20. Perubahan

762 90 12
                                    

Pagi ini Yena hanya terdiam sambil memandangi TV nya yang tengah menayangkan acara komedi. Berharap dirinya bisa melupakan kejadian semalam, namun hasilnya Yena masih memikirkan betapa jahatnya dia pada Yeonjun. Yena sendiri tidak menyangka dirinya bisa Setega ini pada mantan tunangannya itu.

Tapi kalau Yena tetap mempertahankan Yeonjun dan membiarkan laki-laki itu menunggunya, sedangkan Yena bersama Yohan bukankah itu malah lebih jahat? Yena tahu sisa waktunya tidak lama lagi dengan Yohan, tapi lebih baik Yena melepaskan keduanya setelah ini. Ya, meskipun nantinya Yohan berhasil membuatnya jatuh hati Yena tetap akan mengakhiri kontraknya. Mungkin itu hukuman yang cocok untuk Yena setelah apa yang dia lakukan selama ini.

"Ya, aku akan menjadi lajang dan fokus pada pekerjaanku." Ucap Yena.

Yena melirik buket bunga mawar yang semalam di bawa oleh Yohan. Gadis itu melangkah mendekati bunga yang tergeletak semalaman di depan pintu.

"Bunganya hampir layu." Yena memungutnya lalu membawanya ke meja untuk di masukan ke vas. "Kalian tidak seharusnya menjadi layu seperti ini."

Yena memasukan satu persatu bunga itu ke vas.

"Apa kalian bisa bertahan hingga sembilan hari kedepan?" Tanya Yena pada bunga itu. Tentu saja tidak ada jawaban, namun Yena menganggapnya itu sebagai jawaban ya.

Gadis itu meraih ponselnya, lalu menekan nomor Yohan. Diletakkannya ponsel itu ke telinganya. Tidak perlu menunggu lama panngilannya sudah tersambung dengan Yohan.

"Yohan, apa kau sedang sibuk?" Tanya Yena.

"Aku baru selesai meeting dengan pihak dari majalah."

"Kau sudah lebih baik sekarang?"

"Bisakah aku menemuimu?"

"Eoh, tentu saja. Aku akan langsung menuju apartemenmu setelah ini."

"Hm."

"Jangan pergi sebelum aku datang oke."

Yena tidak menjawab, lalu mematikan telfonya.

✨♥️✨♥️✨

Tanpa mengetuk pintu Yohan langsung masuk ke apartemen Yena seakan itu tempat tinggalnya. Yohan menghampiri Yena yang tengah duduk di kursi meja makan sambil memandangi bunga yang di bawa Yohan semalam.

"Yena..." Panggil Yohan kini duduk di samping Yena.

"Bunganya sudah tidak segar, makanya aku memasukanya ke dalam vas." Ucap Yena sambil menyentuh kelopak bunga mawar oranye itu.

"Aku akan membelikanmu yang lebih besar dan segar. Kau tidak perlu melakukan ini."

Yena menggeleng.

"Tidak usah beli lagi. Kalau beli lagi bunga yang ini akan sedih. Dia layu lalu di buang dan aku mendapatkan yang baru, bukankah itu terlalu kejam untuknya?" Ucap Yena lalu menunduk. "Aku sudah cukup kejam padamu dan Yeonjun Oppa, aku tidak mau kejam pada bunga ini juga."

"Yena, ini bukan salahmu."

Yena menarik nafasnya, "Yohan, apa kau sibuk hari ini?"

"Kenapa tiba-tiba tanya seperti itu?"

"Bawa aku ke pantai."

"Kalau itu membuatmu lebih baik, aku akan melakukanya."

✨♥️✨♥️✨

Yeonjun kini berada di stasiun kereta. Ya, dia pergi meninggalkan Seoul dan melepaskan dirinya dari keluarga Choi.

Sesuai dugaan, semua kartu Yeonjun di blokir dan kini hanya tersisa beberapa uang tunai di dompetnya. Itulah kenapa Yeonjun memilih membeli tiket kereta menuju kampung halaman Ibunya di Busan. Ia sudah memutuskan untuk berhenti menjadi Choi Yeonjun si Chaebol yang sukses dan selalu menjadi pusat perhatian. Yeonjun mulai sekarang akan menjadi Yeonjun si warga desa biasa, mungkin Yeonjun akan mencoba menjadi nelayan atau bertani di sana. Bukankah itu lebih menenangkan daripada hidup sebagai boneka penghasil uang Kakeknya.

Pacar Sewaan || Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang