Yoongi mendongak, mendapati Jimin tengah mengelus bahunya. Dia juga membawa mangkuk berisi ramen, dia baru saja membelinya. "Daddy, kau sedang apa?"

"Tidak ada, hanya merenung saja."
Jimin tersenyum, merebut ponsel Yoongi yang sudah terisi penuh dan mulai memainkan game yang sudah lama tidak dimainkannya.
"Astaga, hewan peliharaanku kok sampai sakit seperti daddy!? Hmmm."

Yoongi tertawa kecil sembari memakan ramennya, sesekali merenung memikirkan perusahaan milik ayahnya.
Misterius tentang si pengambil alih, Yoongi tidak mengetahui apapun, tidak ada yang memberitahunya tentang hal itu.

Namjoon melemparkan minuman kaleng yang semalam tidak diminum Yoongi. "Minumlah Min, kau ini perlu kesegaran."

"Nanti saja, aku tidak mau minum-minuman bersoda seperti ini."

"Apa kau ingin wine!?"

"Tidak."

Jimin masih terfokus pada ponsel milik Yoongi, otomatis semua yang diucapkan Namjoon tidak di gubrisnya.
"Namjoon-ah, apakah aku harus mencari ibu untuk Jimin?"

Namjoon menoleh seketika, menatap Yoongi yang tengah menatapnya juga Jimin bergantian. "Ibu? Ka-kau serius!? Dia belum meminta ibu padamu, Min!"

"Ya, aku hanya meminta saran padamu," ujar Yoongi setelah lama terdiam.

Seokjin datang dengan Hoseok yang membawa anak mereka masing-masing, sudah selesai membereskan barang-barang dan bersiap untuk pulang.
"Dimana Jonghan?" tanya Namjoon sembari mencari putra sulungnya.

"Dia menunggu di mobil. Oh iya, Min! Semalam mobilmu dibawakan Hoseok." Seokjin memberikan kunci mobilnya, sedikit membungkuk sebab Jungkook berada di pangkuannya masih tertidur pulas.

Namjoon menciumi pipi gemuk Taehyung. "Jangan begitu, dia sedang tidur!" tegas Hoseok sembari menjauhkan Taehyung dari wajah Namjoon, risih memang.

Yoongi tersentak mendengar tangisan Taehyung yang meminta ingin pulang di pangkuan Hoseok, padahal beberapa menit yang lalu anak itu tertidur.
Jimin hanya mendongak, mengelus-elus bokong Taehyung yang sulit kembali untuk tertidur.
"Taetae kenapa? Mau hyung gendong?"
Jimin menyodorkan dua tangannya pada Hoseok, tetapi Taehyung menggeleng. Menolak untuk digendong Jimin.

Yoongi meraih tasnya, menarik tangan Jimin setelah berpamitan ingin pulang lebih dulu. Yoongi akan berbelanja ke beberapa mall di Daegu, sedangkan hyung-hyungnya itu akan pergi ke beberapa tempat wisata sebentar.
"Kamu mau daddy belikan apa?"

"Lollipop."

"Tidak tidak! Nanti gigi Jiminnie rusak, bagaimana!?"

Jimin membuang nafas kemudian mengalihkan pandangannya pada Yoongi. "Baiklah, aku beli yang lain saja."
ucapnya sembari mengangguk pelan.


Tbc-
Maafkan typo:"
Maafkan alur yang membosankan:"(

DGMAL: Yoonmin[END[18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang