Seokjin dan Jisoo berada di gudang belakang sekolah, berdekatan dengan rumah kaca tempat anak-anak meneliti tumbuhan.
"Apa yang mau kau lakukan Seokjin? Pak Siwon akan masuk sebentar lagi." Jisoo mencoba melepaskan genggaman tangan Seokjin dari tangannya namun cengkraman lelaki itu terlalu kuat.
"Itu tidak penting." jawabnya dengan nada ketus.
"Tentu hal itu penting! Nilai fisikaku akan menjadi taruhannya. Dan lagi kenapa kau mengatakan pada orang-orang kalau kita berpacaran? Kau gila ya?!" Jisoo melotot tajam, mencoba mencari cela apa alasan Seokjin sehingga berani mengatakan bahwa mereka berpacaran?
"Itu untuk menyelamatkanmu, kau pikirkan saja, kalau orang disekolah tahu kita berpacaran maka itu akan meminimalisir terjadinya kejar-kejaran dipagi buta. Kau mau dikejar terus? Badanmu itu sudah cungkring alias kurus kering, nanti malah jadi seperti lidi kau mau heh?" perkataan Seokjin cukup masuk akal dan tidak bisa membuat Jisoo membantah lagi.
"Ta-ta-tapi, kau tahu kalau fansmu bisa saja mencelakaiku." dan sanggahan dari Jisoo membuat Seokjin cukup tertohok.
"Kalau ada yang berani menyakitimu maka dia akan berhadapan denganku."
Deg
Seketika jantung Jisoo berdeguk cepat. Apakah Seokjin tidak salah bicara? Kenapa dia malah mau melindungi Jisoo? Padahal mereka selama hampir satu semester di kelas satu ini tidak ada akur-akurnya.
"Wae? Kenapa kau mau melindungiku? Membantuku ditoko tempat aku bekerja, membantu menutupi pekerjaanku, dan kau selalu ada saat aku kesulitan, apa alasanmu Seokjin?" Jisoo tidak tahan lagi. Rasa ingin tahunya membuat dia bertanya banyak hal pada lelaki itu.
"Entahlah, akal sehatku sudah hilang. Aku memang tidak jelas kau tahu bukan? Tapi kau juga ikut tidak jelas." entah apa tapi kelihatannya yang tidak jelas adalah perkataan Seokjin.
"Sudahlah, intinya kita pura-pura pacaran saja demi keselamatanmu sampai iklan seragam sekolah itu bisa selesai dijalankan. Jangan banyak bertingkah atau membantah, arrachi?" Jisoo terkaget sendiri, kepentingannya? Kelihatannya Seokjin juga punya kepentingan namun apa?
"Jadi kita akan membuat sebuah kebohongan?"
"Hmm"
"Baiklah jika sudah bicaranya ayo kembali ke kelas, bisa-bisa Pak Siwon akan menghukum kita."
Seokjin dan Jisoo pun berjalan menuju kelas yang lumayan jauh jaraknya namun saat sampai dikelas...
"Kalian berdua dari mana?" tanya Pak Siwon tidak ada ramah-ramahnya.
"Kalau mau pacaran pulang sekolah kan bisa. Hah kelihatannya kalian tak sabaran ingin pacaran ya, ambil jaring serangga dan sapu lidi di gudang lalu bersihkan kolam, ambil daunnya menggunakan jaring penangkap serangga itu dan sapu daun yang didekat kolam." perintah pak Siwon cepat.
"Wae?!" ucap mereka serentak tanda protes.
"Tidak mau? Kalau begitu nilai kalian akan bapak kurangi." ancam pak Siwon tak main-main
"Jangan pak, aku mau aku mau!" Jika bersangkutan dengan nilai maka Jisoo akan melakukan segalanya.
"Cih sialan! Mengancam menggunakan nilai lagi! Dasar orang tua!" Seokjin malah mengomel sendiri dihati kecilnya namun mau tak mau menurut saja.
Akhirnya kedua orang itu pergi lagi ke gudang untuk mengambil barang yang dimaksud lalu pergi menuju kolam.
Seokjin memilih mengambil dedaunan dikolam dan Jisoo menyapu sekitaran kolam. Seokjin memilih hal yang tepat karena tahu Jisoo pobia kolam karena tidak bisa berenang apa lagi tinggi kolam itu mencapai dua meter.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Poor And The Rich (JinSoo)
Fiksi PenggemarKim Seokjin, lelaki kaya dan memiliki orang tua yang cukup berpengaruh di dunia. Namun hal itu membuat dia sombong dan besar kepala. Apa pun yang dia inginkan harus terpenuhi, ya SEMUANYA. Kim Seokjin sangatlah terkenal di SMA-nya dan sangat disegan...