Natto POVSatu Minggu berlalu.
Keadaan Fastian mulai membaik sekarang. Dia juga udah boleh pulang ke rumahnya.
Sedangkan gue?
Ga ada lagi yang bisa gue lakuin selain pasrah menerima kenyataan.
"Kamu yakin?"
Gue mengalihkan pandangan ke arah Mamah yang senantiasa duduk di bibir kasur.
Gue mengangguk sambil melayangkan senyuman. "Yakin, Mah. Mungkin ini jalan yang terbaik buat Natto dan Fastian."
Mamah Mita memegang pundak gue. "Kamu gak usah berkorban gini Natto, Mamah yakin suatu saat Fastian pasti akan ingat kamu lagi. Percaya deh sama Mamah."
Gue menghela nafas. "Ini jalan yang terbaik Mah,"
Perlahan gue menyingkirkan tangan Mamah di pundak gue, kemudian berdiri mengangkat koper yang sejak tadi udah gue persiapkan.
"Ini jalan satu-satunya agar Natto bisa bahagia."
Mamah Mita ikut berdiri.
"Nggak. Dengan begini, kamu gak akan bahagia. Kamu akan terus tersakiti sayang,"
Gue menggeleng. "Apa hanya karena 'cinta', seseorang bisa bahagia? Banyak cara lain agar Natto bisa bahagia, Mah. Kalau Natto terus di sini, Natto akan semakin terjebak sama masa lalu. Natto akan semakin mengingat Fastian. Apalagi kalau setiap hari Natto harus ketemu sama dia. Udah Mah, hubungan Natto dan Fastian udah selesai di sini."
Perlahan air mata turun membasahi pipi. Gue langsung menghapus kasar air mata itu. Gue ini bukan gadis lemah! Gue pasti bisa hadapin semua ini! Hidup gue gak akan berakhir cuma karna cinta. Nggak!
Namun nyatanya? Gue ternyata lebih lemah dari apa yang gue bayangkan.
"Jangan siksa diri kamu sayang." Mamah menghapus air mata gue yang gak berhenti mengalir.
Dan ya, sekarang gue akui kalo gue lemah.
Hanya karena satu hal hidup gue serasa hancur.
Cuma karna 'Cinta'.
"Tapi Natto tetap akan pergi Mah,"
💞
"Kamu yakin? Kalo kamu ke Bandung, kamu gak akan bisa ketemu Papah lagi loh. Kalo kamu rindu gimana?"
"Ish, lagian siapa juga yang mau rinduin Papah?! Ogah Natto mah!"
Pak sebot memasang tampang seolah sedang sedih kemudian merengek seperti anak kecil. "Ahhh~ Natto jangan pergi, nanti Papah sama siapa kalo Natto pergi? Huaaaa!"
Gue langsung memasang tampang jijik. "Lebay ih, Papah!"
Mamah Mita yang melihat tingkah konyol Pak sebot juga gak kalah jijik. Dia menggertakan gigi kesal sambil menjewer kuping Pak sebot.
"Ck, malah bercanda! Bukannya bujuk anaknya biar gak pergi!"
"Ah salah mulu aku mah! Ini kan lagi aku bujuk,"
"Ya tapi bujuknya gak kaya gitu!"
"Ya terus gimana?"
"Ya gimana kek pokoknya gak kaya gitu!" Gue liat tampang Mama yang keliatan kesel sama sikap Pak Sebot.
"Tuh Natto, liat sendiri kan Mamah kamu malah omel-omelin Papah! Udah deh gausah pergi. Ah, gaya-gayaan kamu mah biar kaya di pilem-pilem kan tuh, yang kalo ditinggal pacarnya langsung pergi. Drama banget kamu! Tinggal di Indonesia tapi serasa di Korea, terlalu banyak 'drama!' " ocehnya. Pak sebot kemudian memajukan bibir kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natto dan Perjodohannya
Humor(Udah komplit ye) Cerita anak SMA! [Yang buat manusia:-)] Ini bukan kisah percintaan yang sering muncul di ftv SCTV. Ini juga bukan kisah kucing dan anjing yang lebaran. Ini bukan kisah emak curut yang nemuin anak ayam kecebur got. Ini bukan kisah k...