15

4.2K 310 10
                                        

"Mbak Wendy" Wendy sedikit memutar pinggangnya untuk melihat siapa yang memanggilnya dan meletakan kedua tanganya di bahu Wendy.

Cengiran khas ala Yeri membuatnya tersenyum kecil. Tetapi tidak terlalu ia perlihatkan, mungkin menggoda Yeri sedikit tidak masalah.

"Oh kamu toh. Mau apa Yer?" Tanya Wendy dengan raut biasa saja. Yeri mencebikan bibirnya dan melepas tangannya dari bahu Wendy. Lalu meletakan tangan di pinggang, menatap Wendy yang hanya memberi tatapan polos.

Tadi ia berniat memberikan surprise karena ia baru saja pulang setelah menjalani masa KKN. Dan apa yang Yeri dapat? Wendy terlihat biasa saja. Tidak terharu atau menangis dangdut sambil memeluknya.

"Kalau kesini ya makan es krim Mbak. Nggak mungkin makan Augie" Yeri tertawa melihat Augie memekik kesal, Ia lalu mencomot gelas es krim Wendy.

Wendy mendaratkan pukulan pada punggung tangan Yeri, Tidak keras sih. Tapi Yeri mengaduhnya berlebihan. Dasar sinetron.

"Ah Mbak Wendy pelit banget sih. Yeri kan cuman minta sesendok, Huuuu pelit" Ejek Yeri memeletkan lidahnya. Ia tetap menikmati es krim Wendy yang masih agak banyak. Wendy tertawa pelan.

"Ciyeeeeeeee Mbak Yeri dibelakangnya siapa tuh. Suit.. suit.. kenalin dong Kakak gantengnya sama Arin" Goda Arin menaik-naikan dua alisnya. Ia kembali duduk disamping Wendy, tapi mendengus sewaktu Raymon melempar senyum.

Wajah Yeri memerah, melirik lelaki yang berdiri di belakangnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Lelaki itu merespon dengan tersenyum kecil. Sambil melepaskan topinya. Lelaki itu memperbaiki rambutnya yang agak berantakan.

"Om Juaaaannnnnn !!!!!" Augie berlari menghampiri lelaki yang dipanggil oleh Augie, Om Juan. Ia lalu memeluk pinggang Juan yang langsung mengacak-acak rambut Augie gemas.

"Augie kangen cama Om Juan, Kok Om Juan nggak pelnah main ke cekolah Augie lagi cih. Temen-temen Augie banyak yang cali Om Juan, Kata meleka Om Juan ganteng. Meleka genit yah Om, Jangan mau cama meleka" Dengan gemas Juan tertawa kecil sambil mencubit pipi Augie yang berbinar-binar.

Ditempatnya, Yeri melongo tidak tau harus mengatakan apa. Ia menatap Augie dan Juan bergantian. Kenapa mereka sudah sangat akrab? Apa Yeri ketinggalan kereta.

"Augie jahat.. punya Om ganteng kok nggak dikenalin sama Mbak Arin sih" Arin cemberut melipat tanganya di depan dada. Tapi ia segera meringis dan tertawa cekikikan ketika Yeri memberi pelototan khas nenek lampir.

"Maaf ya Wen, aku udah harus pulang. Masih ada kerjaan" Pamit Raymon ambil melihat arlojinya.

"Hati-hati ya Mas. Makasih juga udah traktir anak-anak aku" Wendy berdiri mengantarkan Raymon sampai di depan kedai.

Yeri menarik tangan Juan lembut supaya Juan duduk, Juan hanya menurut. Pandanganya masih mengikuti gerak-gerik Raymon dan Wendy. Bahkan ia tidak berkedip karena takut ada sesuatu yang ia lewatkan.

Sedangkan Yeri sudah asik mengobrol dengan Arin. Sehingga Juan lebih leluasa memperhatikan mantan Kakak iparnya yang masih sangat dicintai oleh Kakaknya.

Tangan kecil Augie menarik-narik kaos yang dikenakan Juan, Juan gelagapan lalu menatap Augie sambil tersenyum.

"Kok Om Juan ngelihatin Bunda tlus cih" Tanya Augie dan itu membuat Yeri dan Arin menatap Juan curiga. Juan salah tingkah mendapatkan tatapan yang begitu intens dari kedua keponakanya dan teman barunya. Yang sengaja ia dekati hanya untuk dapat dekat dengan Wendy, Arin, dan Augie.

Mungkin terdengar jahat dan memanfaatkan. Tapi segala cara akan Juan lalukan demi amanat Kakaknya.

"Augie mau es krim lagi? Yeri kamu nggak mau pesen, aku yang traktir"

Rahasiaku [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang