Ini takdir

72 33 4
                                    


Jangan datang jika hanya ingin memberi kabar, bahwa kau telah bahagia dengan yang lain.

🍕


Author PoV

"Gue Bulan."

"Nama lo Bulan? Lo serius?" Matahari terkekeh pelan. "Tinggal langit yang kurang."

Natto tersenyum. Namun, siapa sangka bahwa senyum itu adalah senyum kesedihan.

"Kalau gitu..." Telunjuk Natto teracung ke tempat Fastian berdiri. "Dia langitnya."

Matahari menatap Fastian sambil tersenyum manis. "Langit milik Matahari."

Mendengarnya, perlahan senyum yang sedari tadi Natto paksakan untuk terbit memudar. Matanya menatap kosong dengan pikiran yang menjalar kemana-mana.

Natto menatap Fastian yang ikut melayangkan senyum pada Matahari. Senyum yang dulu hanya diterbitkan untuknya, sekarang dengan mudahnya senyum itu diberikan kepada orang lain.

Tangan Natto terkepal kuat. Ia berusaha keras menahan gejolak amarah yang muncul pada dirinya. Sampai pada titiknya, ia lebih memilih pergi meninggalkan mereka.

Perlahan kakinya melangkah mundur, dengan pandangan yang tak sedikitpun ia alihkan. Matanya tetap menatap Fastian dan Matahari yang tengah tertawa ria sambil bercanda-canda. Natto tersenyum pedih kemudian berbalik melangkah meninggalkan mereka.

Natto merasa, sepertinya memang ini akhirnya. Akhir kisah cintanya dan Fastian hanya sampai di sini. Endingnya, tetep saja ia yang harus pergi. Ia yang harus mengikhlaskan. Ia yang harus berkorban. Ia yang harus melepaskan.

Langit memang hanya untuk matahari.

Bukan untuk bulan.

💞

"Sedih saya, ternyata dia udah punya tunangan. Mana ganteng lagi, huftt..."

Mendengar ocehan Bos-nya, Natto mengangguk gamang. "Mereka cocok," ucapnya dengan tatapan kosong.

Bos Ariya menatap Natto yang duduk di sebelahnya, kemudian berdecih pelan. "Kamu tuh, bukannya dukung saya, malah bikin saya tambah gak percaya diri!"

"Terus saya harus gimana, Bos? Dia udah punya pilihan lain. Dia udah bahagia sama pilihannya sendiri. Saya bisa apa?" tanyanya pasrah.

"Ya kamu usahain dong, biar saya bisa dekat sama cewek itu."

"Cewek itu lebih cantik daripada saya ya, Bos?"

"Ya jauh, lah..."

"Jauh, ya?"

"Iya. Ibaratnya nih ya, kamu tuh baju bekas, sedangkan dia baju harga jutaan."

Kali ini Natto menoleh, menatap Bos-nya dengan tatapannya masih terlihat kosong. "Sejauh itu ya, Bos?"

"Iyalah, sejauh itu."

Natto tersenyum kecil.

"Jauh banget ya Bos, kayak harapan."

💞


"Bulan kemana?"

Arga tersenyum canggung. "Mungkin ke toilet."

Mendengarnya, Fastian menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Gue pergi dulu ya, mau sambut tamu-tamu yang lain. Lo nikmatin aja acaranya." Selepasnya, Arga dan Wulan pergi meninggalkan kedua pasangan itu.

Mereka bergerak mencari keberadaan Natto. Gadis itu pasti membutuhkan dukungan mereka sekarang.

Natto dan PerjodohannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang