pesta (2)

85 36 12
                                    

"Aku tunggu diluar,"

Gue liat Fastian yang berubah murung ketika mendengar hal itu. Ia kemudian menghela nafasnya.

"Fas? Kenapa?" Tanya gue sambil menyentuh pundaknya.

Fastian kemudian menggeleng.
"Gapapa Nat,"

Dia langsung pergi ninggalin gue dan duduk di bangku yang berada gak jauh dari tempat kita berdiri.

Gue langsung ikut duduk.

"Fas?"

"Lo udah makan? Kita makan aja yuk Nat,"

Ga tau kenapa rasanya Fastian kayak ngalihin pembicaraan gitu. Tapi mau gak mau gue mengangguk menuruti.

Fastian berdiri dari duduknya, "Lo disini aja, biar makanannya gue ambilin. Mau makan apa?"

Gue tersenyum tipis. "Apa aja,"

Fastian mengangguk kemudian pergi untuk mengambil makanan.

Tapi gue masih kepikiran soal Reinat. Mau apa dia?

Apa gak puas gangguin gue dan Fastian selama ini?

Terus soal pita itu, sebenarnya apa hubungan dia dengan Arolan?

Dimana Arolan sekarang?

"Gue sayang sama lo Nat, lo mau kan jadi pacar gue?"

Sial!

Gue ini kenapa si?! Kenapa gue tiba-tiba inget kata-kata itu?

"Arghhh!"

Karena gak mau terus kepikiran tentang kata-kata itu, gue memilih bangkit dari duduk kemudian mengedarkan pandangan ke sekeliling.

"Fastian kemana ya? Kok nyari makanan lama banget." gerutu gue sambil berjalan memecah kerumunan yang sedang menikmati musik yang terus diputar bergantian.

Gue berjalan ke tempat makanan, tapi sayangnya gak ada Fastian disana.

Gue kembali berjalan memutari aula yang lumayan luas sambil sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri. Tapi gak mudah mencari seseorang di tempat yang ramai kaya gini. Dan hasilnya nihil.

Gue kembali ke tempat awal dimana gue duduk tadi. Kali aja Fastian udah ada disana. Dan ternyata dugaan gue salah.

"Dia kemana ya?" Lagi-lagi gue bertanya pada diri sendiri. Walaupun gue yakin gak akan ada jawaban.

Karna gak kunjung menemukan Fastian, akhirnya gue samperin Wulan untuk sekedar nanya, mungkin dia tau keberadaan Fastian.

Gue sentuh pundak Wulan yang masih asik nyanyi-nyanyi sambil joget didekat panggung. "Lan,"

Wulan nengok kearah gue. "Kenapa Nat?!"

"Lo liat Fastian gak?!"

"hah?! Apa? Gak kedengeran!"

Budek apa Bolot si? Padahal gue udah tereak.

Gue gedein lagi volume suara gue. "LO LIAT FASTIAN GAK?!"

Wulan mengangguk paham. "Owhh, GAK LIAT NAT!" Serunya kencang.

Fastian kemana ya, apa jangan-jangan dia nemuin Reinat?

"YAUDAH DEH GUE CARI FASTIAN DULU!" Gue berniat ninggalin Wulan tapi tiba-tiba tangan gue dicekal.

"NGAPAIN SI DICARIIN, PALINGAN JUGA DIA LAGI SAMA TEMEN-TEMENNYA. BIARIN AJA SI," Ucap Wulan seenak jidat.

Dia bisa bilang 'biarin aja si' tapi masalahnya gue takut kalo Fastian nemuin Reinat.

Kalo emang bener dia gak nemuin Reinat gak masalah deh, biarin aja dia mau kemana. Tapi kalo dia nemuin Reinat gimana? Gue juga gak tau apa maunya Reinat sampai nyuruh pacar gue buat nemuin dia.

Natto dan PerjodohannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang