Lemah itu bukan berarti tak bisa berbuat apa apa
~Bella Evana Shaenette
°°°
Shawn masih berusaha menenangkan Bella yang masih terisak dan mungkin masih trauma dengan kejadian yang dialaminya bersama Joy. Yang bahkan dia sendiri bahkan tidak tahu apa yang terjadi.
"Bella takut, Bella mau pindah sekolah aja hiks" air mata masih membanjiri pipinya.
"Bella ga perlu takut, ada Shawn di sini oke! Shawn janji bakalan selalu ngejaga dan ngelindungin Bella, sekarang Bella tenang dulu" Shawn menyemangati Bella.
"Nanti kalau udah siap buat cerita Bella bisa curhat kapan aja ke Shawn" sambungnya lagi lalu mengusap pipi Bella yang terkena air mata, terlihat sekali ketulusan di mata Shawn.
Terlebih jika ia mengingat apa yang telah Bella lakukan padanya dulu.
Beberapa tahun lalu...
Shawn kecil selalu di bully oleh teman teman di sekolahnya, lantaran dirinya memiliki fisik yang lemah.
Selalu datang ke sekolah dengan wajah pucat, dan selalu menolak jika ada yang mengajaknya bermain bola, atau bermain permainan bocah laki-laki pada umumnya.Ia hanya bisa menatap gerombolan anak laki-laki yang dengan asyiknya bermain bola. Ingin rasanya bergabung dengan mereka, tapi ada daya kondisinya tidak mendukung.
"Shawn ayo main" ajak Rangga, teman sekelasnya yang bertubuh paling bongsor diantara mereka.
Shawn hanya bisa menggeleng lemah, tubuhnya terasa lemas sekali hari ini, di tambah panas matahari yang bisa Shawn pastikan sangat terik di luar sana.
"Huuu dasar kamu emang penakut" hardik Rangga lagi.
Bella tiba tiba datang ke antara mereka mencoba menengahi perdebatan dan membela Shawn.
"Udah Rangga, kamu selalu aja gangguin Shawn apa sih untungnya buat kamu?"
"Emang kalau aku senang ngeganggu Shawn kamu mau apa?" Rangga menarik telinga Shawn membuat Shawn mengaduh kesakitan.
"Ih udah" Bella mencubit lengan Rangga membuat anak bertubuh besar itu jengkel dan menjambak rambut Bella.
Bella menangis keras, mengambil alih perhatian seisi kelas.
Semua murid mengerubungi Bella, penasaran dengan apa yang terjadi."Bella kenapa nangis?"
"Gara gara siapa?"
"Bella diapain?"
"Udah udah jangan nangis lagi dong"
"Panggil Bu guru dong sana" seorang anak perempuan menyuruh temannya yang lain memanggil Bu Vivi, wali kelas mereka saat itu.
Tak lama Bu Vivi datang, Bella menceritakan semuanya, Rangga yang terbukti bersalah waktu itu akhirnya di marahi.
Terlihat anak anak perempuan berkerumun menenangkan Bella yang masih terisak, mungkin bekas jambakannya masih terasa sakit.
Entah kenapa Shawn merasa iba.Kenapa Bella tiba tiba membelanya bahkan ia tidak tahu, selama ini Bella bahkan jarang bertegur sapa dengannya meski mereka sekelas.
Bel pulang berbunyi, beberapa siswa terlihat membereskan buku dan alat tulis mereka. Lagi, Bella menghampiri Shawn.
"Shawn ayo pulang bareng"
"Kok?" Shawn heran.
"Kamu ga tau? Sekarang kita tetangga-an, aku pindah ke rumah kosong di sebelah rumah kamu itu" Jelas Bella.
Shawn mengangguk paham, jadi itu alasannya, apa selama ini ia sebegitu tertutupnya sampai tak tahu ada tetangga baru?
Shawn akhirnya mengikuti ajakan Bella untuk pulang bersamanya.Sejak saat itu, selalu ada Bella di sisi Shawn, hanya Bella yang menemaninya, melindunginya layaknya seorang kakak, bahkan tak peduli jika dirinya tersakiti.
Di rumah dan di sekolah pun Shawn selalu bersama Bella.
Mereka... Bersahabat sangat dekat sejak saat itu bahkan sampai sekarang.°°°
Setelah beberapa saat, Bella mulai menghentikan tangisannya. Dan tanpa di minta ia mulai bercerita.
"Tadi aku izin ke toilet dan di sana aku ketemu perempuan itu yang kayaknya kakak kelas, dia... Dia... Hiks..." Bella mengeluarkan air mata buaya nya. Shawn yang sudah tersulut emosi memaksa Bella menceritakan semuanya.
"Dia ngapain kamu? Bilang Bel, bilang!"
"Dia bilang aku sok cantik, katanya aku ga boleh Deket Deket Shawn dan ga boleh deketin siapapun di sekolah ini"
Bella, menceritakan apa yang dilakukan teman sekelasnya terhadapnya, tapi memakai nama Joy, seolah olah dialah yang bersalah.
Bahkan menambah nambahkan hal yang sebenarnya tidak terjadi.Shawn mengepalkan tangannya, ia tidak menyangka Joy bisa senekat itu, Bella tidak mungkin berbohong, ia sudah paham sifat Bella sejak dulu.
"Ini yang terakhir, aku ga akan biarin siapapun, siapapun termasuk kak Joy, nyakitin kamu lagi ini bakal jadi yang terakhir.
Bella diam diam tersenyum penuh kemenangan, ini yang ia mau, membuat Shawn membenci Joy, ia tahu siapa Joy, apa hubungannya dengan Shawn dulu bahkan sampai wajahnya pun ia kenali.
Mark memberitahu semuanya, semua tentang Joy, Bella tidak akan membiarkan Joy merebut Shawn darinya.
Shawn hanya miliknya, sekarang dan sampai selamanya, HANYA MILIKNYA."Iya Bella percaya sama Shawn, makasih selama ini selalu jagain Bella" Ucapnya sok baik padahal dalam hatinya Bella bersorak senang.
"Liat aja kalau kak Joy gangguin Bella lagi, aku ga bakal diem aja"
Shawn berkata setengah berbisik sehingga Bella yang mendengarnya bertambah senang.°°°
PS: jangan lupa share ceritanya ke temen temen kalian
See you 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Boyfriend (completed)
Fiksi RemajaShawn Alexander Michaels, seorang siswa tampan nan populer menyatakan cintanya pada Na Joyi Kimberly, sang kakel yang notabenenya hanya murid biasa. Shawn dengan gaya badboy nya mampu membuat para kaum hawa terhipnotis tak terkecuali Joy, tetapi sia...