Jibsa menghelang nafas panjang seraya tersenyum lebar menatap pemandangan didepannya ini. Taehyung dan Jisoo nampak selesai mengerjakan tugas dan tertidur akibat angin yang melandai.
Posisi tidur mereka pun nampak sedikit unik, Jisoo yang memeluk erat lengan kiri Taehyung sedangkan Taehyung nampak biasa-biasa saja menanggapinya dan tetap tidur.
"Aigoo dasar anak remaja." Gumam Jibsa lirih sambil mengambil selimut untuk menyelimuti mereka berdua. "Aku jadi ingat saat SMA dulu, selalu mengerjakan tugas bersama Jae Wook dan Chang Wook, ahh kenapa juga nama belakang mereka mirip? Untung wajah mereka tidak mirip." Jibsa kembali terkekeh dan mengingat-ingat memori saat SMA dulu. Susah untuk Jibsa memilih antara Jae Wook atau pun Chang Wook karena mereka adalah teman.
'Tok tok tok'
Bunyi pintu diketuk dan membuat Jibsa terkesiap untuk membukanya.
"Jibsa," seketika rasanya ada sengatan listrik saat lelaki itu memanggil namanya, Chang Wook datang ke rumah Jibsa membawa sebuah bungkus.
"Ini dirumah aku punya banyak, tapi aku tidak bisa mengolahnya jadi kau saja ya yang membuat kimchnya." ujar Chang Wook sembari memberi bungkusan yang dia bawa. "Setelah jadi nanti kita bagi setengah ya agar adil, baiklah aku pulang dulu."
"Tentu aku akan mengantarnya ketika jadi nanti." Jibsa tersenyum lebar daj wajahnya agak merona lalu Jibsa pun masuk ke rumah untuk mulai memasak.
"Taehyung, kau sudah bangun rupanya." Jibsa kembali tersenyum saat mendapati Taehyung yang mengucek matanya pelan sambil membersihkan air liur disekitar mulutnya.
"Astaga sudah malam ya. Aku harus pulang Bi." Taehyung melepas tangan Jisoo pelan-pelan dari lengannya dan menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya.
"Kau tidak makan malam disini?" Jibsa selalu bertanya hal ini jika Taehyung selalu pulang malam dari rumahnya karena dirumah Taehyung sendiri tidak ada siapa-siapa.
Taehyung sudah yatim sejak SMP, Ibu dan Ayahnya meninggal dalam kecelakaan pesawat. Bagaimana cara Taehyung hidup? Mudah saja, orang tuanya merupakan pengusaha dan dia mendapat sebagian dari saham dan warisan, lalu maskapai pesawat juga bertanggung jawab atas kerugian yang didapat dan satu lagi, orang tua Taehyung sudah menyiapkan asuransi sehingga Taehyung dapat bertahan hidup sejauh ini.
Taehyung punya paman dan bibi tapi dia tidak mau merepotkan mereka sehingga Taehyung hanya tinggal sendiri dirumah peninggalan orang tuanya.
"Aku rasa tidak usah Bi, sekarang benar-benar larut aku harus pulang, dan sampaikan salamku pada Jisoo ya. Kelihatannya dia tertidur dengan lelap, aku tidak tega membangunkannya untuk berpamitan." Akhirnya Taehyung pun segera mengemas buku dan membawa projek sainsnya dan pergi meninggalkan rumah Jisoo.
"Hati-hati dijalan Kim Taehyung."
"Tentu Bi."
Jibsa memandangi kepergian Taehyung dan tersenyum simpul. "Aku harap Taehyung dan Jisoo bisa menjadi sepasang kekasih. Ahh beruntung sekali kau Kim Jisoo, kau punya orang yang menyukaimu sepenuhnya dan aku berharap hanya satu. Aku sangat tidak ingin kau terikat cinta segitiga seperti aku dulu, sungguh rasanya tidak enak."
Jibsa lantas pergi ke dapur dan kembali memasak.
Setelah masakan sudah selesai Jisoo pun terbangun karena bau dari makanan yang sangat enak lalu tidak lama Chang Wook juga datang.
"Chang Wook Ahjussi, ayo makan dirumah kami saja." Jisoo menarik tangan Chang Wook dan Jibsa hanya menatap sendu.
"Jisoo-ya, sopanlah dengan Chang Wook." tegur Jibsa cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Poor And The Rich (JinSoo)
FanfictionKim Seokjin, lelaki kaya dan memiliki orang tua yang cukup berpengaruh di dunia. Namun hal itu membuat dia sombong dan besar kepala. Apa pun yang dia inginkan harus terpenuhi, ya SEMUANYA. Kim Seokjin sangatlah terkenal di SMA-nya dan sangat disegan...