17. Kembali ke kenyataan

664 100 16
                                    

Yena tengah berada di depan sebuah mini market dengan di temani sebotol Soju. Perempuan itu sudah cukup mabuk terlihat dari wajahnya yang memerah dan matanya yang sudah setengah menutup.

"Auh!" Teriak Yena dengan kesal membuat beberapa pejalan kaki melihatnya dengan aneh.

"Kenapa Ayah sangat menyebalkan. Pasti Ayah yang sudah membujuk komisaris agar aku tidak diperbolehkan bekerja. Kalau seperti ini terus lebih baik pecat saja aku hueeee..." Yena mulai menangis tidak jelas. "Akan ku telfon Ayah."

Yena mengambil ponselnya dan langsung menelfon Ayahnya.

"Ayah!" Panggil Yena setengah berteriak saat panggilannya di jawab.

"Astaga... Lagi-lagi kau mabuk. Ya cepat pulang jangan berulah di luar sana dan mempermalukan keluarga."

"Ayah jahat. Kenapa tidak membiarkanku bekerja? Aku hanya ingin menjalani hidupku dengan normal seperti orang awam pada umumnya. Tapi Ayah terus mengaturku ini dan itu lihat sekarang hidupku kacau dan aku menjadi pengangguran. Hueeee aku benci menjadi chaebol." Ucap Yena tidak jelas.

"Sudah selesai bicaranya? Ayah sibuk. Katakan dimana kau sekarang bodyguard ayah akan datang menjemputmu."

"Coba teeeebbbaaaaakkk dimana aku...." Yena langsung memutuskan sambungan teleponnya.

"Sekarang telfon pacarku." Yena mulai mencari-cari kontak di ponselnya. "Eoh? Pacarku yang mana? Kim Yohan? Atau Choi Yeonjun?"

Yena terdiam sebentar, lalu tersenyum dengan aneh. "Aku ingat, pacarku Kim Yohan dan Choi Yeonjun mantanku. Akan ku telfon keduanya."

Yena menelfon Yohan terlebih dahulu. Tidak perlu menunggu lama panggilannya sudah di jawab oleh laki-laki itu.

"Kau dimana? Aku sudah menunggu di apartemen mu."

"Ya byuntae jelek. Sejak kapan kita pacaran? Kenapa kau tiba-tiba menjadi pacarku?"

"Apa kau mabuk lagi?" Tanya Yohan karena nada bicara Yena terdengar aneh.

"Aku? Mabuk? Ahaha tentu saja tidak."

"Kau dimana? Akan aku jemput."

"Coba tebaaaakkkk..."

"Yena jangan bercanda. Bagaimana kalau ada orang jahat mengikutimu? Perempuan tidak boleh mabuk sendirian."

"Cepat temukan aku." Yena langsung memutuskan sambungan telepon lalu tertawa geli sendiri.

"Sekarang telfon Yeonjun Oppa."

✨♥️✨♥️✨

Yeonjun tengah berada di sebuah restoran mewah bersama Yeji. Bagaimana lagi Yeonjun terpaksa melakukanya karena ia tidak mau menjadi pusat keributan di keluarga kakeknya.

"Yeonjun sshi, apa kau tidak suka makananya?" Tanya Yeji yang menyadari Yeonjun hanya terdiam sejak tadi.

"Ah... Tidak, aku menyukainya." Yeonjun kembali memotong steaknya.

"Syukurlah, aku tidak tahu seleramu jadi aku hanya memilih restoran terbaik di Seoul untuk makan malam kita." Ucap Yeji.

"Seharusnya kau tidak perlu melakukan itu."

"Aku melakukannya karena aku menyukai Yeonjun sshi." Ucap Yeji sambil malu-malu.

"Uhuk!" Yeonjun hampir saja menelan bulat-bulat steaknya.

"Astaga." Yeji langsung memberikan segelas air putih pada Yeonjun.

"Ah terima kasih." Yeonjun langsung meminumnya.

Pacar Sewaan || Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang