Langit, bulan, matahari, dan DARAH

105 49 1
                                    

WARNING!

(!) UNTUK KALIAN YANG BACA PART INI,  AKU CUMA PESEN SATU HAL.

DON'T FORGET NAPES :)

💞


"Arghhh, shit!" Umpat Fastian sambil mengacak rambutnya.

'Kenapa bisa ketinggalan sih?!'

Tanpa ia sadari, ia Berkali-kali mengumpat karna dirinya terlalu ceroboh.

"Kenapa Fas?" Tanya Natto sedikit khawatir. Baru kali ini ia mendengar pacarnya mengucapkan kata-kata itu. Setahunya, Fastian selalu berkata lembut.

"Emm, Nat, jangan buka mata Lo dulu ya, janji?" Tanya Fastian dan diangguki Natto sebagai jawaban.

Dengan cepat Fastian berlari meninggalkan Natto sendirian ditempat sepi itu.

Tap!

Tap!

Tap!

Kini langkahnya mulai memasuki rumah sakit. Tembok putih yang berada disekitarnya dilewatinya begitu saja. Bahkan semua suster yang melihatnya dan sempat bertanya padanya tak ia hiraukan. Ia tetap berlari sekuat tenaga. Ia tak ingin Natto menunggu lama ditempat yang sepi itu karna kecerobohannya.

Kini Langkahnya terhenti di suatu tempat. Dengan nafas yang belum teratur, Fastian mencoba menarik nafasnya terlebih dahulu.

Fastian berhenti didepan kamar rawat Andre. Ia mengambil sebuah benda kecil yang berada diatas bangku. Tadi ia dan Natto sempat duduk disana, mungkin ia lupa membawa benda kecil itu.

"Fyuhh, untung masih ada" Fastian menghembuskan nafas lega.

Dengan segera, ia mengantongkan benda kecil itu kemudian kembali berlari menuju tempat ia meninggalkan Natto sendirian tadi.

Sepanjang jalan ia terus menerka-nerka apakah Natto akan suka atau tidak dengan benda yang dibawanya, tetapi senyumnya mengembang ketika mengingat pacarnya bukanlah tipikal orang yang neko-neko. Ia tahu betul kalau Natto adalah orang yang sederhana, pasti Natto akan menyukai pemberiannya itu. Ia yakin!

Memikirkan Natto membuatnya semakin tak sabar bertemu dengan gadis mungil itu. Ia semakin mempercepat langkahnya.

Saat keluar dari rumah sakit, ia segera berlari kearah taman yang berada dibelakang rumah sakit. Ia meninggalkan Natto sendirian disana.

Dengan perlahan langkahnya mendekat kearah Natto.

Ia melihat Natto yang sedang berjalan. Mungkin Natto sudah membuka matanya.

Fastian yang melihat itu tersenyum kemudian mulai melambatkan langkah nya. Ia berniat mengagetkan Natto.

Namun alisnya tertaut ketika melihat Natto yang terus berjalan ke arah sebuah kolam yang sangat luas. Kolam itu tidak memiliki pembatas antara tanah dan kolamnya, jadi jika Natto masih menutup matanya, kemungkinan ia tidak tau jika ia akan tercebur kedalam kolam tersebut.

Semakin lama Natto Semakin dekat dengan kolam itu, bahkan jika sekali lagi Natto melangkah, ia bisa tercebur kedalamnya.

"NAT!!!"

Seruan Fastian membuat langkah Natto terhenti dan Natto diam mematung dengan kaki yang terangkat sebelah.

Tap! Tap! Tap!

Fastian segera berlari menghampiri Natto. Ia memutar badan Natto yang masih membelakanginya.

Betapa terkejutnya ia saat melihat bahwa Natto masih menutup matanya.

Natto dan PerjodohannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang