Terkadang membedakan mana rasa kasihan dan benar benar sayang itu sulit
~Mark Aurelliano Michael
°°°
Shawn bingung, ia merasa frustasi, di satu sisi ia sangat ingin mengembalikan hubungannya dan Joy agar kembali seperti semula, namun di sisi lain ia tak bisa karena ada Bella juga yang menjadi prioritasnya.
Jika di tanya tentang perasaan, pastilah hatinya memilih Joy mengingat gadis itulah yang menjadi pengganti Bella selama ini.
Tapi entah kenapa Shawn merasa Bella masih lebih baik, polos, dan lebih ceria di bandingkan Joy yang cenderung lebih cerewet.
"Shawn ayo berangkat"
Cowok itu menolehkan kepalanya kebelakang, terlihat Bella yang sudah siap dengan tas ransel pinknya dan mengenakan seragam yang sama dengan Shawn.
"Cantik" kata itu tiba tiba meluncur begitu saja dari mulutnya.
Bella yang mendengar Shawn berkata seperti itu pun langsung tersipu karena malu.
Bahkan Shawn sendiri tidak sadar kalau dia tidak pernah memuji Joy spontan seerti itu.
Hari ini hari pertama Bella bersekolah di tempat yang sama dengan Shawn dan juga Mark dan tentu saja dengan Joy juga.Menaiki Dilan, mobil kesayangannya mereka berdua berangkat menuju sekolah.
Saat memasuki sekolah pun Shawn selalu menggenggam tangan gemulai milik Bella, membuat semua mata tertuju pada mereka, di sertai gosip gosip yang mulai bermunculan.
Di tambah lagi paras cantik Bella yang tak dapat di pungkiri membuat cowok maupun cewek yang melihat mereka akan langsung berpikiran sama.
'Cocok'Bukan tanpa alasan Shawn seperti ini, kata kata ibu Bella kemarin selalu terngiang di kepalanya bahkan menjadi beban pikirannya.
"Penyakit Bella sudah mencapai stadium akhir Shawn, bahkan dokter bilang bisa jadi umurnya ga akan lama lagi, tante berharap kamu bisa bikin Bella bahagia di hari hari terakhirnya"
Dan ibunya Bella pun mengatakan itu saat Shawn sedang di luar, Bella sama sekali tidak mengetahui percakapan mereka.
Saat berjalan pun Shawn bisa dengar bisikan bisikan para murid yang membicarakan mereka, mulai dari yang merasa iri, sampai yang menceritakan betapa beruntungnya perempuan yang sedang bersamanya ini.
"Siapa lagi nih cewek?"
"Berarti rumor kalau Shawn suka mainin cewek itu bener dong"
"Pengen dong gue jadi yang di sebelahnya itu"
"Baru putus udah dapet yang baru aja"
"Engga dia, engga mantannya emang sama"
Shawn tau Bella mendengar itu semua, ia tau Bella mengerti dan pura pura menulikan telinganya, sama seperti dirinya.
"Are you okay?" Tanya nya memastikan.
Bella hanya mengangguk dan membiarkan Shawn pergi ke kelasnya.
Kelas mereka memang berbeda, walaupun satu angkatan itulah yang membuat Shawn lebih khawatir lagi.
°°°
Joy izin dengan gurunya untuk pergi ke toilet sendiri, Mina dan Hani sudah menawarkan diri menemaninya.
Di rasa tak perlu Joy pun pergi sendirian.Gadis itu mencuci wajahnya di wastafel, menghilangkan segala rasa suntuknya.
Kening Joy berkerut mendengar keributan dari bilik paling ujung.Joy mendekati bilik itu, dalam hati ia mewanti wanti apakah hantu toilet benar benar ada? Perasaan tadi tidak ada yang masuk.
"Lo ga usah sok kecakepan deh, lo gak liat tuh bibir pucat, kulit lo juga udah kayak mayat hidup tau ga" terdengar suara marah seseorang di dalam sana.
"Hiks.. Salah aku apa?"
Ada dua orang di toilet yang ini!"Salah lo, hmm apa ya? Intinya gue benci liat lo" suaranya beda lagi, ya ampun sebenarnya ada berapa orang di sini?
Tapi sepertinya ini pembullyan, dan Joy harus mencegah yang seperti ini.
Ia membuka pintunya dan melihat tiga orang perempuan yang juga terlihat terkejut melihatnya.Satu diantara mereka terduduk di sudut ruangan, dengan mata sembab habis menangis.
"Kalian bully dia hm?" Joy melipat kedua tangannya di dada.
"Kalo iya kenapa? Lo mau apa?"
Joy memang tak kenal mereka, tapi ia sering melihat dan yang ia tau mereka itu adik kelasnya."Jaga omongan lo dong, masih jadi adek kelas belagu lo pake ngehakimin orang segala lagi"
Tapi temannya yang satu lagi malah mendorongnya tanpa perasaan sedikit pun.
"Oh lo kakel? Tapi maaf ya kak ini urusan kita jadi kakak sama sekali ga berhak ikut campur"
Salah satu dari mereka menahan kedua tangan Joy lalu yang satunya sudah bersiap hendak menjambaknya, tapi gadis yang di bully itu menahan tangannya ia berniat membantu Joy.
Dan Joy tau ini kesempatan bagus, ia berhasil melepaskan cengkraman adik kelasnya itu kemudian menendang tulang kering siswi yang berambut kecoklatan membuatnya berteriak kesakitan.
Temannya yang berusaha membantu namun tamparan mau Joy mendarat di pipinya.Melihat mereka sedang lengah Joy menarik kerah mereka dan memperingatkan.
"Kalau kerjaan kalian cuman bisa ngebully orang yang lebih lemah, lebih baik ga usah sekolah, oh iya dan gue minta lo berdua belajar sopan santun" katanya menghempaskan mereka membuat kedua cewek itu terhempas ke dinding.
"Ayo kita keluar dari sini" ia menggenggam tangan adik kelasnya yang di bully itu, yang tanpa ia ketahui kalau itu adalah Bella, orang yang selama ini hanya ia ketahui namanya namun ia selalu merasa orang bernama Bella itu adalah penghancur hubungannya dan Shawn.
Joy menarik tangan adik kelasnya itu, ia berniat menenangkannya yang masih terisak.
Tatapan sinis orang orang tak terelakkan, pasti mereka berpikir Joy yang membuatnya menangis.Tapi langkah mereka di hentikan oleh seseorang.
"Tunggu"
Kedua perempuan itu menoleh mendapati Shawn ada di sana."Bella kamu kenapa nangis, siapa yng berani bikin Bella nangis?"
Bella diam tak berkutik.Joy mematung tak menyangka, ternyata yang ia tolong itu orang yang paling dia benci.
Tapi Joy harus menjelaskan ke Shawn bahwa bukan dia yang membuat Bella menjadi seperti ini."Shawn tadi Bella.."
Joy memberhentikan ucapannya dan menatap nanar Shawn dan Bella yang melenggang pergi meninggalkannya begitu saja.
Dia tidak sadar ada orang lain yang memperhatikan drama yang tidak sengaja mereka timbulkan.
°°°
See you 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Boyfriend (completed)
Teen FictionShawn Alexander Michaels, seorang siswa tampan nan populer menyatakan cintanya pada Na Joyi Kimberly, sang kakel yang notabenenya hanya murid biasa. Shawn dengan gaya badboy nya mampu membuat para kaum hawa terhipnotis tak terkecuali Joy, tetapi sia...