"Huahh--" teriakan keras dari taman sekolah itu membuat siapa saja pasti akan kaget bukan main.
"Jisoo kemarilah, aku mau minta tanda tanganmu!" seorang lekaki berbadan tegap itu berlari dan mengejar Jisoo.
"Hentikan! Jangan mengikutiku!" balas Jisoo sambil berlari.
"Lucas hentikan jangan buat orang-orang mengejarku juga!" teriak Jisoo histeris.
Jisoo mencoba berlari dari gerombolan anak laki-laki itu. Yang memulainya adalah Lucas dan Mark lalu mulai menyusul juga June dan Chanyeol.
"Jadi ini yang Seokjin rasakan setiap hari? Dikejar oleh banyak fans? Wah ternyata melelahkan sekaligus tidak enak sekali huh!" Jisoo membatin sendiri dan mencoba berlari sekencang mungkin.
"Hey Jisoo tunggu! Ayolah minta tanda tanganmu saja ah dan juga sebuah pelukan tentunya." ucap June dengan senyum mesumnya.
Saat Chanyeol si tinggih disekolah ini hampir menarik tangan Jisoo segera seorang lekaki menariknya lebih dahulu dan menghalang lelaki itu untuk menyentuh Jisoo.
"Kau sentuh dia seinci maka nyawamu akan berkurang satu." kata lelaki itu dingin membuat Chanyeol dan siswa laki-laki yang lainnya menciut.
"Kau sendiri beraninya menyentuh tuan putri Jisoo kami Seokjin!" Teriak June tanpa gentarnya.
"Karena hanya aku yang boleh menyentuhnya! Kau hanya remahan roti seperti upil! Jadi menyingkir saja!" kata-kata Seokjin barusan terdengar kasar sekali tapi cukup masuk akal.
"Ya! Beraninya kau dasar bahu lebar!"
"Itu sebuah kelebihan pabo!" larat Lucas cepat dan segera menarik June dan yang lainnya menjauh dari Seokjin dan Jisoo. Kelihatannya Lucas tidak suka keributan.
"Gumawoyo Seokjin- ah." Jisoo mengangguk sambil mengucapkan kalimat terima kasih namun sayangnya Seokjin hanya menatapnya dengan tatapan acuh tak acuh.
"Hmm, baiklah ayo kita harus cepat ke kelas. Matematika menunggu."
****
Hari yang benar-benar melelahkan bagi Jisoo. Disekolah berusaha berlari dari hanyak fans. Bahkan juga di toko roti ini sekali pun.
Setelah selesai sekolah Jisoo langsung pergi ke tempat kerja paruh waktunya, tapi toko roti lily cake mendadak ramai dan semua itu karena Jisoo bekerja disini. Semua orang sudah tahu dimana Jisoo bekerja jadi banyak sekali anak SMA laki-laki yang rela-rela mengantri diluar demi melihat Jisoo.
"Ah yang benar saja, tokonya penuh!" Seokjin berjalan dari arah rumahnya sambil mengandeng buku matematika dan berniat belajar bersama Jisoo.
Seokjin dapat melihat kesibukan Jisoo dari kaca toko. Gadis itu tidak hentinya melayani pembeli dan memasukan uang dalam mesin kasir.
Seokjin lantas bergerak cepat lalu masuk ke dalam toko tanpa takut sedikit pun karena semua orang malah membuka jalan untuknya.
Seokjin lantas mengambil celmek ungu kotak-kotak dan topi lalu segera berdiri disebelah Jisoo.
"What?" Jisoo bertanya heran saat tiba-tiba saja Seokjin malah sudah berdiri disebelahnya.
"Kau pasti kesulitan. Seharusnya kau bersyukur aku bantu, sudah kau katakan saja apa yang harus aku lakukan dan aku akan mengerjakannya." celetuk Seokjin lagi dan membuat Jisoo makin heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Poor And The Rich (JinSoo)
FanfictionKim Seokjin, lelaki kaya dan memiliki orang tua yang cukup berpengaruh di dunia. Namun hal itu membuat dia sombong dan besar kepala. Apa pun yang dia inginkan harus terpenuhi, ya SEMUANYA. Kim Seokjin sangatlah terkenal di SMA-nya dan sangat disegan...