16. Dear diary

3.3K 132 6
                                    

Percuma punya muka cantiq kalau hatinya buriq

~Mark Aurelliano Michael

°°°


11 November 2019

Dear diary, setelah sekian lama berpisah akhirnya aku dipertemukan kembali dengan Shawn, malaikat pelindungku.
Tadinya aku berharap semua akan kembali seperti semula, fisikku yang kuat, memiliki banyak teman, dan tentu saja menjadi pemilik seluruh perhatian Shawn.
Yang ku alami dulu itu, rasanya bahagia sekali.
Tapi sekarang berbeda, kenyatannya dokter memvonis umurku tak akan lama lagi.
Bahkan saat aku tiba disini aku tau Shawn menyukai kakak kelasnya yang bernama Joy.
Rupanya begini rasanya patah hati, tapi bukan aku namanya jika karena hal ini aku menangis dan meratapi nasibku.
Aku pasti bisa mendapatkan Shawn ku kembali, Shawn itu cuma milikku, dia punyaku.

Bella menatap kembali tulisannya, baru kali ini dia menggoreskan kembali tinta di diary berwarna baby blue itu setelah sekian lama ia biarkan tersepuk di rak buku.

Entah kenapa tiba tiba hatinya tergerak untuk membuka diary yang sudah usang karena termakan usia ini.
Ia selalu ingat, ini diary pemberian Mark saat di Kanada.

Dulu, jika ada waktu Bella akan menceritakan semua yang ada di hatinya dan menuliskannya pada buku ini.
Jika dibaca kembali, hampir semua isinya...

Tentang Shawn.

Tentang Bella yang merindukannya, dan masih selalu mengharapkannya walaupun dipisahkan oleh jarak dan tidak adanya komunikasi di antara mereka.
Bahkan sampai tentang Shawn yang sudah berpaling ke Joy.

Jika memikirkan itu Bella teringat dengan Joy, cewek dengan nama yang menurut Bella aneh, tapi memang ia tidak dipungkiri bahwa Joy itu cantik, berbadan tinggi, dan proporsional.

Jelas berbeda dengannya, kalau masalah wajah sih Bella rasa dia cukup cantik, tapi kalau melihat fisik, apa yang bisa dia banggakan?
Tubuh pendek dengan kulit pucat yang selalu terlihat lemah ini membuatnya terkadang merasa iba pada dirinya sendiri.

Huftt.. memikirkan itu semua membuatnya lelah sendiri.
Tapi kejadian tadi pagi membuatnya cukup puas, ia berhasil menghasut Shawn dan tidak menyangka Shawnnya segampang itu untuk di tipu.

Walaupun ia juga kesal, yang namanya di bully mana ada yang enak, terlebih lagi ini hari pertamanya di sekolah baru.

Tok..tok..tok..
Terdengar pintu kamarnya di ketuk.

"Non Bella itu di bawah ada Mark" kata asisten rumah tangganya dari balik pintu.

"Iyaa mbak" Bella rasanya tidak sabar menceritakan semua yang dialaminya kepada Mark, sahabat keduanya setelah Shawn.

Sekarang Mark dan Bella sedang berada di balkon sang tuan rumah.

"Kamu kok tumben ke sini?" Tanya Bella.

"Emang ga boleh? Yaudah deh aku pulang aja" Jawab Mark yang berpura pura merujak. Eh salah, merajuk.

"Eh jangan dong hehe, aku bercanda tau, aku juga sekalian mau cerita nih"

"Cerita apaan? Shawn lagi deh pasti?" Kata Mark menebak, ia sudah hafal dengan sahabatnya yang satu ini.

"Ih tau aja deh" kata sambil Bella menarik hidung mancung Mark.

Mark yang salah tingkah pun mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.
"Jadi kamu sebenarnya mau ngomong apa?"

Bella menceritakan semua perbuatan liciknya pada Mark. Berharap Mark akan mendukung dan mau membantunya.

"Dan Shawn percaya sama semua yang kamu bilang?" Mark bertanya tak percaya.
Bella menganggukkan kepalanya.

"Jadi, Mark mau bantuin aku ga buat nyingkirin Joy dari hidupnya Shawn?"
Tanya Bella yang bukannya mendapat respon baik dari Mark tetapi malah sebaliknya.

"No, pokoknya engga" Mark menggelengkan kepalanya tidak setuju.

Ia tahu Bella menyukai Shawn, tapi seharusnya jangan sampai separah itu bukan?
"Yah kok Mark gitu sih? Bukannya kamu ya yang kasihtau semua info tentang Joy ke aku?"

"Emang sih, tapi kalau kamu ngelakuin hal yang biasa di lakuin pengecut kayak gitu aku jelas ga setuju"

"Kamu ga mau bantuin aku? Oke kalau kamu ga mau bantuin aku mulai sekarang kamu bukan sahabat aku lagi, kamu musuh, musuh aku!"

Mark benci saat ini, di saat sifat egois dan kekanak-kanakan Bella keluar.
Tapi lebih baik ia tidak akur dulu dengan Bella daripada harus membantunya melakukan hal yang dapat melukai perasaan orang lain.

"T.e.r.s.e.r.a.h" ucap Mark penuh penekanan lalu pergi meninggalkan Bella sendirian.

"Sebel sebel sebel!" Bella menghentak hentakkan kedua kakinya guna melampiaskan kekesalannya.

"Semenjak ada Joy semuanya kacau, kenapa sih orang orang lebih bela dia daripada aku?"

Bella membanting dirinya di spring bed empuknya. Dia mengambil foto Joy yang dicucinya sendiri dari kiriman Joy di sosial media.
Lalu mulai mencoreti gambar itu dengan spidolnya yang bertinta merah.

"Liat apa yang bakal aku lakuin sama kamu Joy, liat aja"

Beginilah Bella, jangan menilai orang dari luar saja. Ia yang terlihat lemah dan sopan ternyata memiliki sifat asli seperti ini. Pendendam.

Bella Evana Shaenette 😮

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bella Evana Shaenette 😮

Hehe ga deng bercanda:v cast nya Bella di Chapter berikutnya aja yaa.

°°°

See you 😙

My Childish Boyfriend (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang