1

6.1K 382 1
                                    

Yogi memasuki kamar putrinya. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam. Mungkin saja Arin sudah tertidur di dalam selimutnya.

Tapi Yogi salah. Baru saja dia membuka pintu. Arin sudah berlari memeluknya sambil menangis. Rambutnya pun acak-acakan

"Papa, Mama kemana sih Pa?" Tanya Arin masih memeluk Yogi. "Aku kangen banget sama Mama"

"Memangnya kamu nggak kangen Papa?" Tanya Yogi sambil mengangkat Arin ke gendonganya. Kemudian dia membawa Arin ke tempat tidurnya.

Arin menggeleng menjawab pertanyaan Yogi.

"Aku nggak kangen tuh sama Papa. Papa kan selalu sibuk. Tapi Mama selalu di rumah nemenin aku" Jawab Arin sewot.

"Kamu udah makan belum?" Tanya Yogi mengalihkan pembicaraan.

Dia terlalu malas jika membicarakan wanita itu. Dia tidak mau sampai melampiaskan kemarahanya kepada Arin yang tidak tau apa-apa.

"Belum Pa" Arin menggelengkan kepalanya sambil mengerucutkan bibirnya dan memainkan dasi Yogi.

"Loh emang Bi Jum nggak suapin Arin?"

Yogi hampir saja bangun untuk menghampiri Bi Jum, pembantu rumah tangga di rumah Yogi. Tapi tangan kecil Arin menghentikanya.

"Aku yang nggak mau Pa. Aku mau disuapin sama Mama" Ucap Arin memohon.

"Udah ya Rin. Sekarang kamu makan. Papa yang suapin" Yogi mencium pipi Arin sayang.

"Aku mau Mama! Mau Mama pokoknya!" Jerit Arin memukuli bahu Yogi.

"Arin !!!" Bentak Yogi sampai Arin terdiam karena terkejut. Biasanya semarah apapun Papanya, Yogi tidak pernah mengeluarkan nada tinggi.

"Kamu makan sekarang. Atau nggak sama sekali."

Arin merangkak turun dari pangkuan Papanya.

"Aku benci Papa! Jangan ngomong sama Arin lagi sebelum Papa bawa Mama pulang. Pasti Mama marah karena di bentak Papa. Makanya Mama nggak mau pulang" Arin mengubur dirinya kedalam selimut bergambar princess nya.

Yogi mengacak rambutnya frustasi. Dia langsung pergi meninggalkan kamar Arin untuk mengambilkan makan malam untuk putrinya. Yogi tidak akan membiarkan Arin tidur dengan perut kosong.

****

Yogi berkutat dengan bahan-bahan masakan di dapur. Arin cukup pemilih mengenai makanan. Dia hanya makan makanan yang di masakan oleh wanita itu atau Yogi. Dan tidak lupa masakan Bi Jum.

Arin juga sangat suka jika makan di luar. Tapi Yogu membatasinya. Karena makanan dirumah lebih sehat. Daripada makanan di luar.

"Papa" Panggil Arin riang.

Yogi tersenyum mendengar nada riang Arin. Masih sambil memotong hati ayam untuk campuran nasi goreng kesukaan Arin. Yogi bertanya pada putrinya.

"Kamu udah laper? Papa bikinin nasi goreng kesukaan kamu" Ucap Yogi.

"Yes! Makasih Papa"

Yogi tersenyum lagi tanpa menoleh.

"Sama-sama sayang" Jawab Yogi.

"Mama bantuin Papa dong biar cepet selesai. Arin udah laper banget nih. Pasti masakan Papa sama Mama enak banget deh"

Yogi menghentikan pisaunya. Dia membalikkan badannya dan mendapati Arin memeluk pinggang Wendy. Sedangkan Wendy terus menatap Yogi dengan mata beningnya.

"Cepet Ma bantuin Papa. Aku tunggu di kamar aja ya. Kalau udah selesai panggil Aku"

Setelah itu Arin berlari meninggalkan Wendy dan Yogi yang berdiri canggung.

Rahasiaku [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang