4. Laki-laki penggoda

1K 120 10
                                    

Yena Pov

Aku duduk diam sambil menatap kosong selembar kertas berisi kontrak yang aku tanda tangani siang ini. Aku masih setengah tidak percaya, sepertinya semua mungkin dengan uang. Apa mungkin karena ini Ayah sangat menyukai uang?

"Kalau kau menyukai kursi ini, kau bisa meminta pada Ayahmu." Seungwoo Oppa masuk sambil membawa secangkir kopi.

Sebenarnya aku sekarang sedang berada di dalam ruangan Seungwoo Oppa dan duduk di kursinya yang nyaman.

"Oppa, kau pulang kerja jam berapa?" Aku kini pindah ke sofa tempat Seungwoo Oppa duduk sambil meminum kopinya.

"Um... mungkin 10 malam. Ada apa? Kau butuh teman minum lagi?" Tebak Seungwoo Oppa dan itu benar.

"Hm... aku ingin minum di club." Ucapku.

"Aku malas. Tubuhku terlalu lelah untuk menari." Seungwoo Oppa menyenderkan punggungnya.

"Aaaa... Oppa, ayolah aku ingin bersenang-senang. Banyak hal terjadi padaku akhir-akhir ini dan aku benar-benar stres."

"Pergilah dengan temanmu."

Aku cemberut mendengarnya. Apa Seungwoo Oppa sudah lupa, aku tidak punya teman dekat. Ini karena Ayah terus melarangku berteman dengan siapapun yang menurutnya tidak selevel denganku. Menyebalkan bukan mempunyai Ayah seperti itu.

"Aku ingin pergi denganmu." Rengeku lagi namun Seungwoo Oppa tidak menjawab dan malah menutup matanya. "Lagipula Oppa disana nanti bisa mencari pacar kan? Ayolah, aku tahu Oppa baru saja putus beberapa hari yang lalu."

"Yak! Jangan membahas masalah itu."

"Kalau begitu ayo kita ke club malam ini hm? Hm?" Aku mulai mengeluarkan jurus aegyoku.

"Auh! Berhenti melakukanya. Iya iya aku akan pergi." Ucap Seungwoo Oppa.

"Ye... aku akan ganti baju dulu dan datang kesini lagi." Ucapku semangat.

☆♡☆♡☆

Seungwoo Oppa benar-benar menuruti permintaanku malam ini. Walaupun pria itu tidak ikut menari malam ini tapi itu tidak menurunkan semangatku untuk menari seperti orang gila di tengah kerumunan orang.

"Hai cantik, kau datang dengan siapa?" Seorang pria muda datang menghampiriku dan menari di depanku.

"Oppa ku." Jawabku berteriak karena suara musik yang berisik.

"Aahh... kakakmu?"

"Hm, sepupu." Jawabku.

"Kau sudah punya pacar?"

"Aku baru saja putus denganya."

"Wah aku juga. Kupikir kita akan cocok."

"Hei dia punyaku." Seseorang meletakan tanganya di pundaku.

Aku menoleh dan mendapati Kim Yohan tengah merangkulku. Laki-laki itu memberikan wink padaku.

"Dia bilang baru putus dengan pacarnya."

"Dia putus karena aku. Pergilah, cari gadis lain." Usir Yohan.

Laki-laki asing itu pergi begitu saja.

"Singkirkan tanganmu. Kita tidak sedekat itu." Ucapku sambil menyingkirkan tangan Yohan.

"Jangan bicara dengan orang asing di club. Bagaimana kalau itu orang jahat?"

"Aku bisa mengurusnya."

"Ah benar kau polisi." Yohan mengangguk.

"Ck!" Aku terlalu malas untuk berbicara dengan orang sok dekat ini. Nona Kim bilang dia yang terbaik, tapi kenapa tingkahnya sangat menyebalkan. Pertama dia sok akrab, lalu dia terlalu narsis, ah satu lagi aku tidak suka dengan caranya menatapku.

Pacar Sewaan || Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang