Jibsa hanya menyandarkan tubuhnya diantara batang pohon. Malam sudah merambat masuk tapi wanita itu tetap masih betah diluar
Kencannya dan Changwook hari ini berjalan sempurna. Setelah ungkapan mengejutkan dari Changwook tadi ada telpon masuk sehingga Jibsa tidak sempat menjawab pertanyaan dari lelaki itu.
Changwook buru-buru mengantar Jibsa pulang dan bergegas pergi ke kedai ramyeonnya ditengah kota, katanya kedainya sedikit terbakar.
Sesampai di rumah wanita itu segera berjalan menuju dapur dan minum seteguk air. Kerongkongannya sepertinya kering.
"Hahhh--" Jibsa menghelang nafas berat, mencoba untuk tegar.
Kejadian sungai han tadi itu bisa dibilang apa? Keberuntungan atau malapetaka?
"Apa yang harus aku lakukan?" gumam Jibsa lirih. Disandarkannya tubuhnya didinding lalu dia pun terduduk disidut ruangan.
"Jaewook, aku tidak mau menghianatimu." Mata Jibsa mulai berkaca, lalu kepalanya pun tertunduk dan tangannya pun mulai melipat kakinya sendiri.
"Tapi aku juga mencintai Changwook saat ini hiks hiks, eothoke?"
****
"Seokjin, bisa bantu Mama?" Jihyun turun dari lantai dua, lebih tepatnya turun dari balkon kamarnya.
"Membantu apa?" tanya Seokjin pada akhirnya.
"Bisa kau jemput Jisoo? Ada produk sekolah dari perusahaan kita dan Mama rasa dia cocok menjadi modelnya." permintaan Jihyun itu sontak membuat Seokjin tertohok.
"Kenapa harus Jisoo?"
"Visual dia sangat natural dan cocok, dia juga anak sekolah, jadi apa salahnya?"
Seokjin mendengus mendengar penjelasan Jihyun lalu melirik sekilas orang tuanya itu. "Kenapa tidak aku saja yang jadi modelnya?"
Jihyun gemas sendiri melihat tingkah putranya itu, wajahnya kelihatan tak suka dengan rencana darinya itu. Apa Seokjin cemburu karena Jihyun sekarang lebih dekat dengan Jisoo?
"Promosi kali ini akan dilakulan oleh kau dan dia." Mata Seokjin seketika berbinar lalu dia pun segera menggelengkan kepalanya.
"Ah begitu rupanya, arraseo aku akan menjemputnya." Seokjin segera mengambil kunci mobilnya lalu menuju garasi mobil yang jumlah mobilnya tidak terhitung lagi.
Sedangkan Jihyun mengernyitkan dahinya sendiri, nampak heran. "Dia kelihatan cemburu saat tahu Jisoo akan menjadi model untuk produk baru ini, tapi setelah tahu dia dan Jisoo akan melakukan promosi bersama kenapa dia malah berbinar?"
****
Seokjin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, memotong setiap jalan agar sampai ditempat tujuannya, toko roti lily cake, tempat Jisoo bekerja.
Seokjin memarkirkan mobilnya lalu segera masuk ke dalam toko, membuat beberapa pengunjung memfokuskan pandangan pada lelaki tampan itu.
"Wah lihat anak SMA itu."
"Iya, padahal baru SMA tapi badannya sudah tinggi menjuntai, mengejutkan sekali."
"Dia sangat tampan oh astaga. Tak apa kalau aku jadi noonanya bahkan menikah dengannya, cinta itu tidak memandang umur bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Poor And The Rich (JinSoo)
FanfictionKim Seokjin, lelaki kaya dan memiliki orang tua yang cukup berpengaruh di dunia. Namun hal itu membuat dia sombong dan besar kepala. Apa pun yang dia inginkan harus terpenuhi, ya SEMUANYA. Kim Seokjin sangatlah terkenal di SMA-nya dan sangat disegan...