13. Kantor polisi

712 93 25
                                    

Yena dan Yohan kini berada di sebuah   restoran daging, setelah seharian pergi bersama.

"Makanlah, kau pasti kelelahan setelah membonceng ku sepanjang sungai Han." Ucap Yena sambil meletakan daging ke piring Yohan.

"Waaahh... Aku merasa diperhatikan sekarang." Ucap Yohan.

"Terserah kau saja." Yena masih sibuk membalik daging yang tengah di panggangnya.

Yohan tersenyum lalu memakan daging itu. Kini laki-laki itu membuka satu botol Soju dan menuangkannya ke gelasnya dan gelas Yena.

"Jangan minum." Yena merebut gelas Yohan yang sudah hampir laki-laki itu minum.

"Ahh wae?"

"Kau kan habis ini menyetir." Ucap Yena.

"Kan bisa panggil sopir pengganti nanti."

"Tidak, usah."

Yena kini malah meminum Soju dari gelas Yohan.

"Jangan mabuk nanti kau hanya membuatku kerepotan."

"Sssttt... Aku tidak mudah mabuk tenang saja."

✨♥️✨♥️✨

Yohan mengantar Yena pulang ke apartement Yena. Keadaan Yena saat ini tentu saja tak sadarkan diri. Perempuan itu bahkan hanya meminum 2 gelas saja dan berakhir seperti ini. Omong kosong dia tidak mudah mabuk.

"Yena... Kita sudah sampai. Ayo bangun." Ucap Yohan sambil menepuk tangan Yena.

Yena tetap tidak menjawab apapun.

Yohan membuang nafasnya kasar, lalu akhirnya ia keluar dari mobil dan menggendong Yena di punggung lalu Yohan berjalan masuk ke dalam lift.

"Yeonjun Oppa bodoh." Ucap Yena dengan mata yang masih tertutup.

"Ya... Aku Yohan bukan Yeonjun."

"Kenapa kau mencampakaknku tapi sekarang memintaku kembali. Dasar laki-laki plin plan."

Yohan hanya terdiam mendengar keluh kesah Yena.

"Rasakan aku sekarang sudah memiliki pacar yang baik dan perhatian padaku. Akan ku buat kau semakin menyesal telah membuang ku."

Mendengar itu Yohan tersenyum penuh kemenangan.

"Tapi Yohan lebih bodoh dari Oppa."

"Eh?"

Yohan kini berjalan keluar dari lift.

"Dia terus baik padaku tapi aku tidak bisa membedakan apa dia sedang akting atau sungguhan. Aku takut kalau-kalau aku jadi menyukaimu tapi kontrak itu sudah berakhir dan aku harus mengembalikan Yohan pada Nona Kim."

Mendengar itu Yohan menghentikan langkahnya. Ternyata ini yang ada di pikiran Yena selama ini. Ah bahkan Yohan sendiri bingung kenapa memperlakukan Yena dengan cara yang berbeda. Yohan pikir semua ini karena Yohan kasihan pada Yena yang dibuang oleh pacarnya tapi apa semua itu benar? Atau ada maksud lain?

"Auh percintaan sialan."

Yohan kini sudah berada di depan pintu unit Yena.

"Yena... Bagaimana cara kita masuk kalau kau tidak memberi tahu kodenya."

Yena tidak menjawab dan masih meletakan kepalanya di bahu Yohan.

"Yena?" Panggil Yohan lagi.

Yena tiba-tiba mengangkat kepalanya dan membuka sedikit matanya.

"Berapa kodenya?"

"Aku beri tahu tapi jangan bilang-bilang Yohan. Dia byuntae yang berusaha masuk apartementku setiap hari."

Pacar Sewaan || Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang