16. Kebenaran

771 99 17
                                    

Yena POV

Aku membuka mata dan mendapati diriku tengah tidur di tempat asing yang tidak lain adalah kamar milik Yohan. Jangan salah paham, kami tidak tidur bersama. Semalam Yohan membiarkanku tidur di kamarnya dan dia tidur di sofa.

Aku kembali teringat dengan kejadian semalam. Apa yang kulakukan? Kenapa aku membiarkan dia menciumku? Apa karena sekaleng bir aku jadi mabuk?

"Benar, semua terjadi karena aku mabuk." Ucapku sendirian. "Tidak apa satu ciuman tidak akan membuatku masuk penjara."

Aku terdiam sebentar lalu teringat kalau aku juga membalas ciuman Yohan dan menikmatinya. Astaga... Choi Yena kau benar-benar sudah gila.

"Aaaaa.... Bagaimana caraku menghadapinya setelah ini." Ucapku frustasi sambil menyembunyikan tubuhku di dalam selimut.

✨♥️✨♥️✨

Aku melangkahkan kakiku menuju pantry. Ku ambil sebotol air mineral dan meminumnya. Lalu saat kututup pintu kulkas, sesosok gadis muncul di depanku dengan lingkaran hitam dibawah matanya dan rambut yang sangat berantakan.

"Astaga!" Ucapku hampir saja menyemburkan minuman dalam mulutku.

"Eonni, bisa menyingkir sebentar."

Aku mengangguk lalu mundur 2 langkah. Gadis itu melewatiku dan mengambil semangkuk es krim dari kulkas. Lalu berjalan seperti zombie menuju sofa dan mendudukinya.

"Ya! Kenapa kau makan es krim di musim dingin seperti ini? Kau bisa terserang flu." Ucap Yohan yang baru keluar dari kamar mandi.

"Lebih baik aku flu agar cepat melupakan Minhee." Ucap Adik Yohan sambil menyendok eskrimnya dan memakannya.

"Aku sudah memperingatkanmu. Kalau sakit jangan merengek padaku."

"Kang Minhee brengsek."

Yohan menggeleng, kini matanya beralih padaku yang masih berdiri di depan kulkas. Ia berjalan mendekatiku. Astaga bagaimana ini? Aku merasa canggung.

"Apa tidurmu nyenyak?" Tanya Yohan.

"Uh... Eoh." Aku mengangguk.

"Um... Tukang kunci akan datang ke tempatmu jam 9."

"Gomawo." Jawabku pendek. "Aaaa..aku mau mandi dulu."

Aku langsung berlari menuju kamar mandi untuk menghindari Yohan.

✨♥️✨♥️✨

Author POV

Yeonjun kini tengah berdiri di depan meja kakeknya. Pagi ini kakek Yeonjun memanggilnya ke ruangan pria berusia akhir 60an itu. Yeonjun tidak merasa melakukan kesalahan apapun, tapi kenapa kakeknya menatapnya dengan tajam.

"Apa kau menolak putri tuan Hwang?" Tanya kakek Yeonjun.

Yeonjun terdiam sebentar, "ne." Jawabnya pendek.

"Apa kau bodoh? Karena ulahmu itu perusahaan mereka membatalkan kerja sama mereka dengan kita."

"Tapi, aku sudah membicarakanya baik-baik dengan Yeji. Dan gadis itu tidak masalah."

"Di depanmu dia baik-baik saja, tapi bagaimana kalau ternyata dia merasa direndahkan olehmu? Kenapa kau sangat sulit diarahkan hah?" Omel Kakek. "Seharusnya aku tidak membiarkan Heejun menikahi ibumu berasal dari desa itu. Lihat anaknya menuruni gen dari kelas bawah."

Yeonjun mengepalkan tangannya untuk menahan amarahnya. Selalu seperti ini saat Yeonjun mengecewakan kakeknya. Kakeknya akan mulai merendahkan Ibunya seperti ini. Bahkan Yeonjun rela meninggalkan Ibunya di desa setelah perceraian orang tuanya saat usianya 8 tahun.

Pacar Sewaan || Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang