Keesokan harinya. Yogi bertekad akan memberitahu maksud kedatanganya kepada Ibu dan Bapak Wendy. Masalah lain akan diurus Yogi belakangan.
Agak serem juga sih kalau membayangkan bagaimana murkanya Pak Tama kalau Yogi menceraikan Wendy. Tapi bagaimana lagi. Yogi merasa sudah tidak ingin bersama Wendy. Mereka sudah tidak cocok.
Apalagi Wendy dekat dengan Taedy. Sial! Mengingat Taedy dia jadi ingin membunuh sahabat dari kecilnya itu. Sudah tau Wendy istri Yogi. Tapi dengan brengseknya, Taedy menyukai Wendy.
Bahkan pernah Yogi mendengar Taedy sempat menyatakan perasaanya. Egonya sebagai laki-laki terluka. Dia sudah dikhianati. Dia tidak akan menerima Wendy kembali apapun alasannya.
"Pa nanti sore kita pulang ya?" Tanya Arin yang tiba-tiba saja duduk dipangkuan Yogi.
"Iya cantiknya Papa. Nanti sore kita berdua pulang"
"Berdua? Mama nggak ikut Pa?"
Yogi melihat wajah Arin berubah sedih. Sejujurnya Yogi kasihan melihat Arin sebentar lagi tidak memiliki sosok ibu. Tapi itu lebih baik.
"Mama jagain Eyang putri sama Eyang kakung disini. Arin kan tau Eyang Kakung udah tua dan sakit-sakitan. Jadi Arin pulangnya sama Papa dulu ya."
"Ahh nggak seru Pa. Nanti Arin main sama siapa dong?"
"Kan ada Papa" Jawab Yogi sambil menyingkirkan rambut Arin yang menutupi wajah cantik putrinya.
Arin semakin menekuk wajahnya. Main dengan Papanya sama saja main dengan patung.
"Yaudah deh Pa. Terus yang antar jemput Arin kalau nggak ada Mama siapa?"
"Arin kamu banyak tanya banget sih Nak. Papa kan bingung jawabnya Nak" Kata Yogi di dalam hati.
Belum saatnya Arin tau kalau Yogi dan Wendy akan bercerai. Itu akan membuat Arin histeris dan kehilangan semangat. Dan Yogi akan menyembunyikan fakta ini sampai Arin sudah dapat menerima Wendy pergi.
"Kan ada Mbak. Nanti Arin sama Mbak ya. Kalau Papa lagi nggak sibuk pasti Papa yang antar jemput. Arin jangan sedih dong" Kata Yogi menangkup pipi chubby Arin.
"Yaudah deh. Tapi sekarang Arin mau main kuda-kudaan. Papa yang jadi kudanya" Arin meringis senang lalu turun dari pangkuan Yogi.
Yeee!!! Ujung-ujungnya Yogi juga yang tersiksa. Arin.. Arin....
*****
4 tahun kemudian...
"Hiks.. hiks.. Bunda aku nggak mau cekolah. Teman-teman Augie di cekolah nakal. Meleka ngatain Augie nggak punya Ayah. Meleka jahat Bunda. Augie nggak mau cekolah lagi pokoknya."
Wendy mengusap wajah anaknya yang berlinang air mata dengan sedih. Ya.. Wendy bercerai dengan Yogi saat dia hamil. Setelah 2 bulan perceraian barulah Wendy tau kalau dirahimnya ada seorang janin.
Selama 3 tahun belakangan ini. Mati-matian Wendy menyembunyikan anaknya dari Yogi. Jika Yogi berkunjung dengan Arin. Wendy akan menitipkan anaknya kerumah Yeri.
Wendy tidak ingin Yogi tau mengenai anaknya. Dia takut Yogi menolak anaknya. Itu akan membuat Wendy sakit hati dan tidak akan pernah memaafkan Yogi.
Sudah cukup air mata yang Wendy tumpahkan untuk Yogi. Meski Wendy masih mencintai Yogi... tidak.. bahkan Wendy masih sangat mencintai Yogi. Tapi dia tidak ingin memohon kepada lelaki itu lagi.
Hidup berdua dengan Augie saja sudah cukup. Karena Ibu Bapak Wendy telah berpulang setelah usia anak Wendy satu tahun.
"Ayah Augie ada kok. Nanti kita pasti ketemu Ayah. Augie yang sabar ya. Augie harus rajin shalat. Berdo'a sama Allah supaya cepat di pertemukan sama Ayah. Ya Augie, jangan sedih dong. Nanti Bunda ikut sedih. Augie mau Bunda sedih?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasiaku [ COMPLETED ]
Romance"Biarkanlah, aku yang menanggung ini sendiri. Ia terlalu larut dalam kecemburuannya pada diriku. Namun, aku sedih ketika dia datang bersama putriku dengan wanita lain sebut saja, kekasihnya . Aku cemburu, tak tau aku harus bersikap seperti apa" - We...